Senin, 02 November 2009

Sasak Yang Berpuasa

[Sasak.Org] Beberapa tahun yang lalu seorang ibu bule datang menemui saya di Jogjakarta. Setelah makan malam dia minta waktu untuk berbincang dengan saya. Kamipun bercerita dari soal sejarah saat penjajahan dan dukungan negaranya kepada RI. Setelah ngalor ngidul sampailah waktunya dia menyampaikan sesuatu yang tak ada dalam bayangan saya sama sekali. Dia memasukkan saya dalam daftar pewarisnya dengan memberikan tanahnya yang
H. R. Junep
luas di depan kampus universitas terkenal di negaranya. Saya langsung men
H. R. Junepolak karena saya
tak dapat menerima pemberian yang sangat besar apalagi di tempat yang jauh.

Ketika saya berada di Den Haag saya tinggal di lingkungan elit dekat dengan jalan yang memakai nama nama pulau Indonesia. Salah seorang keluarga mengatakan pada saya bahwa rumah ini bisa kau ambil kelak kalau ibu sudah tiada. Saya bereaksi dengan tersenyum biasa saja. Saya tidak terkejut karena sebelumnya telah ada peristiwa waris mewariskan itu. Hanya saja saya terpesona dengan pengalaman spiritual yang luar biasa indah itu.

Kini saya berada ditempat yang sedang membeku, dikenal sebagai Tanah Tengah alias Irkutsk di Siberia. Saat saya menulis ini udara dijalanan mencapai minus 8. Sesore ini saya diajak keliling oleh sahabat saya untuk mencari pakaian hangat yang bagus. Meskipun saya cukup dengan pakaian bekas yang saya beli dipojok perempatan Condong Catur Jogja, tapi dia berkeras mencari yang lebih tebal sejenis pakain pemain ski. Benar saja saya dapatkan di too dengan penjual dari China. Setelah berbincang dikit, chin chaila, kami dapat diskon 25% rupanya pedagang babah dimana mana sama. Saya bilang" xie xie", terimakasih, lalu dia jabat tangan saya dengan erat. Dingin ya disini katanya, saya mengangguk. Diseberang seorang lainnya bertanya darimana, yang saya jawab "woshe inni jen", saya orang Indon,. Dia tanya "muslim ya?", saya mengangguk dan tanya darimana kamu tau, dia jawab, saya tau negaramu negeri orang muslim.

Mobil setir kanan buatan Jepang yang kami tumpangi, berhenti diparkiran gedung baru di daerah elit bernama Akedemia, yaitu pusat kampus dan rumah para intelektual penting dalam segala bidang ilmu. Di luar kota ini ada fabrik pesawat terbang yang memproduksi pesawat tempur jenis Su yang kita beli untuk TNI AU kita beberapa tahun terakhir ini. Mobil disini ada yang setir kiri karena lalu lintas menggunakan jalur kanan tapi kebanyakan dari Jepang yang didesain untuk jalur kiri seperti Indonesia. Kami naik ke lantai delapan, saya pegel juga sebab lift belum berfungsi. Kami melihat pemandangan sungai Anggara, dari 600 sungai yang ada, sungai inilah satu satunya sungai yang keluar dari danau Baikal itu. Pemandangannya indah dengan jembatan yang sedang dibangun untuk memenuhi perkembangan kota yang pesat. Semua rekan saya dan terutama yang mengajak saya keliling ini sudah sering bicara mengenai bagaimana tentang pekerjaan disini dan apa yang akan ditawarkan sampai saya disiapkan untuk menjadi warga negara Federasi Rusai segala. Saya diberi bisnis yang sudah berjalan dan diminta menangani atau mau dijual. Saya telah menolaknya meskipun saat melihat bisnis itu saya sangat senang. Saya diajak memeriksa apartemen yang sudah diserahterimakan dan tinggal dipasangi pintu, mebel dan interior lainnya yang kata teman ini, bisa beres dalam dua minggu. Tiba tiba dia bertanya: " Kapan kamu mau, sekarang bisa, nanti bisa". "Kalau kau tidak suka apakah kita jual saja?". Saya bilang bahwa, kalau kau merasa lebih untung dengan menjualnya, mengapa tidak?. Dia menatap saya dalam dalam dan berkata: " Kau akan tinbggal disini". Saya terkejut sekali, kejadian itu berulang lagi.

Apartemen di daerah elit yang harga tempatnya saja satu setengah miliar rupiah, belum dibereskan dengan segala pernak pernik. Aduh… saya tak berhenti diuji oleh BOS saya yang kepadaNYA saya serahkan batang leherku ini. Semua yang saya kenal sepuluh tahun terakhir ini adalah miliarder dunia dan mereka baik hati. Tapi BOS saya yang sejati adalah SATU, Dia adalah Maha BOS dari semua jenis bangsa bos di alam semesta ini. Saya tak pernah susah, tinggal bilang saya mau apa diberikan saja. Subhanallah ampunilah hambaMU yang tak tahu diri.

Waktu saya kos, saya menolak bantuan saudara saya, agar saya tidak manja dan apalagi kehilangan martabat. Saya diajar puasa dan berzikir oleh Inax dan Amax. Waktu tetangga kami membeli barang mewah, mulai dari motor tril dan mobil. Kedua orang yang diberi tanggung jawab oleh BOS MAHA BESAR untuk mengurusku itu bilang, tahanlah keinginanmu dengan bersabar dan banyak puasa. Ketika kita berpuasa kita tak tertarik dengan pesona duniawi berupa makanan dan minuman. Tentu ada selera terbit tapi kita cepat berkata bahwa kita puasa. Maka semuanya biasa biasa saja. Sekarang setelah berpuluh puluh tahun dan kedua pembimibng saya mencapai pengetahuan hidup itu sudah dipanggil oleh BOS MAHA BESAR, saya mengerti bahwa mereka selama hidup berpuasa. Berpuasa dalam arti menahan diri untuk tidak melakukan hal yang kurang berguna. Mereka mengesampingkan apa yang disebut gengsi, martabat dan kehormatan berdasarkan materialisme. Mereka puasa dalam arti yang sesungguhnya.

Seorang saudara yang pulang berlebaran sangat heran mengapa saya repot repot menulis buku dan membuat perpustakaan. Sudah hidup enak kok mau repot katanya. Ketika dia tahu saya sering bepergian ke mancanegara dia bertanya apa yang telah saya lakukan sehingga punya sahabat dimanapun. Saya melihatnya selalu kekurangan meskipun dia seorang manager di Jakarta. Dia banyak mengeluhkan harga bahan suplemen yang dibutuhkan agar dia lebih sehat. Saya memeriksa dia dan isterinya dan menanyakan keluhan keluhan mereka soal kesehatan dan gaya hidup. Salah atu suplemen atau obatnya berharga cukup mahal untuk kantong seorang manager menengah. Saya periksa obat itu dan saya terangkan bahwa barang itu bisa didapat dengan barga 10% dari harga yang mereka bayarkan. Mereka penasaran sekali, bagaimana mungkin. Maka saya katakan bahwa obat itu adalah campuran dari bahan bahan dan vitamin yang dapat diracik sendiri dengan membeli yang eceran dan terpisah di apotik mana saja. Ada sepuluh bahan yang harus dibeli dan harganya super murah. Campur sendiri. Anda akan memperoleh tabungan uang sebesar 90% dari harga beli barang bermerek itu. Mereka saling tatap dan mengkalkuklasi betapa besar tabungan mereka dalam satu tahun kelak. Tetapi akan jauh lebih baik bila mereka mengkonsumsi makanan sehat , halal dan baik, tanpa berfikir soal suplemen segala. Saya katakan inilah yang saya lakukan pada sahabat sahabat saya yang saya jumpai hanya dalam waktu 10 jam saja. Dan kami menjadi sahabat yang bagai telah bertemu ratusan tahun. Mereka mengangguk angguk senang. Entah karena merasa akan dapat tabungan atau dapat ilmu untuk menyelamatkan orang lain, entahlah

Selama ini saya menjalankan puasa ala kedua orangtua saya sehingga saya tidak mudah tertarik atau ingin sesuatu. Di Jogjakarta hampir semua teman selalu bertanya dimana mobil saya parkir. Saya bilang tidak punya tak dipercaya. Mereka penasaran bagaimana saya bisa tiba ditempat kerja selalu lebih pagi dari kebanyakan orang padahal mereka naik mobil atau motor sendiri. Jangankan mobil sepeda saja saya tidak punya. Daripada terus repot tidak dipercaya saya bilang saja di cemara tujuh. Karena disana saya selalu menunggu kendaraan umum engkel isuzu yang sudah rapuh di siang atau sore hari sesudah jam 17.00 tidak beroperasi dan saya harus naik taksi pulang. Saya berpuasa dari keinginan yang besar besar agar tidak kelebihan beban sebagaimana saya menahan diri dari memakan segalanya agar beban badan juga tak kelebihan. Dua hari sebelum puasa yang lalu berakhir seorang semeton datang memberi saya zakat, saya berkata, bahwa saya sealalu memikrikan nasibnya. Dia memaksa saya menerima zakat itu yang kemudian saya sedekahkan lagi ke orang yang berhak. Tawaran dari sahabat sahabat saya itu adalah sebuah ujian dalam kehidupan saya. Dahulu kita ada disana bersenang senang bersama BOS kita. Sekarang dunia ini juga adalah tempat kita bersenang senang, masih bersama BOS kita. Kelak kita juga akan besenang senang bersama BOS kita. Ssesungguhnya hidup ini adalah sebuah permaianan. Marilah kita bermain sesuai dengan apa yang kita diperintahkan dan bukan bermain sekehendak hati kita. Saya hanya mengatakan kebenaran tentang hidup dan impian saya akan kedamaian dan kemuliaan manusia dan kemanusiaannya, ternyata diamanapun manusia mengimpikan hal yang sama sehingga sahabat sahabat saya itu dengan ringannya memberikan apa saja milik mereka untuk seorang sahabatnya. Puasa membuat kita tak tertarik pesona dunia dan ketika kita tidak tertarik, semua apa saja datang menari didepan kita, mau puasa atau mau berbuka?

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Komentar langsung lewat email sasak.org:

2009/10/29 11.17

Assalamualaikum,

Tiang membaca tulisan tuaq niki dengan keterpesonaan yang sama dengan saat membaca kisah-kisah Old Shatterhand karangan Karl May di masa kecil dulu, Mudah-mudahan tuaq selalu dalam lindungan Allah SWT di dalam setiap perjalanan tuaq, aminn..

Salam Hangat,
Hendra

Tidak ada komentar: