Minggu, 31 Mei 2009

Kembang Api Anak Dasan

Hanya ada satu kesan setelah membaca tulisan-tulisan Hazairin Junep, luar biasa impressive. Bila anda adalah orang Sasak atau pernah hidup di gumi Sasak beberapa dekade yang lalu, buku ini akan membawa anda kembali menyusuri lorong-lorong waktu di sudut-sudut Lombok yang belum sempat tertorehkan dalam sejarah. Dan bila anda adalah orang Sasak atau sekarang tinggal di Gumi Sasak, maka indahnya bahasa dalam tulisan tulisan “sang pengelana” ini akan sejenak menghentikan segala hiruk pikuk aktifitas anda untuk sejenak merefleksikan akan segala fenomena yang ada di bumi Seribu Masjid ini.

Bahasanya yang jenaka mengalir bagai rentetan kembang api hingga kejadian-kejadian di masa kecil dan remaja penulis itu terasa begitu hidup dan nyata, sehingga pembaca yang sedang bermuram durja dijamin akan tersenyum-senyum sendiri. Namun pada saat bersamaan, pembaca juga akan dengan serta merta menangkap makna dan pelajaran dari setiap peristiwa itu untuk diproyeksikan pada masa kini.

Kecintaan dan kepedulian penulis pada tanah kelahirannya tergambar jelas dari bait-demi bait yang ia untai di setiap tulisan. Gumi yang telah menjadikannya seperti sekarang dengan sejuta persoalan dan masalah yang dihadapi penghuninya sangat menyita perhatian penulis. Masalah kemiskinan dan kebodohan yang kian membelit di Lombok hingga masalah degradasi moral coba di petakan di depan pembaca dengan gaya yang mampu mengajak pembaca untuk sejenak terpekur dan memikirkan apa yang bisa diperbuat untuk kemaslahatan orang banyak.

Buku ini adalah bacaan wajib bagi anak bangsa Sasak dan semua orang yang memiliki keperdulian atas kemajuan masyarakat Sasak.

Brisbane di hari pertama musim dingin,
1 Juni 2009,
Nurul Hilmiati
Sedang menyelesaikan Doktornya di Australia

Sabtu, 30 Mei 2009

Lox Mosot Pineng

(Komunitas Sasak) Mar 4, 2008 11.21 pm

Wahne si ulex belombok Lox Mosot jari dengan ngambar. Kebiasaanne
nggelidung nggelamang wah ndexne bau te jerax. Marax dengan sakit wah
teparan stadium 4 ntanne, six ketatalan lalox jari mentri kleder.

Semingu lex dasan plaine ojox Mentaram, milu lex adine semingu, plaine
tulak bedasan. Semeton jarine ngome bilang ne bekedah marax kanax kodex.
Mangan kareng nebelot, tindox semele melene jangke sembayang doang ndexne
pati lakonang.

Akhirne, sang berkat doan dengan luex jage, Lox Mosot ngendeng
sangkep gen ngeraosang niatne jax pensiun jari dengan mosot, suwe suwe
bedowe ye ilax, ruen. Jari mupakatlah keluarge nurutang kemelex lox Mosost ino.

Oh, gamax ke solah dengan nine sax lamarne six Lox Mosot , ndarax
bedugax kewanenne ngelamar bebalu paling inges lex Tanax Selaparang,
wah ke begulah lex mbe juax lex slapux gumi paerte ndex ke wah gitax
sax inges marax ino.

Bebalu ino te sebut bae Le Peri Lax, marax bidadari pedahal wah bedue
anax dedare, anakn ndah mirip six inaxn. Anakn te sebut Le Su Jen.
Jari kocap cerite Lox Mosot wah beseninax Le Peri Lax, jari ngkahne
mosot otomatis menoh!. Bilang jelo kemos doang Lox Mosot. Lagux meno
timaxne wah bedue bidadari ndarax batur ngkah kelekn Mosot! Kembexn
jage, sang wah tepatenang lex Depkumham jage aranne no.

E gamax, lima taon wah sino, ribut marax lindur, berembe jage ntan ne
mulai. Anak terexn, Le Su Jen, tersena lex amax Lox Mosot, te aranin
bae Lox Dundang. Toax toax kaok amax lox Mosot no, tao tao merarixne
kance dedare sino.

Ape ruen Lox Mosot, nane jax, selebung batu belex wah kedung yax te
kembex ongkatne. Ngene ongkat ceritan Lox Mosot: " Seken pineng aku
neh!, beduengke anak sekex".

"Jari anakke ne kan besemeton dit anax terexke, mno juax ye
besemeton six amax ke. Dung betuax ke lex anakke jarin, la tetu tetu
asex angenke mikir"

"Seninax Amakke, ye sino anak terexke, beduwena anak. Noh anakne no
jari waingku, otomatis, dengan!. Kerna aku semamax papuxn. Lagux kan
ye jari semetonke, sengax ye anax amaxke dengan!".

" ooo, lepang lolat, seninaxke ne - inax anak terexke, la anak terexke
ne, ye ndah jari inax terexke, kerna ye seninax amaxke". Lamun ngeno
ye ne timaxne jax jari seninaxke, ye jari papuxke ndah, otamatis,
dengan! Kerna ye ne papux semetonke. Jari lamun seninaxke ne papuxke
artin aku ne bain meno, otomatis, dengan!".

Lagux sekex sax piyax ke jegol mikir, aku ne jari semamax papuxke
mesax, artin aku ne jari papux dirixke mesax!!!!!!!"


NB. Lox Mosot masih berlanjut piran piran, otomatis menoh!

Jumat, 29 Mei 2009

Ling Ling

(Sasak.org) Senin, 18 Februari 2008 01:00

Masih 2 minggu lagi sisa waktu untuk tinggal di gumi paerku yang sungguh aku cintai ini. Tiga bulan segera berakhir dan aku telah kenyang dengan segala pahit getir pencarianku atas orang yang ada di dalm daftarku. Aku akhirnya bertemu dengan keluarga keturunan yang aku inginkan. Mereka tercerai berai sampai di Bali, Jawa bahkan Kalimantan. Tapi ada beberapa orang yang tinggal dan terus menetap di Ampenan dan Cakra Negara. Mereka. Merasa bahwa Selaparang adalah tumpah darahnya. Mereka makan dan minum dari Tanah ini. Mereka bahkan lahir dengan cara Sasak. Mereka melakukan apa saja seperti orang Sasak.

Aku berhasil menghubungi komunitas keturunan di Guangzhou Cina dan mereka masih fasih berbahasa Sasak karena mereka hanya menggunakan bahasa Sasak dan bahasa Hokkian, sedang yang di Hong Kong mereka berbahasa Sasak dan Kanton. Mereka gembira sekali saat aku hubungi lewat telpon dan mengundangku ke sana. Aku pasti akan berkunjung ke Guangzhou dan Hongkong. Duhulu aku pernah ke Hongkong waktu dikuasai Inggris tapi aku tak tahu menahu soal keberadaan orang Sasak yang Cina itu.

Para pelarian itu ditampung di Cina Selatan dan bekerja sebagai petani sangat sederhana, Pemerintah membagikan tanah gersang untuk mereka. Kini mereka lebih makmur karena kerja keras pantang menyerah. Mereka pergi tanpa apapun kecuali terselip sifat pagahnya yang secara alamiah diwariskan dari tanah ini. Pelarian yang di Hongkong berhasil jadi pedagang sampai bintang film kungfu. Bahkan ada Sasak yang senasib denganku, dia pernah dikontrak Indosiar untuk serial film laga bersama Arie Wibowo. Di film itu ia bernama Shi Fu. Sempat aku lihat sedikit. Dia Asli Sasak dan dibawa oleh orangtua angkatnya ke Hongkong setelah kerusuhan itu.

Aku pernah membaca laporan bahwa eksodus orang keturunan bukan sekali dua terjadi di Nusantara. Ketika Negar Israil terbentuk orang –orang Yahudi pergi berimigrasi dan meninggalkan bisnis mereka di semua kota termasuk Ampenan karena adanya kebencian dan ancaman mau diganyang.. Meraka ditampung persis seperti waga Cina sebagai petani di padang gurun yang tandus dan lebih buruk sejuta kali daripada yang di Cina. Karena di Cina masih ada hujan betapun sedikitnya tapi di kibuts-kibuts atau ladang pertanian gurun Yahudi, jangan pernah mengharap hujan, paling cepat sekali 4 tahun. Orang –orang eksodusan itu masing-masing bergelut mempertahankan hidup. Dan sekarang padang pasir dan tanah tandus di kedua Negara itu yang dikelola oleh orang yang kita benci itu makmur bagai kebun di tanah Selaparang ini.Entah kenapa kita selalu membenci semua orang. Mengapa kita tidak kunjung mengerti diri sendiri. Sedikit- sedikit kita mau mengganyang orang.

Setelah usahaku yang sia-sia mencari keturunan La Sitah yang berasal dari Teros itu, aku bertemu seorang guru di sebuah madrasah kecil di Gunung Sari Lombok Barat. Beliau orang yang sholeh dan sangat sederhana. Dahulu beliau adalah seorang pejabat di Gubernuran. Akhir tahun 90 an mengundurkan diri dari hiruk pikuk urusan yang banyak mengotori tangannya. Katanya betapapun telah mati-matian menjaga kebersihan diri niscaya tersangkut jua dengan hal-hal haram. Memang Beliau anti korupsi, kolusi dan nepotisme. Akibatnya beliau tersingkir dari pergaulan di kantor sendiri, bahkan bawahan yang dilindungipun tidak menyukainya.

Guru ini masih ada hubungan kekeluargaan denga La Sitah dari neneknya yang bersaudara dengan Papux Guru, yang dahulu tinggal di sebuah dasan di Lotim, namanya memang Papux Guru, entah dia guru beneran atau ustad wallahu’alam. Aku dibawa ke sebuah jalan tidak jauh dari Bank Indonesia di Mataram. Kami berjalan ke arah Gomong menelusuri jalan terusan tengiri. Sampai di dekat masjid, kami berhenti dan Guru menanyakan sesuatu pada seorang pemuda dan kami menuju rumah disebelah utara masjid itu.

Aku dipertemukan dengan seorang kakek yang sudah berumur sekitar 70an tahun . Dia tidak ditemani siapa siapa. Rumah itu kecil sekali hanya 4.6 x 4.8 m dengan dua ruang yang disekat pagar bambu. Aku ingat rumah Rasullulah SAW. Ukurannya sama. Tapi ini rumah orang biasa, bukan Raja atau Jendral atau Nabi. Kiranya ia mencoba hidup secara Nabi sampai rumahpun seukuran juga.

Setelah berbincang dan memperkenalkan diri, aku sampaikan maksud dan tujuanku. Aku datang karena Allah, agar aku dapat mengetahui keberadaan keluarga besarku di Tanah Selaparang ini. Apapun yang terjadi aku harus menemukan jejak mereka. Kakek itu bercerita tentang ibunya La Sitah yang sangat sayang kepadanya. Ia disekolahkan ke Peraya dengan jalan kaki karena Di Selong belum ada sekolahan yang diinginkan. Selepas sekolah dia berdagang di Tanjung tapi tinggal di Teros. Usahanya berhasil kalau dilihat dari standar orang Sasak. Jarang sekali ada yang pandai berdagang. Tapi kakek itu dapat bersaing dengan para pedagang keturunan. Baik di Tanjung maupun Labuhan Haji. Usahanya dibidang sembako dan pakaian. Cara berdagangnya meniru Rasullah. SAW. Mangambil untung maksimal hanya 10% katanya.

Waktu bercerita panjang lebar, aku mendengar Guru menyebutnya Tuax (paman). Oh rupanya mereka bertalian persaudaraan. Ketika aku tanya apa kiranya beliau mengenal orangtua angkatku, kulihat dia berkaca-kaca lalu tersengal dan menangis. Lama sekali rasanya waktu berputar, saat seperti ini semua jadi kelabu. Aku mengenang masa kecilku tak dapat kuingat apapun tentang ayah ibuku, mereka meninggalkanku diwaktu aku masih balita. Aku hanya ingat Ibu bapakku yang keturunan.

Akhirnya mereda juga sesak kakek itu, dan mulailah beliau cerita, bahwa aku adalah anak kakaknya dank karena hubungan baiknya dengan Babah Tan, beliau menyebut bapakku demikian maka aku diminta untuk diasuh keluarga Tan itu. Aku memegang tangan amax yang adalah Amax kakangku dan kupeluk badannya yang kurus. Berkat Rahmat Allah bertemulah satu keluarga yang telah bercerai berpuluh tahun.

Guru yang merupakan sepupuku itu, minta pamit dengan perasaan bahagia dan meninggalkan aku bersama Amaxku berdua. Aku mengantar guru sampai di terusan tengiri dan aku cepat kembali ke Amax. Aku mengajaknya keluar untuk jalan-jalan mencari angina segar. Aku tak mau bertanya banyak saat ini aku ajak dia makan di lapangan Mataram. Kami makan semua yang disediakan. Ada ketupat yang panjang, kecil-kecil aku lupa namanya. Meskipun rata-rata pedas aku menyukai yang paling kurang pedasnya. Ada sate pusut, pencok, beberok, bebalung, lindung totok, pelecing ayam dan banyak lagi, makanan dan minumannya.

Aku menginap di rumah ala Rasulullah SAW itu dan Amax tidur di dalam aku di luar hanya diatas dipan dengan tikar pandan. Aku ingat Rasullullah kalau bangun tidur terukir bekas pelepah kurma dipipi dan disekujur badan. Malam ini aku akan tidur dimana papux baloxku tidur. Mereka kokoh dan digdaya., akupun harus begitu. Meski terpisah ruang kami terus bercerita tentang tokoh sejarah Sasak. Mulai dari Cupak- Gurantang, Rustambing, Tameng Muter dan Kakek moyang kami Raden Tilar Negara yang menurut pendapatku itu adalah nama samaran untuk orang yang pergi meninggalkan gumi paernya.

Aku pernah membaca disebuah buku, bahwa di Tanah Selaparang pernah hidup para empu yang digdaya dan menurut buku itu Keris raja-raja Majapahit dipesan di Tanah Selaparang ini. Kemungkinan besar Raden TN tinggal di Majapahit dan berguru disana lalu pulang ke Selaparang dengan istri yang cantik jelita. Ah itu terjadi di abad ke 14. Aku tak akan melacak seajauh itu.

Kami tidur lelap sekali tadi malam, setalah minum kopi tubruk yang asli, banyak sekali sampah kopinya yang ngompal diatas. Aku irup pelan-pelan, aduhai nikmatnya, tidak sekeras Nescafe yang kimiawi itu. Seperti tembakau Kesturi, rasanya hampa tapi aromanya super. Amax keluar sebentar dan balik lagi dengan bungkusan daun pisang. Diambilnya piring dan dideretkan, ada lupis, reket bedeng, kludan, serabi. Amax…..amax! kan aku bukan Doyan Nada kok semua di beli. Aku panggil anak-anak yang bermain bekel dan kelereng di depan dan makan lahap semua tandas seketika. Doyan Nada kecil beraksi…

Amax cerita bahwa dulu beliau punya petak kangkung disekitar masjid dan di dekat kali dekat pura orang hindu itu. Tapi dijual semua dan membangun kamar kos yang sekarang menjadi uang pensiunnya, yang jumlahnya sedikit lebih tinggi dari UMR. Kami makin akrab tiap hari. Aku jadi ingin banyak bertanya kepada amaxku tentang kehidupannya.

Aku lihat dia sebatang kara, agak berat aku menayakan bagian itu, tapi aku harus mengetahuinya. Aku sendiri memang masih bujang. Orang bilang aku bujang lapok tapi aku belum termasuk mosot karena aku tak pernah berhenti berusaha, hanya Allah yang menentuka aku belum dapat jodoh. Tapi amaxku ini sudah tua…

Selepas amax membaca Al-Qur’an siang itu aku berbincang-bincang mengenai aktifitas anak-anak di masjid sebelah. Aku lalu mminta Al Qur’an untuk ku baca. Amax menuyuruhku mengambil sendiri di atas lemari kayu kecil yang berisi pakaian dan alat dapur seklaigus.Saat aku mengambil Al Qur’an itu aku mlihat foto kuno hitam putih. Gambar seorang gadis berwajah oriental. Aku cepat keluar dan membaca Surat Al Baqarah. Satu juz.Aku selsai membaca kami langsung pergi ke warung dipojok jalan pendidikan dekat SMA I. Kami makan soto bebalung dan minum cao dengan kelapa muda. Aneh kami sama-sam tidak suka es. Aku takut jangan-jangan aku juga nurun gak dapat jodoh seperti dia. Aku tidak merasa tua dan aku tampak jauh lebih muda dari umurku.

Pulang makan, aku bergurau dengan amax mengenai cewek. Aku bilang sampai saat ini aku belum dapat istri. Kalau amax ceritanya gimana dong, tanyaku. Amax meghela napas panjang sekali. Aku menggoda, foto siapa itu di lemari dalam, tanyaku. Ku harap aku tidak mebangunkan macan tidur atau sebaliknya membuat frustrasi.

Amax nenarik napas dalam dan mencoba tegar, meski raut wajahnya sendu. Foto itu adalah LING LING, kata amax memulai. Dia adalah keponakan babah Tan dan usianya 18 tahun waktu itu. Amak mulai tersengal tapi berupaya tegar dengan suara yan mulai minor dan parau. Amak menruskan ceritanya. Aku ragu apa perlu diteruskan, karena wajahnya menunjukkan rasa sakit yang menekan. Aku tak tahu bagaimana menghentikannya. Tiba-tiba amax bertutur dengan lebih lancer.

“Aku sedang berdagang di Labuhan Haji, berangkat pagi dan pulang petang seperti biasanya, tapi suatu hari di bulan nopember 1966. Aku melihat kepulan asap tebal di seantero gumi Selaparang. Memang sebelumya banyak kejadian akhir-akhir itu. Ada revolusi kata orang. Tapi tidak ada asap membubung sebesar itu. Aku bergegas mengepak barang dan segrea memanggil pemabantuku untuk menjaga kios. Aku bergegas pulang dengan naik cikar karena Bis Sampurna tak terlihat. Aku minta kuda dipacu agar cepat sampai Tanjung Teros. Paok Pampang hangus dan banyak orang berlarian. Kami berpacu dengan kehawatiran dan Loang Sawax hangus juga. Sepanjang jalan orang berteriak ganyang Cina! Ganyang Cina!. Aku kuatkan hatiku dan berdoa semoga Allah menyelamatkan kami. Akhirnya sampai di Tanjung aku temukan kiosku hangus sudah. Semua kompleks tinggal puing. Aku melihat kerumunan orang keturunan lari ke daerah pedaleman untuk mencari perlindungan. Ada yang dibacok dan tersungkur. Aku bertakbir.Syetan apa yang merasuki tetangga kami, saudara kami sehingga tega berbuat begitu. Korban berjatuhan, ada yang lari ke arah Teros. Aku berusaha menyambar mereka dan ku naikkan ke cikar tapi jahannam, ada yang menombak orang yang kutolong. Akupun diancam aku bertakbir dan memacu kuda ke arah kepala desa. Kantor penuh sesak dan hiruk pikuk tangisan riuh rendah. Orang-orang keturunan diamuk massa!”

Amax menghela napas dalam dan mulai lagi menitik air matanya. Aku tak berkata sepathpun, napasku terengah karena emosi luar biasa. Aku mulai menangis tapi ku tahan agar tidak terpecah. Amax meneruskan.

“ Aku mencari sisa keluargamu, yang rencananya akan menyusul keEropa pada tahun itu. Aku kembali ke Tanjung dan mencari diantara kerumunan orang yang menangis. Aku mencari dan mencari tak juga aku ketemu. Aku bertanya pada orang ramai kemana warga kleturunan berlari,mereka menunjuk ke pedaleman aku lari kesana dan menemukan hampir separuh warga keturunan bersembunyi. Tapi aku tak menemukan Ling Ling.”

Amax meledak dalam tangisan yang memilukan semua makhluk, aku membelai punggungnya yang kurus. Badannya yang tinggi semampai dapat kubayangkan kegagahannya saat kejadian dulu. Ia mencoba menahan agar tangisnya tak pecah lagi. Anak-anak yang bermain menengok ke arah kami. Aku mengibaskan tanganku agar mereka pergi dari depan rumah.

“ Aku berlari ke Teros, tak ada tanda- tanda Ling Ling ke rumahku. Aku berlari kembali ke Tanjung dan berbelok kearah Kelayu , aku berteriak sekuat tenagaku memanggil Ling Ling, tak ada jawaban.” Aku berbalik melintasi lapangan dan kembali ke Teros. Seorang anak kecil tetanggaku, Senah menangis tersedu-sedu dan menunjuk ke arah kerumunan orang di belakang balai desa. Ling Ling teriakku. Tak ada Siapapun yang menjawab. Aku berlari ke arah kerumunan itu, Senah mengikutiku dari belakang sambil menunjuk nunjuk ke depan. Aku berlari sekencangnya.”.

Amax menangis lagi tapi diredamnya pecah tangisnya. Ada tetangga yang menengok kahwatir, segera aku kibaskan tanganku agar mereka berlalu. Mereka menundukkan kepala hormat dan segera menghilang.

“ Allahu Akbar lahaula wala kuwataillabillahilalil adhim… Ling Ling terkapar, kepalanya hancur, bajunya sobek, sampai telanjang… Aku belum pernah melihat kekejaman seperti itu. Ling Ling disula…apakah ada yang lebih jahat daripada itu… Biadab…biadab. Mereka sembahyang tapi tak tahu artinya, mereka lebih buas dari binatang! Allahu Abar!” Ibu-ibu yang pemberani telah berusaha menyelamatkannya ketika lari ke arah lapangan dan mencoba berbelok ke rumahku. Tapi begundal begundal melemparnya dengan tombak. Para ibu berlarian menyongsongnya tapi begajul begajul itu terus menyerang dan menyulanya di depan ibu-ibu yang histeris. Tak ada yang dapat menyelamatkan Ling Ling. Tak ada yang berani mengahadang begajul begajul itu. Lelaki yang harusnya berdiri tegap menghentikan kekejaman itu tak terlihat sama sekali. Mereka berani hanya main keroyok. Aku mengangkat jenazah kekasihku yang akan kunikahi sebulan lagi. Ling Ling baru seminggu berikrar mengikuti agamaku dan dia mati bagai syuhada,,,Dia seorang muslimah. Aku membawa jenazahnya pulang karena keadaan kacau balau. Rumah orang tuanya. Habis terbakar dan ibu bapaknya juga dibunuh dengan kejam.

“Karena keadaannya begitu buruk, tinggal wajahnya yang cantik jelita masih dapat ku kenali. Aku harus memakamkannya hari ini juga. Aku memanggil anak-anak lelaki dan perempuan untuk membantuku memandikan dan kushalatkan sendiri bersama beberapa anak laki-laki lalu ku angkat dengan dua Batang bamboo yang ku buatseperti tandu. Aku membawanya dibantu 5 orang anak- anak. Aku menggali kubur dibantu seorang tua yang sering menolong mengatur dagangan. Ia tidak kuat untuk mengangkat tapi masih dapat membantu yang lain. Aku butuh waktu sampai magrib untuk menggali liang lahat dan selepas azan aku masukkan jenazah Ling Ling. Aku berdoa dengan khusuk petang itu. Aku segera pulang mandi dan shalat”

Amax sangat lemah dan terus mendengus menahan tangisnya. Dan tak kuasa melanjutkan kisahnya. Amak minta tidur. Aku antar dia ke dalam dan dia terlentang menghadap utara.

Kami tidak keluar malam itu krena kami berdua sangat lelah sesdudah shalat Isya di masjid kami langsung tidur.

Aku meminta kepada petugas konter KLM untuk menukar kelasku ke bisnis. Aku tak mau orang yang duduk disebelahku terganggu karena setelah mendengar kisah amax aku banyak mimpi buruk dan kadang teriak. Sepanjang perjalanan aku tak dapat tidur nyenyak. Sudah berapa kali terjadi kerusuhan selalu saja kaum kecil menjadi korban.

Mayoritas diam tidak pernah baik, aku tidak suka itu seandainya mayoritas masyarakat menolak dan menghalangi begajul-begajul itu tentu Ling Ling tidak mati disula. Waktu Pak Harto berkuasa semua tiarap, begitu turun baru berani, mengapa manusia kalau berkelompok jadi banci? Aku mengerti mengapa para pahlawan, dan bahkan Nabi selalu menyendiri. Dengan menyendiri manusia dapat melihat dengan bening dan tak mudah dihasut.

Kelak aku akan kembali ke Gumi Selaparang. Aku berjanji akan bekerja keras bersama

Amax untuk mendirikan pondok pesantren modern dengan life skill coach, membangun manusia Sasak yang berilmu tinggi, berakhlak mulia dan beramal sholeh. Aku malu membaca sejarah tanah airku yang kelam. Semoga seratus tahun ke depan dan seterusnya dari generasi ke generasi Tanah ini menjadi penuh cahaya karena kemakmuran material dan spiritualnya. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Jogjakarta, 18 Feb 2008 jam 21.34 WIB

Wallahualam bissawab,

Demikina dan maaf,
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

(Sasak yang menyepi)

mA Ling

(Sasak.org) Senin, 18 Februari 2008 01:00

Jam diding menunjukkan Waktu Indonesia Tengah, 14.10. Aku bergegas memasuki ruang pengambilan barang. Bandara Selaparang ini kecil, dalam bayanganku tak lebih luas daripada Rambang. Seorang porter mendekatku seraya menawarkan untuk mengangkut lagez katanya. Aku menaruh tas punggungku di atas kereta barang yang dibawa sembari menunggu barang bawaan yang dimasukkan satu persatu pada ban berputar. Aku menunggu cukup lama, kulihat tag didada porter tertulis Johan.

Aku memanggil namanya, Pak Johan? Kata ku. Dia menoleh dan menyahut dalam bahasa Inggris. My name is John katanya dengan logat Sasak. Aku terkejut dan langsung meminta maaf juga dalam bahasa Inggris. I am sorry, mata ku agak bolax so I can’t see clearly!. Mr. John, are you from Australia?. Oh no, I am Sasak Beleg, Sir! Timpalnya. Lamun meno kataku, aku mau ke WC. Nggih?. John terkejut, ada pemegang paspor asing pakai bahasa Sasak.

Keluar dari WC John telah siap mendorong kereta keluar menuju parkiran taksi. Aku menengok nengok kea rah deretan mobil, ada satu kijang super aku lihat yang agak bersih. Aku Tanya orang yang berebut menawarkan mobilnya, dimana sopir kijang itu.

Seorang memanggil, “Lal kau dicari!”, tahulah aku nama sopirnya si Lal. Aku mengajak John ke kijang itu dan menaikkan barang. Lal siap membuka pintu, aku mengangsurkan uang 30 ribu kepada John. “Thank you Sir! Eh tampi asih mix!” serunya girang.

Aku duduk di belakang sopir dengan tas punggungku, aku sudah sepakat dengan Lal, ongkos mobilnya 300 ribu sehari, terserah aku pakai sampai jam berapa tapi maksimal 10 jam. Aku menghitung perjalanan ke Selong tentu hanya satu sampai satu setengah jam. Aku melihat barisan TNI AU di lapangan luar Bandara. Mereka ini yang sering ku dengar menebaki petani miskin yang mengerjakan lahan kosong di sekitar markas mereka. Karena para petani menganggap lahan mereka belum pernah dijual atau TNI yang merasa telah membeli. Masing masing dengan pembela dan alat bukti yang sama kuatnya.

Aku minta Lal membawaku melintas jalan bypass dan masuk kota Ma Ta Lam, dan aku melintas ke timur lewat Pa Chang dan masuk ke Chak La. Kecil sekali ibu kota gumi Selaparang. Gedung yang besar hanya Bank Indonesia dan kantor gubernur bentuknya seprti Lumbung padi pada brosur iklan wisata yang beredar di Eropah. Punya lumbung sebesar iru tapi de dipannya orang dasan menderita busung lapar. Itu aku dengar dari Radio BBC. Sampai hati orang yang duduk sebagai kepala suku enak-enak makan sedang rakyatnya busung lapar. Kelak di akhir zaman meski mulut bungkam kaki dan tangan akan bicara membongkar kebobrokan akhlak manusia…

Sampilah aku di dekat Taman kecil bernama Ma Yu La, taman kebanggaan orang Lombok ini milik umat hindu. Kelak aku akan ke situ kalau sudah berta’ziah kepada leluhurku di Labuhan Haji. Mobil melaju ke Nal Ma Ta dan terus ke Tha San Te Leng..

Aku terkejut setengah mati. Tas punggungku sobek agak lebar di sisi depan. Aku periksa tasku dan Aduhai, satu tas kecil lenyap. Aku kehilangan uang dan tiket pesawatku.Untunglah paspor telah aku keluarkan dan aku masukkan saku celana kalau-kalau ada pemeriksaan. Aku teriak; “ Lal, balik ke Bandara!, aku kehilangan”.Sambil aku tunjukkan tasku yang sobek. Lal ngebut kembali ke Bandara dan kami mencari porter bernama John.

Aku mencari dan menanyakan ke mana-mana tak ada yang tahu John disitu. Satpam bilang tak ada yang bernama John disitu. Aku bilang ciri-cirinya : Pendekar Belt! Pendek Kekar dan Bedeng Leteng!. Satpam geleng-geleng, katanya tak ada petinju bekerja disitu.

Aku kecapaian, pihak Garuda bilang, mungkin hilangnya di Jakarta. Mustahil, aku selalu menggendongnya kemana-mana dan aku tidak berhenti waspada. Yah aku harus relakan saja. Beberapa ratus Euro dan mata uang Amerikaku biar dipakai makan si Pendekar Belt dan keluarga besarnya. Mudahan dia itu salah satu yang berjiwa Robin Hood, yang mencuri untuk dibagikan orang miskin. Aku harus sabar dan rela karena aku juga punya misi perdamaian ke tanah leluhurku. Dengan kehilangan ini semoga Allah memberiku kemudahan.

Aku dan Lal tancap gas kembali ke timur, aku menikmati pemandangan sepanjang jalan di daerah Loteng yang kering,tapi disitu tumbuh subur tembakau kelas dunia. Meski aku sudah tak merokok sejak 20 tahun silam aku masih ingat rasa tembakau KESTURI yang dibawakan seorang teman yang pernah ikut rombongan turis ke Lombok di awal 80 an. Rasanya manis dan hampa. Aromanya lebih cendrung seperti bahan aroma terapi. Memang sebenarnya tembakau adalah bahan obat untuk terapi tetapi lambat laun manusia melak osok jadi adiktif dan menjadi penggila temabakau. Maka selain karena Ekex- pengotor dan melut- tidak disiplin, tembakau adalah penyebab segala penyakit orang Sasak. Sering penyakit saluran pernapasan yang akut sampai TBC merajalela menghantam sebagian besar nonperokok. Penyebabnya tak pernah ditangani tapi ribut mengobati penyakit yang selalu datang lagi. Satu batang rokok kretek dapat membunuh 10 ribu sel di tubuh manusia. Kun Mu Gawe, Kun Mu Dapet, Mu rasax -Apa yang kau tanam itulah yang kau panen, kata orang Siren.

Kao Fang hanyalah terminal kecil tapi mesjidnya megah sekali, meski kosong tanpa aktifitas sore itu. Perbatasan Loteng terlihat diantara pucuk bambu, memasuki Lotim dikanan jalan ada telaga, aku ingat waktu kecil suka mencebur di telaga kecil di persawahan desa Pe Ne Tha, tak jauh dari Labuhan Haji, telaga yang penuh dengan kepiting air tawar dan di selokan berpasir udang air tawar sama banyaknya dengan pasir itu. Tapi kolam ini sama sekali tak berair, hanya ditengahnya ada rumput yang sedikit menghijau dan seekor sapi kecil sedang merumput disana.

Aku memasuki Te La La, tidak banyak kulihat pembangunan, hanya gedung sekolah dan kantor pemerintah di sisi kiri kanan jalan. Setelah itu aku baca pelang besar di depan masjid yang lebih megah dari sebelumnya MASBAGIK di peta bapakku tak ada kota ini.Apa dia lupa menuliskannya. Lal Bilang ini pasar penting untuk ternak di Lotim. Memang Bapakku pernah cerita kalau di Lombok Timur peternakan sapinya unggul, karena Orang Sasak memelihara sapi dengan kasih sayang melebihi kepada sesama manusia. Tak heran disana berkumpul sapi-sapi paling berat se Indonesia. Untung belum pernah seorang zuhudpun memimpikan 7 sapi gemuk memakan 7 sapi kurus di Selaparang ini.

Bapakku pernah wanti-wanti berpesan kepadaku, bahwa aku hendaknya berlapang dada kalau sampai di Gumi paerku. Beliau membuatkan aku peta yang mirip-mirip jauh dengan peta buatan ahli kartografi professional. Petaku ini lebih mirip oktopus atau gurita. Maka supaya lebih menarik aku beri mata di Sambelia dan Tanjung Gunung. Mata gurita ini ku beri warna hitam dan merah dipinggirnya. Kaki-kakinya aku perpanjang semenanjung yang menjorok ke arah Australia adalah kaki kirinya yang panjang , Ekas kaki tengah dan Aan, kaki kanan yang panjang smenanjung Selong Belanak. Jadilah oktopusku dengan titik sepenuh badannya. Tiap titik besar Bapakku menuliskan dengan nama-nama Tiong Hwa semua desa besar di Gumi Selaparang. Banyak Tempat yang aku tak tahu nama sebenernya. Karena sudah tebiasa bicara dengan nama logat Cina akupun merasa lebih dekat dengan menyebutnya secara demikian.

Bapakku meminta maaf saat mulai cerita tentang tanah leluhurku itu. Dia katakana bahwa aku tak boleh berubah sedikitpun dalam hal menyayangi, menghormati bangsaku sendiri. Diantara ceritanya, beliau menyebut bangsaku sebagai orang –orang polos dan baik hati. Mereka akan mengabdi pada orang yang dipercaya dan tak akan berkhianat sampai kiamat. Kesholehannya termasyhur sampai ke negeri yang jauh. Keberaniannya menentang ketidak adilan dan penjajahan adalah yang paling menonjol di seantero Nusantara. Lihat berapa Jendral Belanda yang dikubur di Chak La.

Saat menceritakan sisi gelap Orang Sasak, Bapakku bicara perlahan dan sedih. Bahwa diantara para Sasak yang digdaya, satria dan polos itu ada berkeliaran maling, rampok, pencoleng dan penipu. Janganlah kau memandang rendah bangsamu sendiri dengan adanya orang jahat seperti itu, nasihatnya. Jagalah kebeningan hati dan kejernihan pikiran, seperti aku baca dalam riwayat Nabimu yang hebat itu, ikutilah Beliau , lanjutnya. Bapak dan Ibuku adalah penganut Kong Fu Chu, yang meyakini Kong Fu Tse sebagai Nabinya. Mungkin itu adalah salah satu dari 125 ribu nabi yang ada di dunia ini.Ya, orang yang sabar adalah kekasih Allah. Allahlah yang menuntun aku dalam jalan ini. Karena 17 kali sehari aku meminta jalan lurus dalam shalat wajibku. Allah pasti membimbingku.

Aku tiada khawatir mengenai orang jahat, waktu aku kuliah dahulu, pernah aku membaca statistic mengenai ragam penghuni sebuah kota atau desa atau dasan sekalipun. Meski itu didasarkan pada penelitian di barat tentu tidak terlalu jauh bedanya dengan di timur. Dikatakan bahwa ada 2% penduduk yang jahat dan 2% pula yang baik sekali. Dari tiga juta orang Sasak dalam angka, diujung ekstrimnya yang diatas ada 2% orang Zuhud dan diujung lainnya ada 2% raja diraja Maling. Kita ambil yang agak ke tengah tentu di bawah orang zuhud ada alim ulama dari yang paling sholeh sampai kiyai atau ustad yang tukang jual ayat. Kalau kita mulai dari bawah lalu ke tengah sesudah raja diraja Maling tentu ada pencoleng, penipu dan koruptor dari yang kakap seperti yang bercokol di pemerintahan dan dewan, PNS yang menerima suap dalam proyek kecil seperti pengadaan alat kantor, sampai guru yang mencuri kecil-kecilan dan bolos mengajar. Yang paling besar jumlahnya tentu kelompok munafik yang pergi ke masjid 5 kali se hari untuk senam. Mereka ini masuk ke wilayah mana saja untuk memuaskan nafsunya.

Kalau ada mahasiswa statistik yang menghusukan meneliti fakta-fakta itu niscaya semua orang Sasak jadi mukmer dan nyebox dirix karena sungguh mengerikan keadaan masyarakat yang sesungguhnya. Itulah alasan utama orang-orang zuhud menarik diri dari pergaulan tanpa menghilangkan kewajiban sosialnya.

Aku membuka kembali catatan nama-nama orang ada nama Amax Rumiah, dia ini seorang kurier pemberani yang bertugas mengangkut barang kiriman dengan cikar jalur Rarang hingga Labuhan Haji. Amax itu juga tukang masak nomor wahid. Ada juga La Sitah perempuan penjual makanan di pasar Selong. Aku akan mencari mereka atau setidaknya keturunan mereka yang pasti sekarang hidup di Selong atau sekitarnya. Nama Cina ada catatan dua bersaudara Yok Mbing dan Yok Oncen yang punya pabrik minyak kelapa di Labuhan Haji dan Gedung bioskop di Selong. Semoga aku dapat bertemu keturunan orang –orang itu

Aku meneruskan perjalanan lewat Kla Yu dan Tan Chung, bapakku bilang di dekat Tan Chung ada Te Los yang terkenal dengan dukun saktinya. Nanti akan aku cari tahu apakah dizaman ISO 9008 masih ada orang Te Los yang main kelenik begituan. Akhirnya aku liat sayup jembatan kecil, mungkin aku ada disekitar Sisix tapi aku tak melihat tanda-tanda sebuah bekas ibu kota disitu. Mobil melintas jembatan, sungainya berair keruh penuh sampah pelastik. Aku minta Lal menghentikan mobil di kanan jalan.

Lal memarkin mobil dekat sekali dengan Bong Cina (makam Cina). Aku mencari –cari makam dengan nama yang aku kenal tidak satupun aku temukan. Hanya bebeapa yang masih utuh. Jauh dari sana ada bagian khusus untuk orang Sasak dan aku masuk. Dengan suara pelahan sekali aku berucap, “ Assalamualaikum Ya Ahlil kubur”, akupun sedang menanti waktu untuk sampai ke tempat kalian. Semuanya makam baru tak ada sisa makam lama, karena orang Sasak taat agama mereka tidak membangun makam.

Aku tertunduk dan berdoa disudut timur makam. Pao Fang Fang, hanya rimbun daun bambu dan pokok kelapa disana-sini. Tak ada rumah di dekat situ. Hanya lapangan agak keseberang. Kosong dan agak kecoklatan. Burung-burung petux dan berugax mencari makan. Ada kambing terikat di sudut lapangan dan dua tiang gawang masing-masing di ujung sini dan sana.

Aku berdoa dengan syahdu selama satu jam aku disana. Doaku buyar ketika angin menyapuku dengan keras, daun-daun bambu menerpa wajahku seakan menyambutku kembali ke tanah tumpah darahku.

Tak ada kota yang indah seabagai dalam bayanganku. Toko-toko apalagi. Penduduk saja tidak ada. Aku memberi isyarat pada Lal agar menungguku disana. Aku berjalan sendiri sampai batas paling jauh lapangan itu. Sebelum perumahan sederhana di kanan jalan ada bekas-bekas puing tapi tak terlihat seperti puing kota Pecinan yang dahulu pernah berjaya sebagi pusat urat nadi perekonomian Gumi Selaparang.

Hari mulai senja, aku minta Lal mengantarku ke Dermaga. Lal agak bingung dengan permintaanku maka aku bilang pantai. Sesampai di pantai aku melihat kesenyapan yang tiada terperi. Kotor dan tidak terawatt. Jalan beraspal memang membentang dari utara ke selatan. Tapi tak ada bunga dan pohon penghias atau peneduh. Seekor anjing kampung yang buduk lari kea rah sepuluhan perahu yang diparkir dipasir pantai. Tak ada anak bermandi, airnya kotor dan bersampah. Di gubuk yang tak berdinding aku lihat anak-anak bermain kartu, seorang anak yang matanya buta sebelah tertawa dengan badulan dua batu baterei mengantung di telinga kanannya.

Aku harus segera mencari losmen untuk istirahat. Lal membawaku kembali ke Pancor. Aku menginap di losmen yang kecil dan tak reperesentatif. Tapi tak boleh ada keluhan, ini adalah tanah airku. Aku Shalat malam dengan rasa syukur bahwa aku telah sampai di Gumi Selaparang. Dimana kau berpijak disitu langit dijunjung. Hujan emas dinegeri orang hujan batu di negeri sendiri, lebih baik negeri sendiri. Aku masih akan tinggal disini setidaknya 3 bulan sesuai visaku. Aku akan berusaha walaupun ada hujan batu. Besok aku akan mencari lagi orang-orang yang ada dalam daftar itu, meskipun aku harus menjelajah semua wilayah di peta oktopusku. Kenalilah dirimu agar engkau dapat mengenali Tuhanmu. Ya aku sedang mencari jati diriku.

Jogjakarta, 18 Feb. 2008 jam 10.40 WIB

Wallahualam bissawab,

Demikian dan maaf,
Yang Ikhlas

Hazairin R. JUNEP

SiGon MM

Senin, 18 Februari 2008 01:00
Di sebelah utara Selokan Mataram yang terletak di jalan kaliurang berdiri megah gedung Magister Management (MM) yang pernah suatu waktu membuat orang mabuk dan berbondong ke sana dengan segala cara agar setidaknya dapat ikut makan debu gedung itu.

Seorang cowok dekil berambut gondrong ngeloyor dari utara, sepertinya dia hendak ke kampus pusat namun dia berhenti di dekat tiang listrik. Aku berdiri persis di depan artha foto dan melihat-lihat gambar hasil jepretanku di berbagai candi kuno di Jateng dan DIJ. Tiba-tiba aku tersentak oleh hardikan satpam yang menegur sigon dekil (si gondrong) itu. Dia kencing di tembok batu di pinggir jalan.

"Kamu Buta ya?" teriak si satpam sembari menyuruh melihat tulisan di pelang yang berderet tiap beberapa meter, di situ tertulis: " Dilarang kencing di sepanjang tembok ini!" Sigon dengan cekatan menyahut " Aku tidak kencing di sepanjang tembok ini pak! Aku kan kencing disini! Kecuali kalau aku kencing membuat garis memanjang dari ujung ke ujung kau boleh menangkapku!".

Pak satpam segera menyadari ia sedang menghadapi filsuf jebolan gedung sebelah, yang sering sadar tapi lebih banyak jegolnya.
Pak satpam sendiri adalah jebolan APMD (akademi pemolok masarakat desa) yang cabut karena gak ada lagi lowongan camat ( cuek dan tidak amanat) di kampungnya.

Selagi merenung, dia dibentak Sigon" Dasar kamu MM!"
Satpam teriak" apa maksudmu ha?!"
"Kamu Masih Mahasiswa, goblok!" Satpam sangat jengkel dan tak kalah teriaknya" Kamu yang lebih MM!"
Apaan sih niru-niru aku, celetuk Sigon

Satpam teriak sampai kese suaranya: "Maling Mosot!" saking emosinya basa sasak yang keluar
Sigon langsung buang muka, wajahnya merah padam dan ngeloyor, tapi aku menangkap gerutunya : " Setan alas! bagaimana dia tahu aku ini sasak, sialan sialan".

Rupanya aku sedang menghadapi salah satu menteri kleder di Jogjakarta. Astagfirullahaladhiim!

Hazairin R. Junep

(Cerita ini fiktif belaka kalau ada kesamaan dengan pengalaman pribadi pembaca harap jangan dipercaya demikian pemberitahuan dari mm (melong mate) trima kasih)

I Ling

(Sasak.org) Minggu, 17 Februari 2008 01:00

Perjalan panjang memakan waktu 22 jam yang melelahkan tapi menyenangkan. Pesawatku transit untuk urusan teknis di Abu Dabi. Kota Arab yang sangat megah. Para pekerja di Bandar Udara yang kulihat dari jendela pesawat kebanyakan orang India dan beberapa berwajah Indonesia. Mereka adalah bangsaku yang mengais rezeki di negeri orang. Saat melihat orang-orang yang serupa denganku ada perasan khusus menyelimuti kalbuku.Setelah 10 tahun revolusi mahasiswa di tanah air, aku pulang untuk pertama kalinya. Aku sama sekali putus hubungan dengan negeriku selama 40 tahun lebih. Pesawat KLM yang membawaku dari Amsterdam mendarat dengan mulus di Soekarno-Hatta. Udara lembab yang aku kenali semasa kecilku aku rasakan lagi setelah lama sekali.

Aku tak dapat bicara dengan baik dalam bahasa Indonesia karena aku pergi saat masih 8 tahun. Tapi kami selalu berbahasa Sasak, bahasa ibuku. Urusan di imigrasi mula-mula rumit, gara-gara aku langsung antre di barisan orang Indonesia. Perasaan haru campur bangga membuatku lupa bahwa aku bukan lagi orang yang sama dengan mereka. Mereka ramah dan baik. Aku bertegur sapa dengan mereka, ada juga yang kudengar pakai bahasa Inggris campuran Indonseia yang aneh. Mungkin mereka adalah orang yang juga lama tilar negare (meninggalkan tanah air).

Saat tiba giliranku, petugas temberingux (menyeringai) dan kemos (senyum) lalu berkata: “over there. Sir!” (di sana tuan). Aku kaget dan mengambil pasporku sambil memnita maaf. “ Maaf saya keliru, terima kasih”. Kini gilran petugas yang kaget. Kalimat dasar seperti itu tentu aku hafal.

Aku antre lagi dibelakang para bule dan orang asing lain. Sampai di meja, petugas melihatku. Silakn! Katanya. Aku angsurkan pasporku dan dicap. Terima kasih, kataku dan langsung ke tempat pengambilan barang. Aku membawa barang ke bea cukai, mereka membuka semua bawaanku, Sedikit oleh –oleh untuk kawan-kawanku yang aku harap masih ada.

Penerbangan berikutnya adalah Jakarta, Surabaya Rambang. Di Surabaya aku harus ganti pesawat kecil. Selama perjalan Jakarta –Surabaya, nyaman dengan boeing, tapi yang ke Rambang Fokker dengan baling-baling. Aku ingat waktu kecil naik cikar di jalan yang berbatu, aku agak mual.

Pramugari mengatakan pesawat akan mendarat dalam sepuluh menit, aku melihat ke bawah, Tanjung Luar yang gemerlap dan kemudian didepanku Labuhan Haji penuh dengan kapal dan bangunan-bangunan tinggi dengan arsitektur campuran gaya Sasak dan Cina. Tengah malam sudah saat aku injakkan kaki di gumi paerku yang ku cinta.

Hotel tempatku menginap sangat nyaman meskipun kecil. Pelayan menawarkan makan malam tapi aku tolak karena lelah, lagipun aku tak perlu makan sahur. Aku mandi dan keluar sebentar bertemu dengan receptionist. Seorang perempuan muda keturunan Cina, Kami bercakap dengan bahasa Sasak. Setelah itu aku Shalat Isya aku gabung dengan magrib. Dan tidurku pulas sekali.

Pagi itu udara cerah, dari pokok-pokok kelapa yang tumbuh subur menyembul sinar mentari yang hangat sekali. Burung beterbangan, anak-anak nelayan berlarian ke pantai. Jam sembilan pagi sudah ku dengar suara burung koax kaox (kua kiau) burung asli gumi Selaparang. Burung ini sangat pintar menyanyi dan menari.

Jam sepuluh pagi aku keluar dan disambut para sopir taksi. Aku memilih bicara dengan seorang yang ku lihat berwajah teduh dan sangat sopan. Kulihat di dadanya ada namanya Amek. Itu adalah nama asli Sasak. Aku minta Amek mengajakku keliling kota yag aku tinggalkan 4 dekade lebih. Aku dibawa melihat Pao Fang Fang, sebuah daerah pecinan yang maju sekali, jalan yang besar dan mulus dari Bandara hanya memakan 5 menit dan aku turun. Amek memarkir taksinya dipinggir jalanm, di dekat Sekolah Cina yang bercat merah kunig dengan hiasan lampion dan naga dimana-mana.

Sopir taksi ini rupanya orang yang sangat berpengalaman, ia pernah menjadi pelaut sebelumnya. Sekarang jadi sopir taksi dan yang tak ku sangka Amek ada pemandu wisata handal. Ia bercerita mengenai sejarah Bandar besar Labuhan Haji. Sebagai Bandar pemberangkatan haji dan pusat transito barang dagangan untuk seluruh provinsi bahkan sampai Flores dan Timor.

Ada gedung olah raga dan hiburan yang besar bertingkat 7. Tempat semua warga berolah raga segala rupa dari fitness samapi futsal. Kolam reangpun tersedia sangat reprsentatif. Penduduk Labuhan Haji sangat ramah dan aku sempat berbicang dengan penjual pencok di pojok sekolahan. Ku lihat musrid SD sampai SMA yang bersih dan rapi, mereka campuran warga Sasak dan keturuna Cina. Ada yang bicara bahasa Sasak ada yang bahasa Indonesia dan Cina. Amek bilang kalau disana rata-rata anak bicara tiga bahasa tadi.

Kini Amek mebawaku ke tepi laut, gudang-gudang besar layaknya Bandar di Hongkong atau Makau. Para pekerja berotot menagkut barang dipundaknya. Ada juga yang mendorong dengan kereta kecil dengan barang setinggi gunung. Semua orang sibuk bagaikan lebah pekerja. Kemakmuran tampak dari wajah-wajah yang ceria sekali. Di tepi pantai masih ada nelayan yang baru datang, anak-anak yang sedang bermain ikut mendorong perahu. Tapi aneh nelayan tidak memberi ikan pada mereka, para awak perahu hanya berterima kasih dan melambai. Oh rupanya kemakmuran menhilangkan kebiasaan mencirox tapi tak menghilangkan keceriaan dan keramahan satu sama lain.

Taksi parkir agak jauh dan Amek ku lihat sednag minum cao di warung bawah pohon ketapang besar di sebelah gudang yang letaknya terlalu dekat ke pantai. Toke-toke sibuk mengecek barangnya. Buruh dengan riang menerima upahnya. Anak –anak TK pelesir mulai berdatangan, ada yang naik kereta api yang panjang, bukan kereta api sungguhan dan ada yang naik dokar dan bendi, belakangan aku tahu nama bendi itu, Cidomo. Menurut guideku yang hebat itu, cidomo berasal dari Cikar (rangkanya) Dokar (fungsinya) dan Montor atau Mobil (bannya). Aku bilang sama Amek Sado dari kata bahasa Prancis “dos a dos” dibaca dosado artinya punggung dengan punggung basa Sasaknya saling temudin karena merujuk pada cara duduk penumpang yang saling membelakangi.

Di Pelabuhan itu aku melihat setidaknya ada sepuluh deret jembatan pendaratan yang menjorok sampai 100 meter ke laut. Dahulu aku suka berenag sampai pal pembatas yang namany Tomba-tomba. Kapal-kapal besar bersandar jauh di sebelah timur di dekat Loang Sawax dan Ferry yang cukup besar, dua tiga kali lebih besar dari kapal Kuda Putih yang dulu melayari Lembar- Bali. Jauh ke barat terlihat kapal pesiar pribadi dan sampan sewaan dengan layar berwarna warni..

Sekarang jam makan siang. Amek mengusulkan agar aku mencoba makanan nenek moyang kami, beberok urap-urap, pencok lendong, pencok kima semuanya pakai tekot ( wadah dari daun pisang kalau di jawa disebut pincux) dan cao. Aku sudah tak mengenal makanan asli Gumi Selaparang itu tapi demi mengenang orang tuaku aku akan makan makanan yang mereka nikmati. Astaga naga, ini bukan lagi makanan Amek, teriakku. Ini namanya slada nuklir! Bagaimana tidak, ada kangkung, kecipir, brubusan disiram sambal tomat yang mengerikan pedasnya. Aku kalah, aku batuk-batuk dan minum cao sekali hirup tandas segelas tapi mulutku jeweh, mataku pecok dan tanganku beneng seperti kena api. Amek mengajariku, ucapkan MEKKKKAAAAH MEDINAAAH, sambil menghembuskan napas. Aneh-aneh saja Amek ini, cabe ya tetap pedas apa urusannya dengan dua kota suci itu. Atau itu sindiran bagi orang berdosa, cepat ingat bertobat! Kalau berbuat sesuatu terlalu eksesif.

Aku minta diantar berenang lalu Amek mebawaku ke kolam renang ditepi pantai ada air tawarnya juga. Aku berenang dan shalat dhuhur disana. Aku minta Amek menjadi imamku, dia salat panjaaaang sekali. Rasanya seperti bertapa menunggunya mengganti gerakan. Tapi aku merasa tentram sekali apalagi dengan Zikirnya yang panjang dan doa yang lengkap aku mengamini semua, meski aku tak tahu dia minta apa. Biasanya aku dan kawan-kawan di Eropah shalat berjamaah doanya sendiri-sendiri.

Setelah itu aku ke hotel dan berjanji akan pergi dengan Amek petang harinya. Aku memberinya uang 500 ribu agar dapat membeli kebutuhannya. Dia tampak terkejut dan menolak pemberianku. Aku katakana:” Amek, aku tidak membayarmu aku sedang memberi kepada saudaraku, kalau kau tolak bagaimana kau bisa menjadi saudarku yang baik?” Ia kelihatan terharu sekali. Tiap-tiap rezeki yang engkau terima terdapat hak orang lain! Mula-mula berilah kepada orang terdekatmu kemudian tetanggamu dst.dst.

Malamnya aku diajak keliling ke kota Selong, kota ini tidak semegah Pelabuhannya karena hanya berupa kota administrasi. Aku mampir ke gedung nasional yang megah dan kemudian gedung Gabimas di depanya berdiri indah sekali masjid dengan arsitektur Sasak Islam yang dapat menampung 5000 jamaah sekaligus. Dahulu tempat itu lapangan kecil untuk sepak bola.

Aku tidak melihat kampung kumuh yang dahulu disebut dasan. Semua blok tertata rapi dengan jalan-jalan yang simetris. Gang-gang kecil dibeton rapi, selokan air hujan bersih dan asri, dipinggirnya tumbuh bunga-bunga indah.

Tiba di pancor aku terpesona dengan bangunan paling indah disudut jalan, Masjid Pancor yang mirip dengan masjid-masjid di tanah Arab. Ku dengar Muazzin memanggil untuk shalat maghrib dan aku ajak Amek berjamaah. Imamnya sudah tua , aku belum pernah shalat dengan berlinang air mata seperti itu. Bacaan ayat pendek mula-mula surat Al Mau’un dan pada rakaat kedua surat Al Kafirun. Amek tidak menangis karena mungkin tatarannya sudah jauh lebih tinggi dari aku. Setelah shalat kami berzikir seperti Amek lakukan tadi siang. Stelah itu Imam berdiri dan membaca shalawat, aku sudah tak tahan akhirnya aku terisak, sambil menyeka airmataku aku bersalaman dengan jamaah. Di ujung yang penghabisan aku terkejut melihat temanku semasa kecil dia orang keturunan cina yang rupanya telah menjadi muslim. Aku ingat nama keluarganya Oey tapi entah siapa nama panggilannya.

Kami berbincang betimux bebaret setelah magrib itu dan kuajak Oey yang sekarang menjadi Arifin makan di restoran sebelah timur masjid. Restoran itu menyediakan masakan Cina, Jawa dan Sasak. Kami makan masakan Cina untuk bernostalgia. Setelah itu aku kembali ke arah Labuhan haji selepas shalat isya di masjid yang sama. Di depan universitas besar aku melihat panti asuhan anak yatim. Aku minta Amek masuk dan ku lihat anak-anak balita bermain kejar-kejaran. Ada yang berebut mainan, ada yang masih menggambar dan bernyanyi. Mereka sehat dan bahagia. Aku menemui pengasuhnya, seorang ibu setengah baya yang kelihatan sangat tenang dan berwibawa. Aku menyerahkan uang tanpa kuhitung dan aku pergi. Aku menolak tawaran minum dari bu itu. Celakalah orang yang shalat! Shalat tapi tidak mempunyai kepedulian sosial…Celaklah Orang yang Shalat!…

Aku terkejut dan terhempas! Aku istigfar, pesawatku berguncang, kiranya menabrak awan hujan. Subhanallah aku baru saja memimpikan kota kelahiranku. Aku sangat berharap menmukan suatu keindahan di sana. Karena sepeningalku aku dengar ada pemberontakan komunis dan kerusuhan yang membunuh saudaraku keturunan Cina.

Namaku I Ling, lahir di Pao Fang Fang, aku anak yatim diasuh oleh orang tua angkatku dari keturunan. Meskipun agama kami berbeda mereka terus mengarahkan aku menjadi muslim yang baik. Bahkan setelah mereka tahu bahwa harta benda dirampok dan keluarga mereka dibunuh satu demi satu oleh tetangganya sendiri. Aku dibawa pergi ke Eropah dua tahun sebelum kejadiaan itu. Kini bebekal peta dari orang tuaku aku akan pergi mencari keluargaku atau setidaknya makam ayah ibuku. Pramugari mengumumkan bahwa pesawat akan mendarat dalam 5 menit. Waktu di Selaparang satu jam lebih cepat dan suhu udara 32 derajat C. jantungku berdegup, persaanku hampa… Sesungguhnya telah nyata kerusakan di muka bumi ini karena ulah tangan manusia!…

Ya Allah ampunilah aku, ampunilah dosa kedua orang tuaku, ampunilah tetua-tetua kami dan saudara –saudara kami, ampunilah para perusuh yang telah memporak porandakan gumi Selaparang sehinga terpuruk sampai kini. Ya Allah keluarkan aku dari kepiluan ini., betapa aku telah menjadi orang asing ditanahku sendiri.. Amiin

Jogjakrta, 17 Feb 2008 jam 3.45 WIB

Wallahualambissawab,

Demikian dan maaf,
Yang ikhlas,

Hazairin R. JUNEP

berlanjut ke mA LING

Batur Edon

(Sasak.org) Selasa, 23 September 2008 01:00

Baturku sax aran Edon barux jamaxn te beang montor baru kijang innova jari hadiahn. Sopox galeng, engkahn begawean sugulne olex kantor, sekex kanak kodex sax bekedex lex sedin rurung lampaxne muter medasang montor baru gres mentereng senuxn. Sampixn bengax, beketowan ye,: Amax bajang, side
epen montor ine?” “Aox, kakaxke mbengke jari hadiah”

Kanak kodex senuxn momot bengax. Terusn muni: “Jari maksud side montor senixn side te beang jamax jamax, sonder side bayah? Oooo meno, aku ndah melengke gati….” . selun selun tedox kanak senuxn.

Edon bedugax ape jax yaxn ongkat, pastin melet bedowe semeton sax marax aku, adexn te beang hadiah.

Lagux ape sax ongkat kanax senuxn tetu tetu piyax Edon kembelas jangke nggerenengn leman nae dait otakn.

Melengke endah ongkat kanak senuxn nerusang raosn: bau jari semeton marax semeton side senuxn.

Edon ngangaxn dait leger dengah kanak senuxn ngeraos, terusn muni: “Melem milu muter muter taek montorke?”

” Lah, mule ye gati sax meletangke, amax bajang!!!” ongkatn

Wahn bekeliling sekedix, ngengat kanak senuxn, besinar maten six demen aten, muni ye:

“Amax bajang … lamun bau jax tulung te liwat lex julun balengke endeh?.

Edon kemos. Kire kire ape sax jari kemelen kanak kodek senuxn. Paling kanak senuxn mele pamer lex andaran base ye ulex taek montor baru gres. Lagux malikn salax dugax.

“Bau side parkir lex julun undax undax senuxn” endengn

Plai n taex undak undak dait seberax malik tulakn sugul lagux redem gatin lampax. Kanak senuxn umbax adixn sax kepax . Petokolang adixn lex undak undax paling atas terus n betunjuk tunjuk andang montor senuxn.

“Gitaxm adix? Ye no sax ku badaxm barux no, dengan no ye te beang montor six kakaxn, ndexn sugulang keping sesen ape. Laun piran yax ke beangm hadiah pade six ino…agen m bau gitax mesax selapux sax bagus bagus lex toko belex, sax kerep aku ceritaangm no”

Edon sugul olex montor terusn umbax kanax kepax senuxn petokolangn lex kursi julu. Kakaxn jari girang gati aten terusn petokol dixn lex mudin adixn. Keteluxn pade keliling gitax gitax kote, lelampan sax jax te
angenang.

Lex jelo sino Edon sadar base luwexan dait belex gati bagiye ate lamun ite berembeng…. Taoxn aran girang, idup sine ite nikmatin timaxn luwex gati cobaanne. Bagusan te gawex ape juwax kadu muni ” aku tunax male lex side” tampe te ucapang.

Tugaste jari menuse lex gumi cume duwe yesino, ite piyax dirix ite girang sax keduwe ite piyax dengan lain girang,,, Subhanallah…..


Wallahualam bissawab

Marax meno dait ampure
Sax ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Glosarium:
Sonder : tanpa
Kepax : lumpuh
Montor : :mobil
Girang : bahagia
Tunax male : sayang, welas asih

Sopox lawan siyu

(Sasak.org) Jumat, 22 Agustus 2008 01:00

Nenex kaji Sax Kuwase, icanin gamax menge fikiran adexn bau faham ilmu penaox sax baru, lancarang gamax elax kaji aden bau nyampeyang kesejatian dait kowatang gamax aten kaji ngandangin selapux cobe lex idup senixn, amiiin Ya Rabbal Alamiiin.

Marax meno doxe sax terus ite ulang lex julun anak jari adexte pade beriuk tinjang, boyax keselametan olex ilmu penaox sax sejati. Leman kodex dait nane, ite selapuxan kerep bedengah lex pengajian base sopox dengan beduwe ilmu penaox luwih peren tinimbang siyu dengan sax sholeh.
Dengan sax sholeh sanggupn tahan lapah dait bedakn, terus ne sembahyang 75 rekaxat. Sanggupne sumpel idungn adex ngkahne ngambu kakenan maix. Taon kedokang dirixn olex keributan duniye. Nggaxn ye boyax, ketenangan dirixn mesax. Lamun wah lapur lex De Side Nenex Sak Kuwase marax ntan wah bis kewajiban. Ye ampoxn luwex pekare sulit tiwox lex andaran, selapux momot ngantih piran piran jax ilang mesax pekare senuxn, sengax ndex arax dengan taox berembe dait ape sax jari sebab makatn selun selun arax sax marax meno.

Wah te beketuwen lex semeton ulamax pekare beden dengan berilmu sax tehadiahang six De Side Allah pire pire derajat atasne tebanding six dengan ndex berilmu. Jari ape aran sederajat senuxn? Ulamax senux bejawab base sopox derajat artin pade six jarax bumi jox langit tulax keto kete!. Subhanallah……Ampure Nenex kaji Sax Bedue Selapux penaox,ampurayaan…ampurayaan…ampurayaan.

Arax dengan muni, luwexan bawi timbang manuse lex Kulande!. Sopox gumi kocet gati, kire kire 7 kali galuh gumi Sasak. Pendudukn 16 jute dait perkapita 28 iyu dolar. Gumi sempit ndarax kesuburan, gesik dait aix doang sax ambur. Gumi Kulande senux ye bawaxan isix segare sampe minus 6,7 meter BMS (olex bon muwan segare). Ape jax rahasiyen tau Kulande sax kocap jari pribahase Inggris kene: “Tuhan piyax laut dengan Kulande piyax darat”. Sax aran schiphol, galuh gati, ye maux geroang segare anak no. Ye ampoxn bau bangun Bandara sengax ndarax daratan lain. Ino doang 4 meter BMS. Untung bae te icanin si Nenex memontong lex sedin segare. Jari ndexn te pribasax six ombax.

Leman abad 15 tau Kulande bejuang nibu aix, kitiran sax belex belex tepiyax kadu gelontorang aix. Leman pulatan jamax jamax senuxn berubah jari kemajuan peren marax gilingan gandum, minyak dait lain usahe. Nani jax pulatan undak atas te kawih, kitiran asli jax jari turis doang. Kitiran samannani jari penggitax lex lendang lendang, saxngepe baun jual listrik tipax perusahan belex sengax hasil listrikn keluwihan. Lex pedaleman sax paling kurang menuse pengingon sampi idup makmur pade six dengan kote. Timaxn jari tukang ngawis rebu dait meset susu sampi, bembex kadu alat otomatis, lagux ilmun pade six dengan kote. Bilang bale beduwe perpustakaan dait komputer.

Catetante lex Jepang ndexne beda jaox, keduwax wangse senixn pade kemajuan dait disiplin. Sax pedas jax keduwaxn tetu tetu idup sederhane alias jamax jamax. Timax menu arax doang sax lainan six gambaran umum, lagux sax terang ye pade idup sesuai kebutuhan. Akal sehat rate rate jari petokan bilang jelo.

Wah te gitax wangse sax maju maju, arax sopox sax jari catetan yesino, base lex to luwexan dengan berilmu six dengan sax sholeh. Dengan sax berilmu senuxn luwex gati baun gawex jari kemaslahatan manuse. Perajahan senixn sang bau te terapang lex gumi Sasak. Crobaxang te piyax lakaran 20 taon, selapux pepadu Sasak besekole sax bagus tampe ngurangi kesholehan, insyaallah bau te sulap gumi Sasak jari marax Singapur. Aneh beriuk tinjang te sorong bangsen tite adexn ngkah mararix – beseang terus atawe jari budax lex parox dengan.

Ndex narax langan tipax bagiye. Sengax bagiye sino sopox langan. Ndex narax langan tipax kemaxmuran. Sengax kemaxmuran sino sopox langan. Idup sine semule jatine ye pesopox tersena, saras dait beriuk tinjang. Insyaallah!
Wallahualambissawab

Marax meno dait ampure
Sax Ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Sasak Bongoh)
Glosarium
Peren – penting
Bedak – haus
Andaran - lingkungan
Pulatan – teknologi
Jamax- sederhana
Undak atas - tingkat tinggi
Samannani – modern
Kulande – Belanda
Saxngepe – pemilik
Pengingon- peternak
Lakaran – rencana, rancangan
Beriuk tinjang – bekerjasama saling mendukung, kerjasama
Tersena- cinta
Saras - harmoni

Mbe taoxte

(Sasak.org)Senin, 18 Agustus 2008 01:00

32 jelo aku bilin gubuk gempengku yax boyax semule jati dirix, sax jari menuse biase, luwexan sax ndexke taox, seke suwe ku berajah…seke ndarax artin selapux usahe seumur idupku sekedar jax faham, taox dait ceket ngartiang, bedayang dait lakonang ape juax sax ku bace.

Mbe leman ku jax mulai kesah senix semeton jari sax solah ate, sesangkok maye senix penox six wangse Sasak sax tuhu dait ceket lex selapux lelambur. Ape juax sax jax ku seratang lex wacane senix wah jari penaox dengan luwex. Sengax ite manuse ndarax lain yesino ite ngulang pekare sax pade, leman papux balox dait papu bai pade doang, sax lenge, sax solah, sax biase terus ite ulang. Untung De Side Nenex Sax kuwase icanin ite rahmah kelupaan, iye ampoxte bau beriux rerex, atawe beriux nangis. Lex rame atawe lex sepi ndex jari pekare lamun ndex rerex pastine nangis, jari penutukn. Ndex wah arax cerite base sopox menuse momot jangke tutux tungke nyangox, semeno juwax ndarax kejarian dengan nangis jangke tutux, pasti ye tutux isix kebalikan awalne.

Inget kesah Lox Majnun sax ngerok kerepuk kubur lex imen sampix aik matene ngelek marax kokox, bilang kelemax lelaix. Dengan luwex beketowan, ” makat mex nunggalang ngerok kerepuk kubur Majnun?”. ” Aku boyax Layla, sanak…” ongkatne. Dengan luwex benasehat base Layla wah ndexn arax lex to dait ya wah tulak lex ujud mule jatine yesino Roh. Lagux Lox Majnun muni, ” aku boyax Layla lex mbe juwax, mudahan jax ke dait ye lex sopox taox”.

Mule meno sanak sax solah, tipax dengan sax wah tesebut Tuan Guru, boyax Tuhan lex kerepux senuxn, ye paran pegawean merilax ilaxang, lagux usahe senux, metitox ite base dengan sax menu ye beduwe semanget hebat jax beboyax. Sai sai boyax sopox ape juwax kawih semanget belex jaxne dait ape saxne boyax.

Sewulan ku lampax, pelai, taek kerete, trem, bis, perau, dait kapal keber, boyax dait boyax sax mule jati, masi juwax ndexke bedait. Idup marax ibarat bawang, seken ku lokes kulitne, seke dalem aku dait seke ngelex aix matengku. Pire benua, kokox, segare, gunung, gawah aku sugul tamein. Lex ujan, lex panas, lex salju sax nyet gati. Lex lendang sax galuh, lex menange dait otax kokox. Ndexn cukup aik mate, ndexku beduwe ongkat sax pas jax kadu becerite, pekare rahman dait rahim Nenex Kaji Sask Kuwase, ilmu ndexn cukup jax gambarang ruwen gawean De Side Allah SWT.

Ape malik kamera, timax sejuta Giga, ndexn jax sanggup rekam ape sax mele terekam, Arax sopox ongkat sax paling cocok kawih gambarang pengembaranke sax kontex senixn. Yesino, Subhanallahi alhamdulillah, la Ilahaillallahu, Allahu Akbar….La haulawala kuwwatailla billahilalilaziiim….


Wallahualam bissawab,

Marax meno dait ampure,
Sax ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Glossarium:
Ceket = dapat menerapkan
Lelambur = bidang
Nunggalang = berulang-ulang, selalu
Ngerok = mengayak, menyaring
Base = bahwa
Metitox = menunjukkan

Pepadu Sasak Lebung

(Sasak.org) Sabtu, 12 Juli 2008 01:00

Sopox jelo,galeng-galeng, bebajang Sasak perebax awakne lex geres sedin segare, pemalesne ye tanjukkang lex julune. Maix gati idap hawe laut dait cahye jelo sax anget lex awakne. Tetu nikmat rasen ngantih empax mangan pancing.

Ndex suwe wah sino, dateng sopox peniage sax ndot lex komplex sedin segare mewah sax lampax-lampax boyax angin ilangang pekare sengge lex pegawean. Dengan sino medasang pepadu sax maix gati nungke nyangox andang segare. Langsung ne bejulu rapetan dait beketowan, kembexne ndex begawean sax pacua dait keras adexn bau beang anakjarin keping sax luwex. “Meton, berembe side jax maux empax luwex lamun mene entan begawean?” ongkat peniage sino nyambung. “Araxan de begawean timbang de tindux-tindox lex ite”.

Bebajang sino, ngengat, masine tungke nyangoxne, kemosne dait muniye: “Terus ape untungne lamun ku begawean keras aneh?”.

“Yaox, side kan jax maux empax luwexan, kan”.

“Terus ape untungne malik?” peketowanne sampix kemos-kemos.

“Side jax maux luwex keping, terus de beli kapalsax luwexan hasilde bau empax”

“Terus ape untungne malik?”

Peniage sukses sino mulaine panas atene, tampe ye six peketowanan bajang sax marax dengan ace sino.
“Side bau beli kapal sax belek dait nyewe pire pire dengan begawean” ongkatne.

“Terus ape malik untungne” beketowan bajang sino malik.

Peniage sekex sino mulaine gedeg:” Ka bongohm jari tau! Side bau piyax armade kapal nelayan sax belex, seneng-seneng bekedek keliling duniye, merentah anak buahm bau empax”.

Dasar bajang Sasak Lebung malikne tulak beketowan,: Jari ape malik untungne?”.

Peniage senu mulaine gegedekan, abang muwene, terusne sorakin bajang sino, ” Bodo gati sidene! Side jax jari sugih terus endexm perlu begawean malik! Bisang selapux idupm tokol-tokol santai lex sedin segare sine. Side ndex jax perlu malik peduli lex urusan duniye sene!”.

Bebajang sino kemos terus ne angkat muwene sekedik, tampe uras, muniye,” Jari, menurut side ape jax sax nyengkengku gawex nani seni?”.

Wallahualam bissawab

Marax meno dait ampure,
Sax ikhlas,

Hazairin R. JUNEP

Sasak maen bal

(sasak.org) Minggu, 29 Juni 2008 01:00

Lox Cebok (c|eb|ok) demen gati manto maen bal lex tipi. Bilang lain belagean begentix serempungan si ilonne. Menang Belanda ilone ye, menang Rusiye milu ye ngilon. Bajang sekex ine ye tadah lainan six batur-baturne. Pasu gati ye bagewean dait ibadahne solah mesi. Kedemenanne meta ilmu endah kebut lex desante, jerakne begawean lex bangket lalo doang ye sembayang lex masjid belex. Ruene lex selapux taox si aran main bal sine ye nyengkena jari reraosan, kanak kodex atawe dengan toax selapux beriuk regen ngeraosang pelage serempungan si ilonne.

Kebenderan jerax dengan sholat dohor tuan Kodri si biase ngimamin sholat, milu tokol kance jemaah sax lain lex undak undak masjid. Lox Cebok begejuh pekare pelage bal Sasak sax ye bengaxang, kembexne pade gedax dait gendat. Pokoxne lex andaran nasional pelage Sasak bau te paran paling melut. Ye kalah kalah dirix, ongkat batur batur Cebok.

Sebenarne panteske te ketowanang pekare pekedekan lex tuan aji sax ngimamang sholat te, angen lox Cebok. Lagux six melene rombox penaox nekat bae ye bejulu ndeketin Imam ino. Terus ye beketoan pacu pecek maraxne nyengke jax ketowanang hadis dhoif. Tuan nurge, te beketowan julux, pekare main bal si nyengken arax lex tipi ino. Kire kire sai jax menang lamun Rusiye belage dait Melage?. Imam kemos six peketowanan jemaah sekex ine, lagux sengax bajang sine sholeh, mesti ndarax niatne jax ngetes. Imam mulai becerita base ye ndex girang manto tipi ape malix wayen dengan sholat kemalem, ye manto berite dait lamun arax kejarian sax peren gati, lain ino ndexne wah engat tipi.

Semate jaxne ngajahang doang ye ampoxne mele jawab peketowanan lox Cebok sino. Lagux marax biase lamun arax bajang beketowan Imam masjid sine tulakne beketowan. Mbe kire kire serempungan sax kowatan mainne? Ketowanne Cebok? Nah ino sax ndexte bau dugax ongkat Cebok. Berembe teknis pelage pelagene. Lamun te gitx jax ongkat lox Cebok, terus ndot seberax mikir. Ado Melage bagusan six penggitaxte, tuan.

Ngene bae, coba pedasang sai sax pacuan main antara pelage duwe serempungan sino? Yaox, keduwaxne, pacu maen, tuan. Sai suwean berajah main dait kerepan belage? Melage meno, ongkat Cebok. Nah ino kuncine, bajang Cebok…. Lagux ndexne pedas maksud tuan Kodri, jari ye momot doang mikir. Ngkah bisang waktu luwex lalox kadu momot, ongkat Imam masjid ino. Taget Cebok terus ne muni, Rusiye sino bagus maenne, sax ngelatih doang te padeyang isix Tsar, maheraje Rusiye. Sepanyol (base Sasak asline Melage) ndah olex jaman te haramang lepang pelot bagus bagus maenne. Mene bae bajang, lemax te anteh pelagean Rusiye dait Melage, sengax ndexte kanggo ngeramal kan, mun ku itung itung aku ne ndex ku taox legu pengeng pekare maen bal, lagux lemax ku badax rahasiyene. Cebok muni, jari taoxde sai si gen menang tuan? Imam masjid tedox ndex bejawab terusne ulex.

Hawe rurung sax bekendang lex cahye jelo tengari sino, panas gati, six panasne lelah ite berembok. Untung ndarax kerepuk, dait montor jarang liwat jari bersi penggitax. Malikne pade beriuk tokol lex undak undak masjid aranjax ndekte pantes ngeraosang masalah banal lex dalem sesangkok masjid. Bilang jerax sholat Imam ndeot seberax lex deket undax undax pedasang jemaah atawe nyapax atawe sekedar tokol. Cebok
sax tadah belo doxane mudian ye dateng ito. Pas ne ngenat Imam wah lex lawang, jelap ne plai, terus ne langsung bedeket. Tuan, te terusang si ruben ino ndeh? Endengne. Imam langsungne nagngguk.

Jari tuan, Melage menang lagax Rusiye telu kosong. Aneh julux sadexte sekedix analisan side. Yaox kan, aku ne Imam shoalt ndexku cernges ngeraosang maen bal ino. Lagux kire kire bae tuan. Bajang Cebokne jax
maksax gati, aox.

Lamun te pedasang Rusiye sino, ye sapox negeri sax kebut majune lex ilmu dait pulatan (teknologi). Lex bagian olah awak dait kedemenan utame gati ye jari pepadu catur, tennis, senam dait pekedekanlex es dait lex aix.

Duwepulu taon pelage bal ndex arax ape apene lex Rusiye, sengak ndexne beduwe system sax nungke usahe kemajuan lex lambur sekex ine. Indengang olah awak dait pekedekan sax ku sebut barux sino, selapuxne bepelepeberundak (sistematis). Sax aran catur le Rusiye, leamn kank kodex jangke sak jak mate lemak, ye becatur catur dirix. Ape malik tennis dait pekedakan aix, ito balene.

Lamun main bal jax ndarak jamak bau te paran bepelepeberundak, ndekne te rekeng, baruxne mulai leman Amax Putin jari datu tarus te icanin six Allah berkah minyak dait gas belek belak, langsungne jari sugi, penduduk Moskowa sax biasene maux kepeng 100 dolar jari 1000 dolar sewulan. Kan Abramovich sino gubernur lex penutux Rusiye deket Bering, ye sugih six minyak, ye sino oligargi sak kebut, bilin taisne desane terusne beli serempungan sak belek lex Ingris. Nah lengan waktu sino baruxne muali bani nyewa pelateh six palingbbagus dait mahal. Bandingang isix melage, inget ke bajang, lamun arax dengan Melage
kumpul manto sorax ye beriuk, ” Ole Ole Ole Ole…! Jangke kebut ongkat sino. Asalne Allah, Allah, Allah…sengax ye laex dengan Selam. Maen bal lex Melage wah jari pegawean bilang jelo.

Kire kire dengan Sasak bauke maju maenbalne? Ine pakere mudax bajang, lamun arax system marax ongkatku ngonex selapuxne bau te majuang. Lagux adexang bae jari sekedar kedemenan kanak bajang, sengax ndexte bedowe oligargi sax bau nyulap plagante marax Rusiye sino. Lex Gumi Selaparang sine sax bau te majuang yesino segale ruwen pekdekan sax wah jari uart dait akah tau Sasak. Upame Perisaean, gegasing, bedempe, balapan kaox atu sampi, selapuxne sax bilang dengan Sasak regen gitax. Atawe gendang belex dait sak lain. Lamun ite gedax lex sopox lambur ngkah te gedak lex selapuk lambur. Adexang dengan kowat lex maen bal ite kowat perise atau begasing lagux harus bepelepeberundak.

Ite sine, ape juwak bedowente ite ampahang mesax, ye ampoxne kejarian bebajangte jari minder, timaxne wah dait petutuk gumi, masi baene pade minder. Jangke luwex gati bebajng sax bau terimax gelar Doktor atawe semacem sino. Malah luwex sax jari dengan tajin lex lambur sax jarang te gawex. Lagux kurang arax rase bangge dait hormat lex kalangan rakyat. Jari ku ulang malik bajang Cebok, selapux mesti te beriuk gawex secare bepelepeberundak.

Jari taokde sai jak menang lex final tuan? Ado kamu jax langsot melem nenaox, te anteh bae lemak lamun wah belage, baru te bahas malik beloan.
Nenex kaji Sax Kuwase Doang Sax Epen Penaox

Marax meno dait ampure
Sax ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Glosario
Serempungan – grup, kesebelasan
Legu pengeng – tidak apapun
Bepelepeberundak atau bepelepeundak- sistematis
Banal- hal biasa, kotor
Lambur- bidang

Faktor julux six produksi

(Sasak.org) Sabtu, 07 Juni 2008 01:00

Mushe muni lex anakne: - Anakke sax solah, nane jax wayem merarix kance dedare sax ke pilexangm. Anakne nimbal:- Lagux amax, aku jax merarix kance dedare kemelexanku. - Anakke tunax male, dedare sine anak Bill Gates. -_Aox, lamun meno jax Amax.

Terus Mushe lalo bedait kance Bill Gates. Mushe muni tipax Bill Gates: - Bill, aku beduwe terune sax cocok gati jari semamax anakm. Bill Gates nimbal: - Lasingan anakke masi kodex ndexman wayen merarix dengan! – Inix doang, lagux kanak bajang senuxn ye jari wakil direktor Bank Dunie. - Lamun meno jax bau te atur laun, lemax ke kedex anakke adexn mele, ongkat Bill Gates.

Meno jarin, Mushe terusne bedait kance Presiden Bank Dunie. Wahne sax kenalang dirixn, muni ye tipax amax presiden no: - Amax presiden, aku beduwe kanak bajang sax ke rekomendasiang sax paling cocok jari wakil presiden bank senixn.

Amax presiden nimbalin: - lagux wah luwex wakilke, malah kelebihan olex sax teperluang! - Mene entan amax presiden, kanak bajang senuxn, ye menantun Bill Gates, menu ampoxke badaxde. -Ssssseberax julux, aox aneh, jax ke bahasen bareh…

Wallahualam bissawab,
Marax meno dait ampure,
Sax ikhlas,
Hazairin R. JUNE

Dedare Li Li

(Sasak.org) Rabu, 04 Juni 2008 01:00

Sopox dedare Cine aran Li Li merarix terus endot kance semamax dait inax mentowaxne. Leman waktu sino, Li Li wah ngidap base ye ndexne tao mbenderang dirix kance inax mentowaxne lex pekare ape juwax. Pikiran dait angkune belainan gati, Li Li gedek banget dait ndexne demenang mentowaxne. Li Li endah kerepne te silix isix mentowaxne sino. Jelo liwat, ahad liwat, Li Li dait mentowaxne ndexne wah engkah saling amet dait begejuh. Ape lacur seke suwe seke lenge jarin sesambungan duwe dengan sine, pedahal lex adat Cine, Li Li wajib nurutang selapux pengendeng mentowaxne.

Selapux pesualan dait pegejuhan lex bale, seken nyusahang semamaxne sax miskin. Kejarian wah Li Li ndexne tahan, marax api sax nyale atene sengax te kuasain lalox six mentowax, puputne ye jax gawex sopox niat.

Li Li sugul lalo jok batur amaxne sax sholeh, aran Amax Huang. Amax sino pegaweanne beniage owat tetioxan Cine. Li Li bebadax selapux ihwal sax jari cobaan idupne kance mentowaxne. Terus ne ngendeng asex lex Amax Huang, agene te embeng racun sax ne kawih mungkasang semerix pondehne.

Amax Huang ngindeng indeng sebrax terus kemosne, muni ye, : ” Li Li jax kutulungm dende inges, lagux dengahke sax tonggah dait gawex ape sax ke suruxm gawex”. Li Li nimbalin, ” aox amax, jax ke gawex ape
juwax saxde surux”.

Amax Huang tame boyax selapux sax te perluang lex cecopok sax luwex berisi tetiwoxan gero. Seberax mudi sugulne jaux sundungan kodex. Ye badax Li Li, :” ndexm kanggo jelap jelap sematex mentowaxm, sengax dengan luwex jax was was lex kamu. Meno ampoxke bengm tetiwoxan gero sax luwex sax bau nyematex mentowaxm adeng adeng. Bilang jelo periapang mentowaxm empax atawe manuk terus toloxang sekecot rerebu senixn. Adex ndarax dengan was was lex kamu inges, bilang jelo usaheang bi onyax onyax dait bagus bagus ntan tulung mentowax. Piyaxn jari sahabatm. Ngkahm begejuh dait taatin ape kemelexne, pokokne layanin ye marax datu. Kedemen Li Li dengah ongkat Amaxno. Langsungne ulex terus ne piyax lakaran nyematex mentowaxne.

Ahad begentix ahad, wulan begentix wulan, bilang jelo Li Li meriapang mentowaxne sax maix maix. Li Li inget gati pesen amax Huang, adexne ngkah jangke arax was was lex dengan, jari ne jagax gati perasaanne,
taat lex mentowaxne, maraxne ngelayanin inax mesax dait besahabat.

Wahne enem wulan liwat, suwesane lex bale jari begentix, luwih seneng ye pade. Li Li berajah jagax perasaan pacu pacu, sampe ndex ne wah sili, atawe sepax angenne. Ndexne wah begejuh sekali bae kance mentowaxne, sax nane wah jari dengan towax sax solah ate dait besahabat.

Adat kebiasaan mentowaxne seke solah. Mulaine tersena lex Li Li marax ntan tersena lex anakne mesax. Ye mulai demen becerite lex selapux baturne, base ye beduwe menantu sax paling solah sax arax lex dunie sine. Li Li dait inax mentowaxne nani sene jari raket gati sesambunganne.

Semamax Li Li milu girang atene gitax sesambungan seninaxne dait inaxne. Sekex jelo Li Li lalo ojok amax Huang dait ngendeng tulung malik. Muni Li Li, ” Amax Huang, tulungke gamax, berembe ntanke adexne ndex mate mentowaxke six racun sino. Ye wah begentix jari dengan solah dait aku endah tresna marax inaxke mesax. Ndexke reda ye jax mate six racun sax ke bengne bilang jelo no”.

Amax Huang kemos dait nganggux anggux. “Li Li ngkahm parap. Ndexke wah mbengm racun. Rerebu sax kebingm senuxn vitamin adexn seke sehat. Sopox sopoxn racun sax arax ye sino sax arax lex angen dait adatm dende solah. Lagux nani jax selapux wah bersi tegentix six tersena, irox asex dait perhatian lex mentoaxm”.

Wallahualam bissawab

Marax meno dait ampure,

sax ikhlas,
Hazairin R. JUNEP (04.06.08)

Hikmah : ape si talet mex ye mex petex , ape si mbeng mex ye me terimax!

Glossarium;
Base - bahwa
Mbender – menyesuaikan
Sesamungan - hubungan
Puputne – akhirnya
Tetiwoxan – herbal
Mungkasang – menyelesaiakn
Semerix pondeh – denadam keseumat
Tonggah – teliti, hati hati
Cecopok – kotak
Was was – curiga
Lakaran – rencana
Sampe – sehingga
Sepax – kecewa
Raket – erat

Kembex Bejumat

Selasa, 20 Mei 2008 01:00

Lox Mdan, sopox pepadu Sasak sax wah besekole lex Malang ulexne jox Selong, jangox dengan toax sax begax suwe ndexne dait. Sopox galeng tokol tokol ye lex berugax sax te piyax lex bebucun rurung jari taox ngeronde. Kumpul dengan bajang pade ngeraos. Arax sax becatur, beceki dait bedomino. Betarox gantung bateri lex kentokne. Arax sekex kanak sax jangke baos telingane kiri kanan lagux ndexne jerax jerax maen. Ketatalan gati kanak bajang ino pade bisang waktu lex bog dait berugax.

Arak sekex bebajang beketowan lex Lox Mdan, ” Kumbexne ampox side ndex lalo bejumat Mdan? Terus Mdan becerita ye lex batur sax beketowan sino, belo tuturne.

Aku terus doang bejumat wah 25 taon, wah ku dengahang hotib ngeraosang segale ruen pekare, arax jage 1000 luwih hotbah. Lagux sekex sekex ndarax six ku ingetang ape sax wahne ceramahang ino. Sengax meno ndarax angenku lalo bejumat bis bisang waktu dait tenage semeno juax hotibne ye bisang waktu doang beceramah.

Selapux bebajang sax milo ngotok tadah kembelas lagux Lox Mdan sine dengan te ajin six mengene, jari separo sadu separo ndex batur sax lain nanggepin reraosan ino.

Untung arax sopox dengan sax tokol lex sedin berugax berontex ontex naene, sampixne ngerasax hawe sax mel gati sengax jeraxne ujan ngonex. Ye sino Amax Abung, timax ndexne wah besekole atas atas lagux pacu gatine ngaji dait sembahyang. Dengahang raos Lox Mdan terus ndarax tao nimbalin, langsung ye krem dait ne bagusang petokolne. Terus bae nengeraos maraxne nyadex pengajian.

” Aku wah merarix 30 taon. Epen balengku meriapang aku bilang jelo, mun ku rekeng luwex macem kakenan sang arax jage 30 yu macem periapanne. Lagux ndarax mane mane sopox aku inget menu sax wah ku kaken. Lagux sopox keyakianku, periapan epen balengku sino piyax aku sehat dait kowat bagewean. Lamun epen balengku ndex sadex aku mangan wah laexku pelot. Semeno juax lamun ndexku lalo bejumat agen ku bau mangan rohani, wah laex gati kumate rohani.

Timax po ndex mex idap ape ape lagux, Nenex kaji Sak Kuwase terus jagax ite, lex mbe juwax.

Keyakinan sino bau gitax sax ndex ketempo, bau percaya lex ape sax mustahil dait nerimax ape juwax sax ndexne mungkin.

Araxan mex besyukur lex De side Nenex sax beng ite mangan badani dait rohani. Lemax piran piran arax setan berontok lex lawang balem, kareng mex muni: Nggaxne Nenex kaji doang taox ku ngendeng dait nyembao.

Yakin lex De Side Nenex marax dengan wute percaye lex serngenge, ndexne kernax begitax, lagux kernax YE te raseang.

Wallahualam bissawab

Marax meno dait ampure,
sax ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Glossarium:
Galeng –sore
Beceki – main ceki
Kentok – telinga
Ngotok- omong kosong di pinggir jalan
Nimbal – jawab
Krem- berdehem
Yu – 1000
Mane mane – bahkan, satupun, hatta
Plot- mati
Berontok – mengetuk
Ketempo- terlihat
Nyembao- berlindung
Wute - buta

Lox Bedul

(Sasak.org) Selasa, 20 Mei 2008 01:00

Lox Bedul olex desa Pijot, bebale lex memontong deket pengembulan paling belex sax arax lex rerau sax galuh gati. Setutux tebegitax lex musim gero sine nggaxne tanax bangket sax belax belax te obong six serngenge.

Bilang jelo pegaweanne boyax rebu atawe roman jari impan kaoxne. Seke suwe seke sengke ne maux rerebu gero sengax lowex batur lain sax ingon sesato lex andaran dasan Lox Bedul ino.

Sopox kelemax sugul ye tokol lex sedin jebak balene sampix gitax bangket sax seke gereng six panas surye. Be pesex mesax ye ngeraos: ” Nenex kaji, ngeraos aneh kance aku”. Liwat kedit lex atas otakne terusne njontox lex lolon bagex sax nyengke bebuax. Kedit sino bepeok peok. Lox Bedul langusng ne nyemprax kedit sino, : “setan alas, tedox tedox cucuk mex, bareh ndex ku dengah ape ongkat Nenex lamunne ngeraos lex aku”. Lagux ndarax suare dengahne.

Leman sino sorak ye muni, : Nenex kaji, ngeraos gamax aneh”. Ngempok guntur lex awang. Lox Bedul besumpax senax lex guntur ino, sengax ndexne bau dengah ape ape. Sampix gerumun tame jok balene, ngantih jangke peteng. Lex kemalem sino sugul ye jox lelambur tengax tengax selak bale dait baran kaoxne. Malik ye muni: ” O Nenex kaji, meletku bedait aneh”. Gumintang njerleng berentep entep lex awang tumben ne nyempoar lalox cahyene. Lagux tau sine ye nunduk dirix , ye ampox ndexne gitax ape ape.

Malikne gedeg atene, terusne sorak marax kowat ape : ” Nenex kaji, petitoxke gamax mukjijat sopox bae”. Beterus bae beranak seninaxne, beduwe anak mame ye! Lagux tau sine ndexne menge menge otakne base bebayax sino ye te beng isix Nenex, ye wah mukjijat sino, jari upax menuse.

Puse gati angenne dengan sine masi ne sorak, : “Melengke entixDe Nenex kaji, icaninke bau idap De Side Nenex kaji”. Jeraxne muni, liwat hawe sax mel ngosap sangkepne. Lagux dengan sino bolangne muwene andang lain, bongkorinne hawe sax mel ino.

Lox Bedul wah begax suwene jari jemaah andaran Sasak lex duniye maye, jari tokolne lex julun komputerne sampix irox atene, : ” O Nenex kaji, tulung ke gamax”. Pas ne bukax peti suratne, arax pesen olex semeton jari jemaah lain sax becerite solah solah dait bedoa ihlas agen rahayu semtonne. Lagux meno ndexne bace malah ne apus pesen batur terusne tulak begawean malik.

Lox Bedul sine sax asline aran Abdullah, ndexne sadar base Nenex Sax Kuwase sino, terus Ye barengin ite, lex kejarian belex ape kodex ape lex kejarian sax ndex pati te pedasang. Lex duniye maye meno masih, ite terus berahayu tipax semeton jari dait besyukur, ngkah te pade puse atente lantaran bungkusan kejarian ndexne pade six pengarepte mesax. De Side Nenex Sax Kuwase ngeraos lex ite, lagux ujudne sax jamax jamax dait sax ndex te dugax dugax.

Lex Gumi selaparng sino luwex gati semeton jari sax boyax Nenex, arax sax paran dirirx wah bedait arax sax ndex. Sax ngidap wah bedait girang ne pesiaxang pekare sepele, sax ndexman puas beboyax milu jari liberal, abangan dait segale rue. Ye ampoxne pade luwexan begejuh sengax te paran dirix kenax mesax, pedahal selapuxne kenax, lagux ye kurang ihlasne pade nerimax kenyataan base ite sine sekedar te beboyax. Lamun sax tetu wah bedait kan jangke nani ndarax tulax bebadax.

Wallohualm bissawab,

Marax meno dait ampure,
sax ikhlas,

Hazairin R. JUNEP

Glossarium:
Gereng = kering kerontang
Pesex = berbisik
Awang = langit
Lelambur = halaman
Selak = celah, antara
Gumintang = bintang
Nyempoar = melimpah, terang benderang
Bara/e = kandang
Puse = putus asa
Menge = terbuka pikiran, cerdas
Base = bahwa
Peti surat = inbox
liberal = islam bebas/liberal
abangan = orang yg tidak kuat keyakinan pada agamanya

Inax Guru Aminah

(Sasak.org) Rabu, 14 Mei 2008 01:00

Aranne Inax Guru Aminah. Ye ngajahang lex kelas 5 SD, jelo pertame ye ngajahang, muni lex muridne base ye tunax male lex selapuaxan, ndex arax te bedayang sopox kance sax lain. Inax guru tresna lex selapux murid.

Meno entan selapux guru tepakse lekak ngeraos lex kelas adexne demen angen muridne. Lagux ndex mungkin meno, sengax lex bangku paling julu arax sopox murid dekil ndex keruan ruen. Kanak dekil dait cerumeng sino aranne Lox Acim.

Inax Guru Aminah wah medasang Lox Acim sino olex taon sax uwix, seingetne mule kanak sino ndexne pati bekedek kance batur, kelambine kusut, awakne gemi marax ndexne girang mandix. Lox Acim mulai ye jari semerix pondeh Inax Gurune. Jangke lamun ulangan Inax Guru nyadex NOL lex kertas jawaban Acim.


Kebiasaan lex sekolahan selapux guru peren gati meriksax hikayat sopox sopox kanak, Inax Guru meriksax hikayat Acim paling bengkis, ndarax angenne jax gitax sebenarne. Lagux wayen pedasang hikayatne, taget gati Ianx Guru mace lapuran olex guru sax ngajah lex taon taon sax julu. Guru kelas sekex nyeratang: “Acim kanak sax menge, kemosne legi, ye seliwah gati. Selapux tugasne rapi, udep dait terpi… demen gati aku ngajah ye”.

Gurune lex kelas duwe nyeratang: ” Acim murid sax paling hebat, te demen six baturne, lagux girangne jejah angenne sengax inaxne sakit sax ndexne bau teowatin, andaran balene jari sengke gati”. Gurune lex kelas telu nyeratang; ” Inaxne wah seda, sengke gati tipax kanak sine. Timax kowat gati ye berusahe lagux amaxne ndexne pati berangen, terus andaran lex bale endah sax ndex bagus jelap jax ganggu ye lamun ndex arax care nulung ye”.

Gurune lex kelas empat nyeratang: ” Acim seken mundur te bandingang six batur lain, ruen jax wah ndexne minat besekole. Ndexne beduwe batur dait kerep gati ne tindox lex kelas”.

Nani jax anyong gati perasax Inax Guru Aminah, sewahne bace hikayat Lox Acim. Waktune duwe jelo sax wah lebaran Idul Fitri, biasene kanak kanak jauxang guru kelasne hadiah. Periak atene ngangenang muridne sax sekex sine. Selapux murid nyadex gurune bungkusan jaje atawe ape juax sax bagus bagus kadu bungkus sax jerleng. Nggaxne hadiah Lox Acim sax kadu bungkus bekas, kusut wah ilang warnane.

Inax Guru Aminah, legerne bukax kado lex julun kelas, kanak sax lain mulai sorak memolox olox. Murid lain bontah rerex waktune gitax gelang bengan kance botol kodex berisi minyak wangi seperapat. Jelap Inax Guru Aminah ngkahang wadean muridne sampixne masang gelang dait ne kadu minyak wangi sino, ngene ongkatne:” Ine ye hadiah si paling bagus sax wah te beng aku six murid selame aku jari guru”. Se wah bubaran berajah Lox Acim ndot lex kelas terusne ngeraos kance Inax Guru: ” Inax Guru, jelo sine side sengeh gati pade sengehde six inaxku”.

Demenne sugul Lox Acim olex kelas, Inax Guru Aminah langsungne nangis suwe gati. Leman jelo sino, Inax Guru, mulai mbait sekedik sekedix waktu lex pelajaran matematika, mace dait nyerat. Waktu sino ye kadu ngasah asuh murid. Inax guru perenang gati merhatiang Lox Acim.

Kanak sopox sine mulaine arax kemajuan, seken menge pikiranne. Seken jelap bejawab lamunne te ketowan. Lex penutux taon ajaran, Acim berubah jari juare. Gurune sax girang muni base ye tersena pade lex selapux, lagux ndexne inix, kerna Lox Acim jax istimewa gati jarine.

Setaon sewahsino Inax Guru Aminah nerimax surat lex bawax lawangne, olex Acim, sax nulis ngene: ” Side gurungku sax paling hebat seumur idupku” Enem taon wah liwat, malik ne maux surat olex Acim, badax gurune base ye maux te terimax lex universitas, dait ” Side grungku sax paling hebat seumur idupku”.

Empat taon jerax sino, arax surat acim malix, bebadax base ye, timax ne sengke gati kuliahne lagux berhasil ye jari juare dait sberax malix jax lulus. Ndexne lupax nyerat: “Side grungku sax paling hebat dait pavoritku seumur idupku”.

Empat taon wahno Inax Guru nerimax surat. Lex surat ino Acim bebadax base ye beduwe karir bagus dait jaxne lalo belibur. Lex suratne ndah ye nulis base Inax Gurune sax paling hebat dait pavoritne seumur idupne. Surat te teken six Acim lagux nani jax arax romboxan lex aranne. Dr. Med. Ahmad Hasyim.

Cerite sine ndexman tutux, masi arax surat sax perlu side bace, Acim wah beduwe calon seninax sax seberax malik jax ne nikahin.

Acim nerangang gurune, base amaxne wah seda 2 taon sine, terus ne endeng tulung lex gurune lamun bau jari penggentix inaxne lex upecare akad nikahne. Ianx Guru Aminah demen gati ye terimax pengendeng muridne sino, cerobax de badex….

Inax Guru Aminah dateng kadu gelang bengan dait minyak wangi sax biase te kadu six inax Lox Acim sino.
Lox Acim, irox asex angenne besalam lex gurune sampixne muni: ” Selamet dait rahayu Inax Guru, sengax side percaye lex aku. Selamet sengax side piyax aku beridap jari manuse sax peren gati jari dengan luwex dait ngajah aku ngubah dirix jari bagusan”.

Inax Guru Aminah nangis, aix matene ngelex, terusne muni: ” Acim, salax ante nune, kamu sax ngajah aku, base aku bau ngubah kejarian. Terus terang bae, ndexku taox ntanku ngajah, jangke aku dait muridku sax soleh sine”.

Wallahualaim bissawab

Marax meno dait ampure
Sak ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Glossarium:
Udep = sopan
Terpi = rapi, keren
Semerix pondeh = sasaran kebencian
Hikayat = riwayat
Bengkis = akhir
Wayen = waktu, ketika
Seliwah = unik, istimewa
Sengke = sulit
Jejah = resah, tidak tenang
Andaran - lingkungan
Seda = meninggal dunia
Anyong = hancur luluh
Jerleng = berkilau
Bengan = bekas, lama, tua
Wadean = olok olok
Peren/ang = penting, mementingkan
Badex = tebak

Ape aran tresne

Rabu, 30 April 2008 01:00

Sopox jelo lex dalem sekolahan Inax guru nyengke ngajahang. Inax guru becerita masalah taoxte idup, gumi paer dait khewan pepe. Base ite manuse agente pade beriuk jagax titipan De Side Nenex Sax Kuwase sine. Selapuxte wajib tresne tipax selapux ruen sax arax lex gumi ape sax idup ape sax mate.

Selun selun sekex kanak pejonjong imen terus beketowan; ” Inax guru ape jax sax te paran tresne sino?”. Tadah taget Inax guru six peketowanan kanak kodek, laguk sengke ne boyax jawaban sax pas dait umur kanak sax barux kelas empat SD.

Bareh julux tatix, te sugul julux bekedek, agen side pade seger, ente te lalu ojox kebon deket kokok sino ongkat Inax guru. Dateng lex taox sax kenax, te barisang kanak sino terus Inax guru ngembeng perentah; “kanak kanak nani side pade lalo boyax ape sax side paran cocox jari tekumpulang lex kelas te, ngerti?”. ” Ngerti” sorak kanak kanak sino terusne kelap perarikne tame kebon. Endex arax 10 menit begerundaxan ye pade tulax pete gurune. Sopox sopox te surux maju six Inax guru. “Ape jaux side pade, lapur sekex sekex, siap?” “Siap”

Murid pertame jaux kembang sampixne muni” Inax guru aku maux kembang sax cocox jari pas meja”. Bagus, ongkat inax guru. “Aku maux kupu-kupu cocok jari koleksinte lex lemari kace sine” ” Ine anak kedit baungku pas ye gerix olex lolon jewet ” ongkat sax lain.

Selapuk murid wah maju karing sekex kanak nine, tedox bae ndexne mele muni. Inax guru langsun beketowan lex muridne,: Inges, ape jaux bi, makat bi tedox doang, tatix?”

Kemos dait ilax kanak nine sino, ngene ongkatne,; Inax guru, aku wah demak kembang sino, kesolah ruene dait maix gati sengehne, jari ndexku polak ye, sengax bagusan lamunne terus sebarang sengehne, dait seke mekar kembangne. Wah sino gitakku iwok iwok, ke solah keletekne, bewarne warne dait rengas (lincah) kekelepne. Aku adexang ye bae adexne terus bebas. Terus aku lampax kugitax anak kedit gerix, pas ku demax ye, periak atengku gitax inan kedit sax ngendeng asek, langsung ku taekang tipax kesebune. Inan kedit sino demen gati ye.

Nani sine, aku masih ngambu sengeh kembang sino, aku endah ngidap bebasne iwok iwok sax kekelep lito lite lex kembang sax luwex terus meno juax,… o gamax,… inan kedit sax periak lex anakne sax gerix sino, idapku asex iroxne.

“Lagux Inax guru, berembe ntanku jax petitox selapux sax aku jaux sine?” beketowan kanak sino. Inax guru beang angke sax paling atas tipax muridne sax bau nerangang baturne sekelas. Base ite manuse sine selapuxte ngerasax tersene sax te sebox lex atente mesax.

Wallahualambissawab

Sak Ikhlas
Hazairin R. JUNEP

Bebeyax Lura Biase

(Sasak.org) Minggu, 20 April 2008 01:00

Ulexne sekolah, Le Petimah sax barux 6 taon umurne, langsung plai tame bale, besalam lex inax terus cerewet becerite. “Inax ngonex kelemax ye pade becerite pekare bebeyax umur empat ahad sax kowat nyusu. Beratne berombox telu kilo sejelo”

Inax gorap otak anakne, lasingan cerite sino ye gasal gati, lagux muni ye,” Ceritem sino ndexne kenax tatix”.

Le Petimah nerusang ceritene, "Lagux inax, ye tetu tetu sine, ku terusang sekecot, bebeyax sino te beng nginem susu gajah”.

Sekene bengax inaxne, muni ye, "Inges, dengan sax becerite sino ye polox olox kamu. Susu gajah ndexne inix jax berakibat dahsyat marax meno”.

Le Petimah sax menge gati otakne, masine sambung ceritene,” Percaye bae inax, ine tetu tetu arax”.

“Lah…gasal gati, tulen cerite gasal, anakku” metelah seberax. ” Lagux lex keluargan sai taoxne arax bebeyax sax luar biase jelapne belex sino?”

Le Petimah kemos demen dait ne terangang inaxne,” Lex keluargan gajah meno, lex kebon khewan inax” ongkatne terus ne mangan jangke besoh.

Jogjakarta

Hazairin R. JUNEP

Glosarium;
Ahad – minggu
Gasal- ganjil
metelah- break, istirahat

Lotre

(Sasak.org) Minggu, 20 April 2008 01:00

Lex waktune nyengke te kanggoang belotre, selapux dengan pade boyax belian sax te paran sakti.

Pembotoh sanggupne bayah mahal pokoxne maux nomer. Lagux ndex wah arax cerite dengan jax sugih leman bebotoh.

Arax sopox kanax Sasak lex asrame, ye bis bisan kepengne sixne beli porkas. Sopox kelem tindox ye lengkap bekace mate. Tumben ne ngeno ntanne tindox.

Lox Ancu sax olex Sembawax bengaxne gitax baturne. Terusne muni, ” Lox awas mex lupax kace mate, seda laun pas mex tindox” bagus nasihatne. Sasak pebotoh sine bejawab kemos,” Agen ke pedas begitax bareh” ongkatne. Ndexman jera bengax Lox Ancu, terusang ye muni "Uwix kelem aku ngimpi nomer jitu 6 digit pade six sax menang, lagux buntung, ndexku bau mace nomer sino. Nane jax ngkah bae ku jangke gagal mace” ongkat Sasak lebung sino terus langsung ne tindox.

Jogjakarta

Hazairin R. JUNEP

Glosarium;
Belian - dukun
Lotre – kupon undian
Bebotoh – berjudi
Porkas – judi olah raga

TG Keselem

(Sasak.org) Minggu, 20 April 2008 01:00

Sopox tengari 500 taon sewahne zaman halal lepang, arax TG jax gen wudux lex telage. Berembe jage tadahne tao tao kedarsot ye terus ketemtem lex telage sax ndexne dalem lalox. Lasing TG sino cendex dait ndexne cernges ngonong, berunjax unjaxne sorak ngendeng tulung. Begax suwene kenjelong keselem lex aix ampoxne arax dengan liwat. Terus dengan sino sorax ngendeng tulung lex dengan luwex. Encong begerundaxan dengan dateng. Dengan sax paling julu dengah sorakan TG sino, berapet lex telage jax bemaksud nganton korban.

”Beang aku imande TG” ongkatne sorak TG masi doang kenjelong keselem lex aix. ” Beang aku imande TG” seken keras sorakne dengan sino. Ruene jax TG sino ndexne mele bereaksi. Terus baene jelong tame lex aix, imane marax dengan posisi siap waktu upecare bendere .

Merebot sax nyengke nambah lex mudin masjid pelai ojox telage dengah dengan ribut. Wahne sax gitax TG kenjelong kelelep lex aix dait dengah dengan sorak muni `beang ime beang ime’, langsung ne surux dengan luwex nyedi sekedix olex sedin telage.

Merebot towax sino langsung ne muni tadah keras ” Terimax imangku TG!” Langsung TG nyamber iman merebot, terus teoros ye taek telage. Beriuk dengan ngatir TG ojok masjid beranduk begentix kelambi.

Wah sino selapuk nyedi, merebot langsung jaxne tulax nambah lagux dengan luwex saling bengax. Kembexne TG ndexne mele ku tulung, semantax merebot bae jaxne antih. Timbangne bingung dengan sax paling julu nenaox sino beketoan lex merebot.

” Papux kembexne TG sino, aku jangke kese sorak muni,’Beang imande TG”, ndexne mele jamax matix”. “Makat side dateng langsungne bau imande, kejelapne patix side”
“O…meno sanak?”
” Pekare mudax sino, TG sino beduwe kebiasaan nerimax, dait ndexne girang berembeng” ongkat merebot sino langsung nyedi.

Dengan luwex nganggux nganggux faham marax ntanne dengah pengajian TG bilang ahad sino. Lagu barux nane ne pade menge otakne…


Jogjakarta

Hazairin R. JUNEP

Glosarium:
TG – Tokoh gegapgempita
Merebot- pengurus masjid
Zaman halal lepang – sebelum Islam
Kedarsot- terpeleset
Cendex- pendex
Cernges- becus
Berunjax – melonjak
Kenjelong keselem- timbul tenggelam
Ampoxne – barulah, ketika itulah
Encong – segera
Begerundaxan- beramai ramai
Berapet – mendekati
Beang – beri
Ima –tangan
Jelong tame – keluar masuk
Ngatir/katir- membopong, memanggul bersama sama
Patix- ta’at, patuh
Semantax – hanya, tidak lain
Jaxne- hendak, akan

Amax Jujur

(Sasak.org) Sabtu, 19 April 2008 01:00


Lex sopox dasan sax jaox gati olex embe embe, kocap cerite sopox dengan sax banget jujurne. Ye idup kance seninaxne doang kance duwe. Idup dengan sine bau teparan serbe kurang six miskinne. Pegaweanne boyax kayux sax tejual six seninaxne lex peken.

Sekex jelo lalo dengan toax sino ojox gawah boyax kayux, ye jaux kandik (kapak) sax wah congang dait bulat six pade toaxne six epene. Parexne lampax lex tete kayux rebax sax malang lex atas kokox, kesait naene six pempang gero, kelepos kandikne, gerix tipax kokox sax dalem aixne.

Kesusah aten amax sino, berembe entan jax nyelem boyax kandikne. Selun selun sugul kanak bajang ke solah ruenne. Beketowan kanak bajang sino: ”arak ape amax?” Amax sino bejawab: ” O.. sanak, kandik ku kelepos gerix tipax aix. Berembe jax entanke boyaxn. Aix dalem dait gowar endah”.

Kanak bajang sino langsung ne endeng ijin jax boyaxang kandikne, sendexman ne setuju amax sino, kanak bajang langsung nyemporon nyelem. Jelap gatine nyelem selun selun njelong metitox kandik perak, muni ye:
” ine kandixde? Kandik perak sine..”. "O…ndex ye sanax, kandik ku sino ndexne perak” jawabne. Nyelem malik kanak bajang sino terus sugul olex aix. ” Ine kandik de amax? Ine kandik emas…” beketowan sampixen nyempru aix. “Ndex ne ye sanax, tie jax emas, kandik ku besi towax” ongkatne. Kanak bajang sax sejatine malaikat sino, irox gati six kejujuran amax sine. Langsung ne beang amax sino 3 kandik sepisanan (sekaligus).

Wah tadah suwe, pas ne buwex kayuxne, lalo malik amax sino boyax kayux jok gawah. Lagux nane jax jauxne seninaxne milu. Kejarian kedampes lex pempang kayux sino malikne ulang. Celake lex kejarian sine seninaxne gerix terus keselem ilang te belot six aix kokox. Amax sino nengkerak nangis gita nasib seninaxne sax keselem.

Bebajang sak solah sino dateng ye malik jax betulung. Ndexne paye ngantih langsung ne nyemporon. Arax sekejep jamax ne nyelem, langsungne sugul ngangkat Miss Universe asal Venezuela. Sampixne nyempru aix beketowan ye: "Amax ine seninaxde ke?”. Amax langsung bejawab: "aox”. Malaikat sino sili gati terus ne muni,ngome: ” Amax, side sine wah towax lagux kembexde lekak lalox, inget entan dengan…senyorita (dedare) sine ndexne seninax de, makat de ngakux ngakux amax, side lekak doang jari tau!”.

Sampix leger amax sino bejawab; ” O… sanax sax solah, taox mex aku ne manuse sax banget miskin. Aku takut lamun mex jax beang aku telu seninax, terus berembe jax ntanku sadex dengan nina telu mangan, jari
aku indeng indeng cukup sekex bae, ye wah tiye…sopox”. Langsung ne bait dedare sino terus ne jaux ulex.

Jogjakarta

Hazairin R. JUNEP

Glosarium :
Senorita – nona (b.Spanyol)
Kandik/kandek - kapak
Kesait- nyangkut
Kedampes- tersandung
Nyemporon – terjun ke air
Nyempru- menyemburkan

Rahayu lex Air India

(Sasak.org) Jumat, 18 April 2008 01:00

“Rehayu, semeton jari inax amax. Sax nyeke ngeraos Kapten PATEL”. (kapten sino nyeken berahayu lex penumpang sax tokol dait sax nganjeng)

“Ngendeng ampure sengax ite delay wah empat jelo, lasingan cuace lenge dait bis waktu kadu piyax ruti sopox sopox.

Ine pesawat 171 kekelep ojox Bombay. Lagux ndarax borek jax te mendarat lex ito, bareh te cerobax mendarat lex sopox taox lex India pokoxne.

Lamun Tuhan icanin, sang te bau endah mendarat lex dese parox de pade! Air India wah kebut six catetan keamananne. Sebenarne stardar keamanante atas gati, leman ngeno teroris ndex bani kekelep kance ite.

Demen gati ite, umumang lex side, mulai taon sine, lewih 30% penumpangte wah sampe tipax tujuanne.

Lamun mesin ribut gati, atas pengendeng penumpang bau te sematex ye! Tipax penumpang sax ndex taat beragame, ite sine sopox sopoxne airline sax bau tulung side pade boyaxang arax ape ndex Tuhan sino!

Nyesel ite badax side. Jelo sine film ndex jax puterang, sengax ite lupax ngerekamang olex TV.

Lagux meno, agen de bau manto film, ite jax kekelep persis lex deket Srilangka Airline sax bau penggitan filmne, nah side pade bau memendok olex jendela kanan kabin.

Ndek arax taox ngudut lex pesawat. Lamun arax pendet sugul lex kabin ye sino tande peringetan juluan (early warning system) lex mesin agen te adengan six te kekelep!

Agen side pade bau gita pemandangan bagus, te cobax kekelep sebawax bawaxne. Lagux lamun te bawax lalox side wajib badax ite. Kadang kopilot te sax besemanget kekelep tame lex taox si bagus pemandanganne!

Tulung side pade tokol, jagax kursin de lempeng, lex posisi kekeber dait eretang sabuk pengamande.

Tipax side sax ndex bau dait sabuk pengaman, coba eretang sabukde mesak lex kursi.

Terus sai sai sax ndex maux kursi, ngkah side parap parap bebadax lex pramugari, sax jax ajah side berembe entan atur dirix tame lex koper de mesax.”

Marax meno semeton jari inax amax, silax de bekele lex Air India!!!

Jogjakarta

Hazairin R. JUNEP