Kamis, 12 November 2009

Sasak Memberontaklah!

[Sasak.Org] Saya mulai terbiasa melihat lalu lalang orang berbagai rupa dibawah apartemen, setelah mengintip dari jendela yang memandang ke jalan utama Rozi Luksamburg di Rayon Novi Laninski. Pagi hari saya usahakan jogging 10 menit dan mengulangnya di petang hari. Mulai kemarin pagi udara semakin beku mencapai minus 16 drajad dan malam hari sampai minus 20 drajad. Ketika udara sedingin itu alis dan lingkar mata sampai kumis jadi putih karena titik titik air langsung membeku. Air mata yang keluar karena pedih dan ingus langsung menjadi es serut yang menempel. Tiba tiba mata jadi sakit dan saya cepat lari masuk gedung yang hangat. Ada hal yang berubah soal jadwal makan dan tidur. Orang orang disekitar saya nampaknya tidak punya jadwal makan tetap tetapi terus saja makan sepanjang waktu kecuali saat tidur. Kami tidur jam 24.00 atau lebih larut dan saya bangun jam 6 pagi yang keadaannya seperti subuh di Jogja.Teman teman saya bangun jam 8 atau 9 atau 10. Mereka orang yang tidak terikat oleh jam kerja sebab semua diatur lewat telpon.

Saya berkeliling mengamati toko satu persatu dan juga pedagang yang memajang barang diatas kardus berderet di tepi jalur bis dan gang pasar. Ada yang menjual sayur masyur, ikan, daging dan buah. Saya liaht ada juga yang jual kaki sapi dan jerohannya. Rupanya orang Rusia juga memakan bagian bagian tersebut seperti kita. Waktu melihat warung kecil berupa kotak etalase berisi sayur mayur saya melihat jamur dan daun pakis atau paku. Saya kangen dengan paku dan tengkong manuk itu. Di dasan paku tumbuh sepanjang tahun tapi jarang sekali orang memanfaatkannya. Di Irkutsk saya mebeli 200 gram salad seharga Rp.26000 dan tengkong manuk kecil yang didasan disebut tresex 50 gram seharga RP. 9000. Salad paku itu sebenarnya hanya dipanaskan dengan bumbu bawang putih, merica dan sedikit paprika kering. Kalau di Jogja saya suka membeli di supermarket 4 ikat bisa kami makan sekeluarga dengan harga seribu dua seikat. Lagi lagi saya melihat betapa lemahnya mental orang dasan sehingga tangannyapun tak digunakan untuk memetik paku yang tumbuh disepanjang kokox dan reban di gumi paer. Mendingan mereka momot dan busung lapar atau berkelahi dari pada bertebaran menagmbil manfaat dari alam sekitarnya.

Di Masa Uni Sovyet, pemerintah menjual daging sekali sebulan di toko resmi dengan antrean panjang memegang kupon. Tiap anggota keluarga dapat jatah membeli daging yang harganya murah 2 kg sebulan. Begitu juga untuk kebutuhan lain, mereka selalu antre sebab persediaan terbatas. Kalau mereka membeli di pasar harganya selangit dan tidak mudah. Orang tidak kreatif karena tidak boleh membuat usaha sendiri. Pakaian juga dibagikan yang mutunya jelek dan bisa sampai 5 tahun sama saja. Buku tidak dijual dan semua tersedia diperpustakaan. Anak sekolah dijamin sampai asrama mahasiswa tersedia bagi siapa saja yang menginginkannya. Kamar kamar komunal bisa berisi 6 orang dan berderet deret dengan satu kamar mandi dan satu wc. Rumah tinggal juga dibuat berderet panjang dengan satu wc dan kamar mandi serta dapur yang dipakai bergantian. Saat ini masih ada rumah tinggal komunal bagi orang miskin, sewanya murah dan terjangkau.

Melihat sekeliling apartemen dengan orang orang tua yang bekerja, saya menyaksikan bahwa siapa saja yag mau berusaha hidupnya akan tercukupi. Kemakmuran bukanlah karena melimpahnya makanan dan harta tetapi kemauan bekerja keras dan kesempatan berusahalah yang menentukan. Sayang sekali perubahan kepada demokrasi telah merusak segi segi positif yang telah ditanam dan dipelihara selama 70 tahun, seperti nasionalisme yang tinggi yang kini tak terlihat lagi. Anak anak muda berseliweran tiap senja dengan botol bir serta alkohol lain ditangan. Saya melihat betapa banyaknya apotik dimana mana, ternyata yang paling laris adalah jarum suntik yang bungkusnya terserak dimana mana. Generasi mendatang dalam keadaan bahaya, meskipun sekarang masih minoritas tetapi cepat atau lambat akan merajalela juga. Saya dengar polisi dapat dibeli dengan harga murah. Demokrasi telah memberikan kebebasan berekspresi dan memperluas kesempatan korupsi pula. Situasi dasan ramai sekali orang berebut simpati saat ketahuan korupsi berjamaah di kantor masing masing. Ada oknum penguasa yang minta minta dikasihani oleh rakyat bahwa mereka tidak bersalah yang lainlah yang salah. Demokrasi rupanya juga melahirkan pemimpin bermental kerupuk dimana mana. Ada pemimpi n yang minta dana besar untuk meperbaiki departemennya agar tidak bobrok seperti sekarang. Semua ingin uang besar untuk mengubah kekisruhan yang ditimbulkan oleh penanganan yang salah kaprah dari hulu ke hilir.

Manusia dasan apalagi pejabatnya tak akan dapat diubah meskipun digaji dan diberi makan enak setiap hari gratis. Justru yang tumbuh berkembang adalah kerakusan dan kelicikannya. Perilaku korupsi bukanlah bagian dari kebudayaan sebab ia timbul dari perilaku bejat. Korupsi adalah lawan dari kebudayaan. Kebudayaan adalah budi pekerti yang dikembangkan agar manusia dapat hidup baik dan harmonis. Agama sebagai ajaran tertua sejak homo sapien hadir adalah akar dari kebudayaan yang berkembang sampai saat ini. Seluruh ajaran agama adalah membangun budi pekerti manusia agar tidak mengalami degradasi moral. Ketika manusia semakin banyak dan tidak terkontrol maka mulailah penyakit sosial yang bernama menipu atau bohong. Kita sangat mudah mengeluarkan uang 20 atau 50 ribu untuk menyogok polantas yang setiap tanggal tertentu operasi dan suka mengintip dari tempat tersembunyi lalu hoop pura pura menilang. Kita dan polantas adalah manusia bejat yang melanggar moral kejujuran. Di Negara yang sudah begitu rumit korupsinya tak ada satupun anggota masyarakat yang tak berdosa. Bahkan orang alim yang sangat jujur dan tidak pernah bohongpun ikut makan dari pajak yang dibayar oleh para pembohong besar yaitu seluruh rakyat. Lihatlah bagaimana kita mendidik dengan UN yang dijawab oleh guru agar muridnya lulus. Untuk jadi PNS ada yang menyogok sana sini. Untuk jadi aparat ratusan juta melayang. Untuk menyelesaiakn kasus ada makelarnya silahkan tawar menawar. Saking banyaknya pelaggaran moral maka kita anggaplah korupsi sebagai sudah membudaya. Kita harusnya memasukkan pelacuran, pengemis, gelandangan yang makin penuh, TKI gelap, maling, perbuatan mesum, pornografi, perdagangan anak dan perempuan, serta penyiksaan babu sebagai kebudayaan juga.

Dalam kondisi bobrok seperti ini saya hanya menginginkan satu hal agar negara ini tutp buku secepatnya. Setelah itu kita mulai yang baru sebab kalau sampai Allah turun tangan memberi keputusan akan terjadilah lidah api dari neraka atau guncangan yang akan membalik gumi paer seperti manusia yang sesat terdahulu. Kalau mau ikut menyelamatkan negeri sangat mudah dan sederhana, rakyat jelata semua tanpa kecuali adakan boikot nasioanal dengan tidak keluar rumah 5 hari saja. Jangan rusuh dan anarkis, berdiam dirilah tanpa bicara. Kalau perlu puasa serempak. 240 juta rakyat tidak boleh dikelabuhi oleh segelintir cecunguk korup yang petentang petenteng. Ayo pemuda dan mahasiswa mana dadamu? Jangan bloon, tak ada gunanya menunggu yang tua dan peot, inilah waktu bagimu tentukan, ini negeri dibiarkan rusak atau kalian rekonstruksi agar kembali baru. Pilihan ada ditanganmu!

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP


Komentar dari SO:

Daking&Dulasam: ...

Tiang memang bukan seorang aktivis yang pernah turun ke jalan, apalagi punya pengaruh untuk memobilisasi massa, tapi kenapa beberapa hari terakhir ini tiang sibuk sendiri memikirkan bentuk sebuah gerakan yang bisa disebut pembangkangan nasional di mana dalam kurun waktu 2 atau 3 hari atau bahkan seminggu kita serentak tidak mengindahkan salah satu aturan di negeri ini sebagai bentuk perlawanan kita terhadap kekuasaan yang korup dan tidak punya integritas ini. Tiang juga semakin bingung kira-kira bagaimana format pembangkangan ini, dan aturan mana yang bila tidak diindahkan dalam waktu seminggu tidak akan terlalu mengganggu tatanan sosial ekonomi bangsa.

1
Ada ide selain saran cemerlang Miq HRJ di atas?1

November 11, 2009

Sasak Yang Cabul

(Sasak.Org) Waktu saya kelas satu SMP, ada seorang teman saya yang melakukan pelanggaran moral yang sangat keterlaluan. Senakal nakalnya kami paling banter berkelahi atau saling ejek. Tapi teman yang satu ini mungkin terlalu banyak gizi dan hiperaktif. Seorang kawan kami yang cantik jelita, pendiam dan lembut diremasnya dan membuat dinding sekolah bergetar, genteng hampir merosot dan pecahan tembok bekas gempa membuka dan menutup. Proses persidangan langsung digelar dan si cewek cantik itu diselamatkan oleh ibu guru kami yang baik hati, penyayang dan penuh empati. Si arjuna playboy cap kapak itu digiring ke ruang BP. Guru BP yang bijak bersama kepala sekolah mengintrogasi pangerannya yang tampak kusut masai dengan wajah menunduk. Entah apa yang mereka katakan tapi kami tak lagi melihat kawan kami itu bersekolah. Rupanya dia dipulangkan dan diserahkan ke ayahnya untuk dibina 2 minggu. Setelah itu dia masuk sekolah seperti biasa. Dia tidak bodoh dan dia tidak pintar. Waktu berjalan terus dan kami lulus dari SMP. Si gadis menikah pada usia 16 atau 17 tahun. Si playboy jadi anak yang baik sewaktu kami SMA.

Ketika saya mengajar di SMA, seorang palyboy dasan telah berbuat hal yang sama. Siswa SMA jauh lebih matang daripada SMA, sehingga perbuatan itu sudah tergolong tindakan orang dewasa meskipun secara hukum masih anak anak juga. Kepala sekolah kami marah sekali. Beliau orang yang pendiam dan berpretasi internasional tapi dalam kasus ini keluarlah kemarahan cara dasannya. Si playboy cap pacul pecah itu digiring masuk ke ruang guru dan setelah di omeli dengan berbagai kata seru, dia harus berjalan melewati tiap guru untuk menerima ketupat bengkulu atau tempelengan yang diayun keras oleh ibu guru. Tidak ada yang dipecat dari sekolahan sebab, manusia pada usia itu sedang mengalami badai dan petir dalam tubuhnya. Saya yakin sekali si anak telah menerima pelajaran yang terbaik selama masa hidupnya tentang moralitas kemanusiaan. Karena kami serempak mununjukkan dan memperaktikkan sebuah nilai moral yang dijunjung tinggi.

Duapuluh tahun terakhir ini kasus siswi hamil luar biasa banyaknya, semua orang tua dan guru sangat kebingungan menghadapi kejadian itu. Generasi muda selalu lebih cepat bergeraknya sebab mereka bertumbuh sedangkan yang tua mengalami degradasi. Generasi tua yang lalai menelurkan generasi muda yang kurang bermutu. Semua bermula dari penanaman moral sejak dini. Di sekolah anak saya ada banyak siswa yang dibuang dari berbagai daerah. Ada yang sudah melahirkan dan banyak yang dicoret dari sekolahnya yang lama. Mana lebih baik kita perbuat, memberi kesempatan untuk menjadi lebih baik atau membiarkan anak yang sudah jatuh itu makin terpuruk?. Bagi kita yang percaya bahwa Allah dapat mengangkat manusia dari kenistaan kepada kedudukan paling mulia, haruslah mebuka kesempatan bagi mereka yang datang untuk memperbaiki diri. Niat kita adalah membangun karakter manusia, sesuai dengan tujuan Agama Islam. Kalau kita menghakimi semua murid yang terjerumus dengan prasangka, maka untuk apakah kita mengirim da'i ke tempat pelacuran dan markas para cecunguk di penjara?.

Dulu kenakalan anak sekolah paling banter merokok atau mencuri mangga di kebun tetangga sepanjang jalan antara sekolah dan rumahnya. Mengapa demikian, sebab mereka hanya meniru orang dewasa. Bukankah orang dewasa sangat doyan menghembus hembus asap seolah hidupnya begitu nikmat? Padahal dibalik para penghisap rokok itu bercokol jiwa yang resah, tidak puas, gugupan dan kurang PD. Dengan memutar mutar rokok itu jemarinya aktif dan ketika menghisapnya asap bernikotin itu menyakiti dadanya sehingga konsentrasi teralihkan. Anak anak menyangka alangkah enaknya orang dewasa merokok, kita ikut saja ramai ramai. Yang mencuri mangga mungkin lapar atau ingin mengadu keberanian menentang aturan. Inipun adalah akibat anak anak tidak mendapat apresiasi di rumah. Orangtua sering mengatakan, diam kamu anak kecil! Padahal anak anak tumbuh jauh lebih cepat dari kesadaran kita sebagai orang tua. Yang kita ingat adalah selalu ketika anak itu masih balita dan menyenangkan sepanjang hari. Dia lucu dan manis, maka kita tak ingin anak itu berubah!.

Sekarang kelakuan manusia masih sama. Siapa bilang dahulu tidak ada pornografi? Selalu ada disepanjang zaman. Mungkin majalah porno tidak ada tapi namanya stensilan beredar diam diam diseantero dasan. Teman saya yang kuliah di Akademi Agraria sangat berbakat melukis, dia sangat banyak merokok. Sebagai mahasiswa dinas dia dapat gaji tapi uang dia habiskan untuk merokok dan mabuk. Dia melukis tiap hari dengan bolpoin di kertas buram. Lukisannya hidup dan sangat detail. Sayang dia cabul karena bakat langkanya dibuat melukis komik cabul yang dia lihat sendiri, dibicarakan sendiri, ditertawakan sendiri. Hanya kalau sempat berkumpul dengan rekan kos sedaerah dia baru bisa mempertontonkan karyanya. Terus terang tidak ada yang menanggapinya lebih daripada mentertawakannya.Teman bergaul sangat berperan dalam mengembangkan atau membunuh kebiasan cabul seseorang. Bagi anak manusia yang sedang remaja, seks adalah suatu hal yang paling membuat penasaran. Oleh karena itu jangan sampai ada orang dewasa disekitarnya yang memamerkan hal hal yang berbau pornografi. Kalau ada orang dewasa yang membeli bahan bacaan atau film porno sebaiknya disimpan dengan rapi ditempat pribadi. Dimasa kini internet menyajikan materi seronok sampai yang menjijikkan dapat diunduh dengan bebas di Indonesia. Saat menulis ini saya menggunakan internet dengan komputer canggih dan koneksi internet sesuka hati. Tapi yang namanya pornografi tidak bisa diakses. Saya tak tahu bagaimana kebijakan pemerintah disana sehingga youtube porno apalagi film porno ditutup sama sekali. Di kios yan berderet dibawah apartemen, mereka menjual majalah playboy dan sejenisnya tapi tempatnya tersembunyi seperti yang saya lihat di Uni Eropah juga. Kalau di jalan Kaliurang Jogja kios dengan bebas menggantung tabloid dengan wanita sronok sementara anak sekolah berseliweran melihat lihat penasaran.Anak anak itu adalah korban dari ketololan orang dewasa dan terutama para mahasiswa yang telah menuntut kebebasan berekspresi yang sesungguhnya .

Kasus siswi berhandphone gambar porno merebak dimana mana, sebab segala dokumen dapat dibagi dengan mudah dan cepat. Mengapa anak anak yang menjadi korban ditindas bukan diarahkan dan dibina. Kalau semua anak yang berHP di satu sekolahan diperiksa terus menerus selama satu minggu dan diulang lagi pada minggu berikutnya niscaya mereka akan mengerti bahwa perbuatan itu tercela. Pendidikan adalah proses panjang yang melelahkan sebab dibutuhkan waktu seumur hidup untuk menanamkan, memelihara dan menumbuh kembangkannya. Sekolah bukanlah tempat orang suci untuk belajar. Bahkan masjidpun bukan hanya untuk orang yang sudah hassan akhlaknya. Kalau kita keluar dijalanan, disana banyak orang berbuat tak senonoh, ada maling, pemabuk, aparat menerima suap, pemeras dan pencabul. Bukankah banyak orang gila yang telanjang bulat mondar mandir didepan sekolahan dan taka ada guru atau kepala sekolah yang menghukum muridnya menonton bareng mereka bahkan dengan hati yang tak terpengaruh sama sekali?. Semua yang disebutkan tadi adalah porno dan cabul. Semua yang bertentangan dengan akhlak yang baik adalah cabul! Tapi kita tebang pilih terus sehingga anak jadi bingung menetapkan nilai kebenaran. Para guru hendaknya tidak berhenti belajar agar jiwanya terus hidup dan mengerti bahwa dalam belajar manusia harus jatuh dan bangun. Bahwa kita jatuh seribu kali sehari tidak perlu dirisaukan, sebab yang penting adalah bahwa kita selalu berjuang untuk bangun kembali.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Sasak Lawanlah Cecunguk

(Sasak.Org) Malam ini dinner agak ribut gara gara gadis yang 18 tahun itu nimbrung masalah bayi berumur 6 bulan yang tak terurus oleh orang tuanya yang pemadat. Gadis itu mengusulkan pada kami agar bayi itu dipungut dan dipelihara. Sekali ini saya tak berani berkata kata sebab saya tak mengerti kultur mereka namun demikian saya tak dapat sembunyikan perasaan iba saya dan teringat bayi 4 hari yang pernah kami perebutkan dengan RS dimana ia dilahirkan oleh seorang wanita muda yang tersesat. Ibunya tak tahu bahwa RS itu sangat mahal dan dia terjebak dalam permainan mafia dan misionaris. Pada jam dan detik yang sama cerita itu berulang di Siberia. Kali ini tak ada mafia penjual anak atau misionaris yang dihadapi . Menyelamatkan anak manusia dari ancaman orangtuanya sendiri, mungkin tidak sederhana.

Kami memperbicangkan masalah anak dengan kondisi itu dan masa depannya. Manusia dibentuk oleh asuhan keluarga dan lingkungan. Kalau anak itu selamat kelak maka dia akan jadi pemadat dan lebih jahat dari orangtuanya. Saya katakan pada hadirin agar tidk mengambil keputusan malam ini. Si gadis itu telah lenyap pergi mencari bayi itu.Sekembalinya dia minta bicara dengan tuan rumah di dalam kamar. Entah apa yang terjadi. Gadis itu murung dan mengurung diri di kamar mandi. Sebelumnya saya sempat tanya mengapa wajahnya murung. Dia bilang bahwa betapa dia kasihan pada bayi itu.

Kalau ada yang membunuh seorang manusia maka dia telah membunuh seluruh manusia. Demikian pula kalau ada yang menyelamatkan anak manusia mestinya difahami juga bahwa telah terjadi penyelamatan atas semua manusia. Bahwa seorang manusia menyimpan seluruh mistery kemanusiaannya yang tak seorangpun dari 7 miliar manusia hidup pernah atau akan mengungkapkan mistery itu. Bahkan sejak zaman Phitekantropus Erektus sekalipun. Oleh sebab itu manusia adalah alam semesta dalam wujud kecil yang sama rumitnya dengan makrokosmos ini.

Di dasan dahulunya anggota masyarakat sangat rekat dan merasa kasih pada anak dan anggota kuluarga tetangga dekat apatah lagi terhadap lingkungan keluarga sendiri. Kita mengetahui kemunduran dan kemajuan orang perorang bahkan di dasan tetangga. Dan kita ikut bangga dan gembira menceritakan prestasi orang perorang itu. Kalau ada tetangga yang menjadi anggota TNI atu Polisi semua berbinar. Dan mereka yang berhasil jadi orang berpangkat menolong dengan hati senang siapa saja yang perlu ditolong dalam urusan birokrasi dan sebagainya. Begitupun kalau ada satu orang yang jadi maling semua orang akan saling memberitahu agar waspada. Orang yang berhasil akan makin maju yang berperilaku buruk akan terjepit dan menghilang. Itulah sebabnya kita banyak mengenal orang yag telah bertobat dan menjadi orang yang taat ketika telah matang.

Anak anak yang tak berayah atau tak beribu atau tak berorang tua biasanya ditampung di panti asuhan di Pancor atau di pusat pusat NWDI di seantero gumi paer. Tiap bulan ada seorang ibu, yang berkeliling mengumpulkan beras 1 kilogram tiap kepala keluarga. Biasanya tak hanya 1 kg tapi tergantung keadaan, bagi yang sedang panen bisa besar sumbangannya bagi yang sedang susah akan menyumbang semampunya. Anak anak yatim dan piatu itu diasuh dalam suasana kekeluargaan yang sederhana. Mereka banyak yang berhasil jadi anak soleh dan solehah. Anak anak yang dahulu saya kenal pernah menghuni panti itu sekarang telah menjadi ustad dan ustazah yang meneruskan usaha panti mereka ditempat masing masing.

Panti asuhan itu terletak ditepi dasan dekat persawahan, betapapun memperihatinkannya tapi dari situ telah muncul manusia manusia yang berbudi luhur. Sebab mereka telah diasah dengan budi pekerti (pengetahuan tentang akhlak) yang islami. Anak anak yatim sangat bergembira bila tiba hari dimana mereka diberi makanan dan pakaian baru oleh anggota masyarakat secara gotong royong. Buahnya pastilah anak anak yang tumbuh jadi manusia yang lapang dadanya dan penuh dengan empati. Saya bukan anak yatim tapi saya diasuh oleh semua penghuni dasan bahkan di dasan yang jauh sekalipun banyak orang yang mebelai rambutku. Satu kalimat dan satu belaian teduh masih terasa di tiap tiap anak rambut dan pori poriku. Bagaimana indahnya budi perkerti warga dasan kami sehingga menelurkan banyak pepadu yang welas asih pada anak bangsanya dimasa kini.

Keadaan sekarang mulai berubah dengan kecepatan yang tak disangka. Pernah saya pergi ke Pancor dan masuk ditoko buku Hikmah, didepan pintu seorang pemuda tanggung tergelatk mabuk, semua orang membiarkan saja kejadian itu. Ada anak kecil yang melihat, ada kaum terpelajar yang melihat. Saya bertanay pada orang disekeliling agar kita berbuat sesuatu. Mereka sudah hafal kelakuan anak itu dan membiarkannya. Mereka tidak sadar bahwa kita semua telah terlibat dalam pembunuhan karakter semua manusia. Anak jalanan mulai merebak dimana mana, pengemis kecil datang dengan koordinator. Mereka didrop dengan kendaraan dan harus setor tiap hari. Para pemangku kepentingan sosial masyarakat, baik pemerintah maupun para TG telah terang terangan membunuh karakter seluruh manusia dengan membiarkan hal itu terjadi berlarut larut. Satpol PP dikerahkan hanya kalau sedang ada proyek pembersihan kota. Lambat laun pekerjaan menangkap gelandangan dan pengemis menjadi sumber tambahan penghasilan karena ada honor ekstranya. Kalau ada sesuatu yang membawa keuntungan materi sudah semestinya dibiarkan berkembang. Akibatnya pengemis bertambah sebab makin banyak orang malas bekerja toh banyak yang kasihan dan kalau ditangkap tinggal bagi hasil dengan yang menangkapnya, beres. Kalau ditahan koordinator bisa chin chaila dengan aparat. Tebus saja sudah beres. Alangkah jauhnya kita terjebak dari kebohongan satu ke kebohongan lain.

Apa yang terjadi di dasan terjadi juga dalam sekala besar saat ini. Karena kita telah biasa membiarkan pembunuhan karakter dimana mana maka semua anggota masyarakat telah terbunuh karakternya. Polisi sebagai bayangkara makan tanaman. Jaksa yang mengusut tuntas malah merampok sampai tuntas pesakitanya. Hakim yang mengadili dapat dibeli murah meriah.Maka dibentuk saja lembaga yang lebih hebat agar dapat melakukan tugas kedua badan yang sudah ada secara lebih efektif. Apalacur orang yang direkrut untuk melaksanakan tugas itupun sama saja. Mereka adalah para petugas yang tadinya ikut membunuh kemanusian kita. Maka bertemulah para buaya, kobra, macan dan singa. Kita telah lama memulai pembunuhan demi pembunuhan manusia di level dasan dan hasilny sebuah negara penuh dengan cecunguk. Cecunguk yang berkuasa itu memilih teman temannya untuk mengurus negara. Dan lihatlah dasan jadi bopeng dan compang camping dirampok, digali,dirusak tiap detik.

Dibalik balik bukit yang sunyi
ada anak anak kecil yang murni
yang tak mengerti
cecunguk cecunguk itu.
Adakah pepadu
yang bersedia menjadi tameng
agar mereka tidak dibunuh
sebelum mengerti
tentang senyuman para bidadari,
tentang hangatnya cahya matahari,
tentang embun pagi,
tentang nyanyian burung
dan semilir angin
dari puncak Rinjani?

Wallahualambissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP

Sasak Tanpa Ideologi

(Sasak.Org) Setiap kali saya berangkat ke luar negeri saya selalu menggunakan jas dengan garuda di saku kiri. Saat hendak berangkat ke Rusiapun saya mengenakan jas yang bergaruda. Saya merasa nyaman dengan kostum itu. Hassan bertanya apakah pakai kostum bergaruda lagi, dan saya jawab" ya". Dia tertawa terkekeh kekeh dan anggota keluarga ikut tertawa. Saya balik mentertawakan mereka, tentu mereka merasa heran ditertawakan karena mentertawakan orang yang aneh malah ditertawakan. Pagi pagi saya mandi dan melihat ada sabun mandi tergeletak ditepi bak. Setelah saya selesai mandi saya teriak menanyakan siapa gerangan yang menaruh sabun mandi sedangkan saya sudah menyediakan sabun cair yang lebih praktis dan busanya banyak. Hassan bilang bahwa orang dasan biarpun sudah kenyang makan apa saja dia tidak merasa sudah makan kalau belum makan nasi. Begitupun kalau mandi, meskipun ada sabun cair sepanci kalau belum menggosok badan dengan sabun mandi biasa dianggap belum bersabun.

Anak satu ini selalu banyak cerita, tapi saya kesihan sekali melihat mereka tumbuh dan berkembang di alam kebebasan ini. Dia faham soal kebiasaan anak dasan, tapi dia dan yang lain tidak faham mengapa saya selalu mengenakan garuda di saku kiri. Itu jauh lebih dalam dari soal kebiasaan. Di kostum itu ada sebuah ideologi, ada sebuah impian, ada sebuah harapan. Ideologi adalah ilmu tentang impian. Bagaimana hidup dengan ide besar yang diejawantahkan dalam kehidupan sehari hari. Ketika saya ikut organisasi pemuda semasa di Unram, saya mendapat penataran P4 paket 15 jam. Sewaktu saya masuk akademi di Jogja saya dapat penataran P4 paket 45 jam dan ketika saya masuk UNY saya dapat P4 paket 100 jam. Saya menggugat P4 dan terancam dipecat dari kampus. Akhirnya saya dapt A untuk mata kuliah Pancasila yang diambil dari nilai P4 itu. Saya ditempa menjadi manusia yang mengerti akan tanggung jawab sebagai warga negara. Bahwa kami harus mengejar kemajuan bagi kejayaan nusa, bangsa dan agama. Anak anak saya tak mengerti apa itu ideologi, impian dan harapan masa depan sebuah bangsa dan negara.

Ketika Uni Sovyet berdiri kokoh, Aeroflot pesawat udara kebangsaan mereka terbang ke Jakarta dan Surabaya tiap minggu atau tiap hari. Mereka membantu kita dalam berbagai bidang terutama teknologi dan budaya. Bahasa Rusia diajarkan gratis di konsulat dan kedutaan meskipun anak dasan tak ada yang tertarik. Negara besar itu tegak berdiri menakutkan negara lainnya. Sebabnya adalah karena mereka punya ideologi, punya impian dan harapan kejayaan bersama. Tentu banyak orang mengatakan itu utopia. Dan setelah 70 tahun runtuhlah semua impian bersama itu disebabkan karena manusia tak sanggup menjaga dan mempertahankan konsistensi ideologinya. Ekonomi tidak berkembang dan semua defisit, untuk memperoleh kebutuhan orang harus antri dan kalau perlu menyogok. Yang hidup enak hanya para pejabat yang berkuasa dari pusat . Di Zaman Orde Baru kita punya ideologi kuat dan impian dengan repelita yang terus dijalankan. Kitapun disegani oleh negara tetangga sebab kita berdiri tegap dan tahu hendak berjalan kemana. Garuda Indonesia tertib terbang ke kota kota utama negeri dan bahkan seluruh dunia ia termasuk terbaik. Ada atau tidak ada penumpang jalan terus demi kehormatan bangsanya. Akhirnya ORBA kandas juga akibat pertengan kepentingan.

Negara seperi As dan China dapat maju karena mereka punya ideologi dan impian yang kuat. Orang AS merasa merekalah yang paling hebat dan berjuang jangan sampai ada yang kalahkan mereka. Keyakinan itu membuat mereka menguasi ekonomi dunia. Begitupun China yang liahi bermain disela sela permainan semua kepentingan. Warga dasan telah habis ketika mereka ikut meruntuhkan Orde Baru. Mereka yang dahulu panen bagus dengan hasil melimpah sekarang mengeluh sebab pupuk lebih mahal daripada beras. Dahulu sekilo beras dapat mebeli 2 kilo pupuk. Bukan saya hendak mengatakan Orde Baru itu lebih bagus dari sekarang tapi mari kita lihat bahwa disana ada rencana, kontrol dan kekompakan. Dahulu orang kelaparan ada tapi tak sebanyak busung lapar sekarang. Pada masa itu jangan sampai ada yang menyebut tetangganya orang miskin yang didaftar untuk RASKIN. Bahkan pernah ada pemeo yang salah sebut: " Biar miskin asal sombong" maksudnya biarpun kita miskin tetapi harus terhormat!. Sekarang semua ingin di BLT kan. Koruptor juga tidak seramai sekarang, narkoba juga tidak sebanyak sekarang. Saatitu kalau ada yang celaka segera dapat pertolongan sebab setiap orang merasa punya dorongan moral untuk menolong. Kita dilatih pramuka dan belajar agama agar menjadi manusia yang berperilaku pancasilais dan religius. Sekarang tetangga menutup pintu sebab semua orang hanya ingin menimati apa saja untuk diri sendiri. Inilah yang saya maksud dengan ideologi, impian dan harapan yang telah sirna. Sehingga perekat antara anggota masyarakat dasanpun tidak ada.

Dalam ajaran Islam, Rasul Allah SAW mengajarkan kita untuk beribadah seolah kita mati segera dan bekerja dengan giat seolah kita akan hidup selamanya. Itu adalah ideologi, impian dan harapan. Islam adalah ilmu tentang cara hidup. Islam adalah hukum. Tetapi warga dasan tidak memperlakukan agama sebagai pegangan maupun model untuk menjalankan hidupnya. Kalau Pancasila sudah kurang populer maka seharusnya agamalah yang memandu kita agar terus menghidupkan impian dan harapan bersama. Saya katakan pada Hassan, garuda kecil disaku kiriku ini adalah satu satunya kebanggaanku sebagai anak bangsa. Aku tak punya apa apa selain itu sebagi identitasku dalam pergaulan internasional. Bangsa Sasak baru lahir kembali dan belum mau menujukkan diri dengan terang. Maka aku adalah seorang Indonesia sejati. Dan engkau Hassan siapakah dirimu?.

Ketika kami di sekolah pelajaran sejarah tentang peran Republik Indonesia dalam berbagai ajang diplomasi internasional kami banggakan dan terus membicarakan Konferensi AA dan Non Blok. Pelajaran itu tertulis dalam teksbook sejarah yang diajarkan diseluruh dunia. Kami tumbuh jadi anak yang menyematkan garuda kecil di dad kiri sambil memasang cita cita agar dapar berbuat seperti Soekarno Ketjil, Agoes Salim Ketjil, Natsir Ketjil, Sodirman Ketjil, Soeharto Ketjil, Hamzanwadi Ketjil dan seterusnya. Kamipun belajar untuk meraih cita cita yang akan membawa kemaslahatan bagi dunia kita. Kini kau tak mengetahui sejarah karena guru di sekolahmu adalah para penghafal cerita yang diupah tiap bulan atas jasa mereka yang mereka sebut sendiri sebagai "menjual abab". Anak bangsa di dasan ini telah dicetak tanpa wawasan kebangsaan, tanpa akidah yang sekeras baja, bahkan tanpa mengetahui untuk apa kuliah. Makin ramai penduduk makin tidak berharga diri ini. Semua harga barang naik tiap tahun bahkan cabai selalu jadi primadona hanya manusialah yang tak pernah naik harganya malah cendrung merosot. Sebab nilai yang tak terhingga atas harkat dan martabatnya dapat ditebus dengan sambal terasi.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Sasak Kucing Bergenta

(Sasak.Org) Di apartemen saya, selain dengan anjing labrador seberat 45 kg itu, saya juga ditemani seekor kucing hitam besar jenis siam. Anjing itu bernama Rik dan kucing itu bernama Tsigan. Mereka displin makan minum dan tidur. Kalau mau makan dan ke belakang mereka minta. Tsigan badannya gemuk dan kerjanya tidur melulu. Dia dibantot sehingga gayanya seperti kucing banci. Makanan kedua hewan ini sangat mewah. Mereka menghabiskan biaya besar sekali, melebihi biaya hidup dan pendidikan dua manusia. Mereka punya kelinik dan asuransi kesehatan. Pokoknya terjamin semua dan tuannya memperlakukan mereka seperti anak kandung tersayangnya. Bahkan sering melebihi kasih sayang terhadap anaknya sendiri. Kedua hewan itu kehilangan naluri buasnya dan tak doyan makanan yang selain makanan biasa yang dibelikan di supermarket.

Dizaman dahulu, kira kira 2500 tahun silam, terdapatlah sebuah kerajaan kucing yang sangat makmur dan sejahtera. Kucing zaman itu berbicara dan makan minum ala manusia. Mereka mempunyai kerajaan dan demokratis. Saking majunya kerajaan kucing itu mereka hidup keenakan dan semua sistem yang tadinya berjalan baik perlahan dan pasti hancur berkeping keping. Tikus yang menjadi santapan mereka telah belajar seribu tahun untuk memahami peilaku hidup kucing. Mereka mempelajari tiap detail tentang kucing. Laboratorium dan universitas di buka dengan jurusan perkucingan. Dan hasilnya luar biasa. Dalam waktu singkat ramailah dunia tikus dengan sarjan akhli dibidang perkucingan sebab bidang itu sangat dibutuhkan demi menjamin keberlangsungan hidup bangsa sang tikus.

Seorang profesor tikus yang menguasai bahasa dan perilaku kucing membuat gagasan agar semua tikus mengumpulkan dana untuk membuat lonceng kecil. Banyak rakyat jelata tikus tidak faham tapi wibawa profesor itu dapat mencapai lobang tikus yang bahkan di dasar bumi sekalipun karena komitmennya yang tersohor. Para pengrajin dari skarbela, masbagik dan pancor dikerahkan untuk membuat sejuta lonceng dengan ukiran cerita kerajaan bunut baok. Bangsa kucing sangat bangga dengan sejarah kerajaan bunut baok yang sebenarnya tidak diketahui kepastiannya. Profesor tikus dengan bahasanya yang halus dan bertata tertib menyampaikan maksudnya kepada raja kucing bahwa bangsa tikus hendak memberi kehormatan kepada para tokoh kucing diseluruh gumi paer. Untuk menembus birokrasi yang rumit profesor tikus menyogok tiap aparat dari meja satu ke meja yang lain dengan terasi, kangkung dan beras miskin. Ketika makin tinggi birokrasi yang dimasuki makin banyak pula dibawakan terasi. Meskipun jabatannya tinggi bangsa kucing ini tidak pernah lupa dengan makanan kesukaannya yaitu sambal terasi.

Upacara pemberian tanda kehormatan dari bangsa tikus kepada tokoh penting kerajaan kucing dari esolon tertinggi sampai amak kangkung yang dipanggil mamix oleh warga se RT pun tidak ketingalan diberi kalung kecil. Para pemimpin kucing baik pejabat kerajaan maun para TG nya sekrang sudah berkalung lonceng kecil yang bunyinya nyaring. Mereka bangga dengan kalungnya dan sedapat mungkin langkah diatur agar lonceng dapat sedikit gemerincing didengar orang lain. Jendral, komandan, jaksa, Pol PP sampai hansip kucing berkalung semua. Sang profesor tikus senang dan bicara kepada semua rakyat tikus agar mulai saat itu hidup tenang dan meneruskan aktifitas mengerat mereka diseluruh gumi paer. Tidak perlu ada rasa takut atau sungkan lagi. Tidak perlu tentara, polisi, jaksa, Pol PP apalagi Hansip untuk menjaga mereka dari terkaman kucing. Sebab semua tikus tahu dengan pasti kapan berhenti mengerat dan segera bersembunyi ketika gemerincing lonceng kecil makin jelas terdengar.

Setelah beberapa bulan berlalu kucing telah mulai kehilangan naluri memangsa tikus. Kukunya mulai tumpul dan giginya tak lagi runcing. Mereka mulai doyan makan bakso dan mi pangsit dengn sumpit. Mereka bersaing mencari hidup dengan menipu dan menakuti warga lainnya, sebab persediaan pangan makin menipis. Mereka tidak sanggup menanam sendiri gandum dan harus mengimpor tetapi uang tidak ada. Negerinya mulai digadaikan dan perempuannya dijual jadi budak kemanca negara. Kini buaya, macan, singa dan ular kobra juga memakai lonceng kecil dilehernya. Hebat sekali, tikus tikus itu telah berpengalaman jauh lebih lama dari semua pemangsanya. Masih adakah para pemangsa tikus yang tak berkalung genta kecil dilehernya?.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Sasak Mengutuk Keju

(Sasak.Org) Setelah 16 hari saya berada di Irkutsk, pada siang ini baru pertama saya diizinkan pergi dengan bis kota dengan pengawalan seorang teman. Sebenarnya saya igin hilang sendiri tapi setelah mengalami perjalanan ke pusat kota yang panjang dengan pemandangan sama yaitu bangunan rata rata berlantai 10, berupa apartemen yang bercat teduh dengan pepohonan yang daunnya meranggas atau layu dan kering, saya merasa kawan kawan saya benar tidak berani melepas saya sendiri. Bagaimana mematok timur dan barat kalau pemandangan sama, pohon pohon meranggas, kios kios, supermarket dan pasar dimana mana, sang mentaripun tak pernah menampakkan batang hidungnya. Bis melaju dengan cepat dari satu halte ke halte berikutnya. Meskipun berumur 30 tahun ternyata nyaman juga bis Uni Sovyet ini. Kursinya empuk dan tidak sesak. Kalau di dasan bisnya dibuat sepadat mungkin dan manusia dijejalkan sebanyak banyaknya kalau perlu saling iwa, apalagi kalau ada anak anak. Si sopir dasan yang sok jagoan bisa membentak inax amax yang sangat penakut saking gawahnya. Dia perintah agar anaknya dipangku meskipun dipungut ongkos. Pokoknya kalau tidak disiksa orang dasan tidak puas. Hati saya sampai kelabu bukan karena langit Siberia yang beku tapi mengenang betapa menderitanya anak bangsaku yang hidup di dasan kami. Si sopir yang gaya itu pada gilirannya akan digertak aparat dan dikompas dengan pura pura cari kesalahannya. Di dalam buku rebuijs terselip 20 ribu untuk sang pembentak. Dan si aparat akan dikompas atasannya kalau mau urus naik pangkat atau mau sekolah lagi. Aduh, capek menelusuri kelok kelok manusia rusak. Udara hari ini dari pagi hangat, plus 3 drajad saja, saya ikut merasa hangat sebab teman saya Evgeny saja kalau minus 10 drajat dibilangnya hangat, hangat sekali.

Turun dipusat kota kami berlarian menyeberang jalan jalan yang ramai, saya biasanya menghentikan mobil di jalanan jogja kalau mau nyebrang, di Irkutsk saya lakukan juga. Setelah berjalan kesana kemari akhirnya sampai juga di Musium seni Rupa tapi waktu tinggal 30 menit, saya tunda besok saja. Tiket masuk di musium yang bagus bagus itu berkisar antara 50 sampi 100 rubel. Kurs sekarang adalah 300 rupiah untuk satu rubel. Kalau di Jogjakarta masuk borobudur dan prambanan tiketnya 10 dolar, itu terlalu mahal, seharusnya cukup 5 dolar. Kalau tidak ramai ramai dikorup sebenarnya pemasukan kedua taman itu sangat besar meskipun dengan tiket yang 5 dolar itu. Saya mencari cari wc umum tapi tidak ada. Waktu ke Baikal ada wc dengan sewa 20 rubel. Di kota saya tidak ketemu satupun. Saya putuskan pulang dan sampai dirumah sudah jam 18.00. Kami makan malam dengan ikan goreng. Saya bertualang di pusat kota hanya sekitar 90 menit. Rintik salju tipis menerpa wajahku dan dalam waktu 15 menit rahang jadi kaku dan sulit bicara. Bahasa Inggris susah terucap dengan baik apalagi bahasa Rusia. Saya mengerti mengapa bunyi bahasa Rusia begitu rumit sebab berat sekali berkata kata diantara terpaan udara dingin yang menerbangkan setiap lafal huruf yang terucap. Saya perlu 2 hari untuk menemukan letak lidah untuk mengucap L dan banyak lagi bunyi desis basah dan kering yang tak dapat saya uraikan. Bagi orang Rusia cuaca ini sangat menyenangkan hati, kalau jumpa teman, mereka saling menyapa,"bagaimana hidupmu?".Tak satupun menjawab dengan cerita buruk, semuanya baik, normal dan menyenangkan. Meskipun seandainya tidak menyenangkan. Mereka tidak mengenal apa yang kita sebut niat! Tapi mereka memperaktikkannya setiap hari. Kalau kita niatkan semuanya baik niscaya akan baik bukan?. Setiap sempat pulang ke dasan, saya selalu menjabat tangan teman teman masa kecil saya dan memujinya sedapat mungkin, bahwa dia kelihatan sehat dan gemuk. Gemuk adalah pertanda kemakmuran. Tapi tidak sampai saya selesai bicara semuanya bilang: "ado ite jex ngene ngene dirix, bee ngumbe angkunte?!". Anak dasan itu tidak pernah memasang niat baik dan tidak mau melihat bahwa mereka sesungguhnya sangat beruntung. Makan dan minum enak sekali. Air di gumi paer sangat sehat dan bersih. Nasinya pulen atau garing dengan beberox kangkung atau terong. Masyaallah nikmatnya. Masih juga disepelekan kalau sudah kenyang. Mereka bilang: " enggax enggaxne te kaken beberox beberox dirix!". Saya membayanngkan kalau rekan rekan Rusia saya ini bermental dasan mungkin mereka tiap pagi dan petang mengutuk makanannya: " Roti malik!. Keju malik!. Salad malik! Empax malik!. Te bementega mentega dirix lasingan!". Kalau sampai begitu yang terjadi, Rusia sudah penuh dengan orang momot meco dengan jemari gemetaran karena dingin, sebab sewox tidak dapat melawan dingin Siberia yang 1000 kali dinginnya musim perekong tengkulak kita.

Pada suatu masa seorang pendeta nekad masuk ke pedalaman India dimana terdapat suku terasing yang buas. Para pengawal angkat tangan dan mundur satu persatu. Pendeta itu sangat yakin bahwa Tuhannya akan menyelamatkan dia sebab ia ingin membebaskan manusia dari kebiadabannya. Ketika dia akhirnya berhasil masuk ke wilayah orang buas itu, serombongan manusia mengerikan mengarahkan tombak, panah dan senjata beracun lain ke satu titik. Sang pendeta terkepung dalam lingkaran maut yang mengerikan. Dia sangat ketakutan dia tak membawa apapun kecuali biolanya. Lalu dipejamkan matanya seraya memainkan biola dengan nyanyian pujian kepada Tuhannya. Orang orang buas itu, setelah mendengarkan musik yang syahdu jadi berubah perilakunya. Mereka menurunkan senjatanya dan akhirnay sang Pendeta diterima dan tinggal disana bertahun tahun.

Di dasan kami yang penuh dengan manusia yang berhijib dan bersalawat, para TG datang disambut dengan hingar bingar. Mereka tak segan berteriak Allahuakbar dan melantunkan Asrakal Badru atau Ya Nabi Salam Alaika. Sang TG tidak membawa apapun kecuali datang dengan jubahnya yang kebesaran dengan tiga tau empat saku di kiri kanan. Ketika tangannya yang satu bersalaman tangan lainnya memasukkan amplop ke saku saku yang menganga seperti cupak yang tak pernah kenyang. Tiba tiba anak bangsa Sasak yang pandai berhijib dan bersalawat itu berperang satu sama lain dan TGnya melarikan diri sesudah itu mereka hidup lebih buruk dari suku terasing di pedalaman rimba antah berantah itu. Barangkali sudah saatnya anak bangsa Sasak ditransmigrasi ke Siberia dan diberi makan keju sebagai ganti urap urap beberoxnya. Disana mereka tak akan sanggup berhijib karena rahangnya kelu. Kalau ditanya apa kabar meton?. Mungkin mereka akan menjawab: " pade marax sax uwix!". Padahal mereka sudah makan keju.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

komentar dari SO:
1.

M. Roil Bilad: ...
Miq Junep, Sasak Eropa merindukan "empik",
bosen makan keju terus----
November 10, 2009

Roti-keju-roti-keju-roti-keju, boseeeeeeeeeeeeeen

Selasa, 03 November 2009

Sasak Pembakar Panci

[Sasak.Org] Saya memasak nasi dengan panci stainless diatas kompor listrik besar yang tak menyala. Bekerjanya seperti elemen sterikahan yang membara saat di stel on. Panci saya taruh diatas lapisan tembus pandang dan dalam waktu singkat air mendidih dan nasipun matang. Karena ingin menunggu kematangan sempurna saya tetap membiarkan panci dan pergi melihat sasak.org untuk mengetahui seberapa ramaikah pengguna yang mampir. Sudah berhari hari semua informasi dan kontentnya menjadi basi dan tiba tiba pengunjung ramai. Saya gembira melihat adanya perkembangan. Ada pengunjung dari negara yang tidak mungkin ada anak sasaknya. Pastilah mereka mencoba membuka atas rekomendasi anggota KS yang mereka kenal. Rekan rekan saya dari penjuru dunia yang saya biarkan saja emailnya berdatangan tanpa saya jawab akhirnya menemukan saya di sasak.org dan mengirim tembusan emailnya ke alamat saya di sasak.org. Saya mengusahakan sebanyak mungkin menggunakan kata sasak saat berinternet agar makin banyak entri yang masuk dan makin populerlah kata Sasak itu di dunia maya. Setidaknya menurut angan saya di internet nama sasak positif karena aktifitas tulis menulis bukan karena yang lain seperti di kehidupan dasan sebenarnya.


Saking asyiknya menonton sasak.org saya terlena dan asappun mulai mengitari ruangan apartemen, bau gosong menembus hidung dan saya sontak lari ke dapur. Mengangkat panci dan langsung menaruhnya di atas meja dapur yang menyatu dengan dinding. Asap mengepul setelah saya buka dan nasi berwarna kekuningan dan coklat tua. Celaka, saya mengangkat panci ternyata meja lengket dan saya pindahkan lagi ke sebelah dan saya lupa yang distu juga jadi lengket. Saya cepat mengambil mat pelapis dan kayu itupun gosong juga. Saya tertawa tak henti hentinya sebab saya sering merusak alat dapur inax waktu di dasan dan saya juga sering merusak alat dapur di rumah kami. Lingkaran lingkaran gosong itu sepereti lukisan anak SD yang memblad uang logam dikertas, ada yang tebal ada yang tipis tapi pinggirnya sangat hitam. Saya memilih nasi yang masih ada putihnya sebab saya tidak tahu beras ada dimana kalau mau memasak ulang. Sementara buka puasa tinggal 30 menit lagi. Kami makan dengan perasaan nek dihatiku sebab lukisan lukisan itu tajam menatapku. Kawan kawan bergurau bahwa besok akan ada perbaikan mebel dapur untuk menghilangkan gosong dan saya ditunjuk sebagai panitia rekonstruksi. Kami tertawa tapi salah seorang menegur kawan itu agar saya tak tersinggung. Saya goda mereka bahwa besok saya pesan tiket satu jalan dan tidak kembali, kawan yang tadi jadi muka merah. Saya datang dengan tiket sekali jalan maka saya pulangpun dengan tiket sekali jalan.

Pertama kali saya datang ke Jogjakarta yang saya lakukan adalah jalan jalan ke pusat kota antara jalan solo dan maliboro. Bukan untuk belanja tapi hanya untuk mengenal lingkungan. Saya mula mula menghitung jumlah gelandangan dari batas kota ke Rahayu yang sekarang menjadi Galeria mall dan saya catat paling banyak 5 orang dan di malioboro hanya 8 orang saja. Kalau di dasan gelandangan hanya satu orang yang tinggal di gubuk di pasar dekat gedung Gabimas. Dia perempuan tua bernama mbah Karsinah. Saya suka memandangnya lama lama dan bertanya mengapa orang ini begitu kasihan. Tapi jauh dilubuk hati saya, saya justru bertanya mengapa orang orang dewasa yang tiap tahun pergi sembahyang hari raya ke tugu dan bahkan para pejabat tidak pernah mengulurkan tangan untuk menyelamatkan seorang perempuar tua dari gubuk kardusnya itu?. Sampai dia mati tak ada yang menolong menyelamatkannya. Dia cukup dianggap gila titik. Gelandangan di Jogja rupanya adalah pendatang dan orang gila yang dikirim truk dari daerah lain. Semua orang tahu bahwa kabupaten lain menangkapi orang gila dan gelandangan mereka lalu mendropnya dengan truk ke daerah laian. Suatu hari saya berjuang seorang diri menyelamatkan orang gila di depan mirota kampus yang ramai, dia bertelanjang dan saya membelikannnya celana. Karena tak ada yagmenolng memegangnya saya gagal membuatnya berpakaian. Saya jadi tontonan aneh orang ramai. Mungkin saya telah dicap gila oleh mereka, sehingga tak ada yag tergerak membantu menutupi aib bersama itu. Di tempat tinggal saya ada perempuan muda yang telanjang dia baru gila dan suka bernyanyi. Hati saya teriris mendengarnya melantunkan lagu yang aneh. Saya mengajaknya bicara dia tak faham. Saya takut dia akn dirusak oleh orang yang waras tapi lebih gila dari dirinya. Saya laporkan keadaannya, tak adayang peduli. Tidak lama saya melihatnya di jembatan Tempel perbatasan dengan Jawa Tengah sangat jauh jarak yan ditempuh. Minggu berikutnya dia nongol lagi di lahan kosong biasanya di depan kampung kami. Saya masih berusaha bicara dengan orang yang berkompeten. Akhirnya perut wanita itu membuncit, terjadilah apa yang saya takutkan dan dia ramai ramai ditangkap dengan kain spanduk panjang seperti menjaring ikan. Penangkapan dilakukan oleh anak kampung dipimpin sang lurahnya. Saya kira akan diselamatkan ternya dimalam yang gelap dan berembun itu mereka membawanya ke arah timur dan saya dengar dia dibuang ke Prambanan. Beginilah gambaran manusia manusia yang telah melepaskan budi pekerti.

Orang orang yang menjadi guru kita dizaman dahulu adalah gelandangan yang mencari hikmah dibalik ayat ayat Tuhannya diantara hamparan alam, gunung, sungai dan danau. Gua adalah tempat perenungan panjang mereka. Sekarang kita hidup dalam kenyamanan luar biasa. Kita lupa mencari hikmah diantara hamparana kenikmatan yang kita akui sebagai hasil usaha sendiri. Dan bangga sekali kita dengan segala pencapaian diri disegala bidang. Gelandangan masa kini adalah buah dari cara hidup yang mengejar materi dan kesenangan diri pribadi. Panci yang gosong itu direndam dua hari dua malam, gosongnya tak melunak. Dicoba lagi dengan mengisi air sabun dan memanaskannya sampai mendidih lama tak juga melunak. Saya geli sekali dan mencoba membrinya kaporit dan sabun serta memasaknya, cara ini kami pakai menghilangkan daki handuk yang malas kami cuci di asarama. Setelah dijemur dengan sabun dan di cuci lagi maka agak bersihlah jadinya handuk kami yang kusam itu. Ketika saya masuk pasar yang berada 10 meter dari apartemen saya melihat gelandangan sedang memilah barang buangan dan disampingnya si panci yang didalamnya terukir sebuah relief kisah pembakaran kampung Sasak berwarna hitam. Saya meninggalkan monumen untuk si gelandangan, gara gara asyik nontonsasak.org.

Kalau di Jogja gelandangan yang tidak gila adalah hasil urbanisasi yang tak kuat menjadi tukang becak dan buruh kasar. Mereka konon menjual tanahnya untuk pergi mengadu nasib ke kota. Kalau gagal mereka tidak mau pulang dan menggelandang tanpa tujuan. Di kota orang yang ingin hidup menyesuaikan diri dengan persaingan jor joran gengsi menjual tanahnya atau rumahya sedikit demi sedikit dan ada banyak yang tiba tiba jadi kere diantara pendatang baru. Lama lama orang kere ini minggat juga jadi gelandangan. Di Rusia yang beku ini, setelah revolusi yang penuh benci terhadap Uni Sovyet peris seperti kawan kawan saya yang teriak histeris mencaci Pak Harto. Salah banyak dari mereka hanya sanggup berteriak memaki tapi tidak siap untuk mengadaptasi diri pada pembaharuan. Mereka tak cukup kecakapan dan ilmu untuk meraih materi yang digembar gemborkan saat soasialis. Mereka mulai menjual rumah yang dulu diterima secara gratis dari Sovyet. Dari kota sampai pelosok, rumah dibagi Cuma Cuma. Semua dibiayai sampai ditengah hutan asal mau tinggal dan mengembangkan desa. Kini mereka menjual apartemen ya ng strategis lalu pindah ke tempat yang lebih murah dan sisa uangnya untuk bersenang senang membeli alat elektronik dan mabuk. Lambat laun apartemen baru dijual lagi sebab semua madat minuman dan senang makan enak. Bukankah semua menawarkan serba enak, buat apa nunggu lama lama. Gelandangan yang menemukan panci berelief karya putra Sasak asli itu adalah salah satu korban gagal beradaptasi.

Di dasan orang muali tergoda menjual sawah dan rumah agar bisa pergi ke Malaysia untuk mengikuti sejuta manusia yang menggelandang di pedalaman dan di kota kota semenanjung melay. Orang indon yang banyak Sasaknya itu adalah para pengukir relief tentang kisah manusia yang membakar dasannya sendiri dan lari untuk membuat cerita yang lebih dramatis di seberang lautan. Kisah panci ini dapat berkembang jauh seperti sandal abunawas yang menyumpal selokan tapi tidak usah diperpanjang, sebentar lagi buka puasa. Mari kita awasi warga dasan agar jangan membakar panci berisi batu untuk mengelabuhi anaknya yang kelaparan karena uang telah habis dipakai ke malay dan pulang dilempar ke laut sebagai pendatang haram.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP


Komentar dari yahoogroup:

1

2009/11/03

Betul..betul. Setuju sama miq junep, mari kita awasi pola
tingkah dengan dasan, kita bimbing mereka agar gak ikutan
tren ber-TKI ke malaysia yang tidak sedikit sebenarnya
merupakan pelarian dari masalah2 hidup, seperti dikejar
utang, dikawin paksa atau lari dari rumah karena kecewa
dengan keluarga.

Mari...mari.. kita bimbing mereka agar jadi orang yang
bertanggungjawab terhadap, at least, diri dan keluarga.

Mari... mari.. kita semua menjadi petugas ronda malam
maupun siang hehehehe...

// Terima kasih atas perhatiannya

Salam Manis,
--
Rifki H
Teruna Sasak Si Mule Tulen Gagah
Pubs : http://www.maleficarum.net/
Contact : bajang[@]maleficarum.net

Sasak Yang Terlena

[Sasak.Org] Kami menerima telfon dari seorang teman yang ingin menginap akhir minggu kemarin dan kami setuju. Maka aprtemen jadi ramai oleh 4 orang yang sangat aktif bicara, bekerja dan makan minum. Mereka heran melihat saya makan hanya dengan dua potong roti sudah kelelahan sedangkan mereka 4 roti masih nambah yang lain lain. Badan mereka besar dan kuat bekerja diudara dingin. Minum teh berliter liter dan kalau di luar orang minum bir atau anggur dan vodka dengan kandungan alkohol antara 15 sampai 40%. Di samping apartemen ada terminal bis dan pasar. Diantara gedung gedung terdapat taman untuk bermain anak anak dan halaman luas untuk bermain anjing piaraan penghuni. Mereka secara teratur mebawa anjing keluar apartemen dan mengajaknya mengejar mainan berupa piring atau tongkat yang dilempar. Di lahan itu anjing kencing dan buang kotoran disela rerumputan dan perdu yang meranggas saat musim dingin. Bis yang berlalu lalang adalah bis tua yang sekurangnya berumur 30 tahun. Di zaman Sovyet bis itu adalah angkutan pekerja. Apartemen dahulu dibangun untuk pekerja semuanya gratis dan bagi orang yang tidak kebagian dapat menkredit ditempat lain dengan harga ringan. Sesudah memasuki zaman kapitalisme surat surat kepemilikan harus diurus dengan biaya 15 ribu rubel atau sekitar 5 juta rupiah. Kalau mereka mengingat begitu mudahnya memperoleh fasilitas dan kebutuhan hidup mereka sangat suka bernostalgia. Alangakah mudahnya hidup dengan gaji 100 rubel, cukup makan dan kebutuhan rumahpun dibangunkan dan tinggal ditempati. Sekarang seratus rubel tak berarti apa apa.


Minggu pagi kami berbelanja di pasar yang penuh dengan pedagang china dan wajah asia lain. Kami bisa tawar menawar di kios. Karpet turki natural oval harganya 800 rubel atau 240 ribu rupiah masih lebih murah daripada di malioboro dengan harga 350 sampai 400 ribu. Di jejeran pedagang makanan dan sayuran yang berjualan adalah para ibu dan bapak pensiunan, penduduk setempat. Mereka menjual hasil kebun dan olahan sendiri. Buah buahan yang dibuat selai dan dikeringkan serta asinan dalam botol berbagai macam sayuran. Produk susu yang dibuat berbagai minuman berupa,susu segar, kefir, yogurt, smetana ,mayones, tvork, mentega dan keju. Kita tidak punya smetana yang berupa susu asam kental kaya kalsium, untuk makan kentang goreng dan campuran sup. Mayones kita punya hampir sama dengan smetana penggunaannya. Tvork adalah kefir yang dipisahkan dan berbetuk padat seperti cream tapi lebih padat. Semua produk ini sangat berguna untuk rambut, tulang, gigi dan kulit. Saya melihat tangan dan wajah orang berkerut dan berpori besar akibat dingin. Balita yang dikereta dorong hanya tubuhnya sampai kaki tertutup jemari tangan dan wajah masih terbuka padahal saya sudah mengkerut semua di minus 10 yang dianggap hangat oleh sopir saya.

Saya berhubungan dengan keluarga di tanah air lewat sms dan email dan saya dapat mlihat metro tv lewat live streaming. Saya dengar tentang pembakaran café di Mataram, demo pelecehan seks di Bima dan mengikuti penangkapan Bibit-Chandra. Alangkah banyaknya versi cerita yang beredar mengenai café yang diangap tempat prostitusi dan masalah KPK yang akan dihabisi karena membahayakan banyak pihak yang terlibat korupsi. Kalau tempat penuh dengan lumpur maka tak seorangpun dapat bersih ketika berlalu disitu. Setidaknya ada yang menciprati baik sengaja tau tidak. Kesalahan adalah pada yang mau lewat ditempat berlumpur. Perubahan yang dinginkan untuk kebebasan berekspresi telah kita dapat dan kitapun bebas mau omong apa saja termasuk mengutuk orang yang salah atau yang benar. Tapi silahkan terus bicara, soal kesulitan hidup telah lupa diagendakan sebab waktu demo yang dituntut adalah kebebasan berbicara. Sampai sampai kalau team olahraga kita yang kalah melulu dianggap belum dapat bicara diajang internasional. Karena bertanding olah raga juga dianggap bicara.

Suatu hari setelah pertempuran besar dengan perkiraan bahwa esok hari kemungkinan akan terjadi lagi, pasukan Prancis beristirahat di kamp. Tetapi Napoleon mengerti bahwa musuh berada tidak jauh sehingga dia tak dapat tidur. Dia bangun berjalan bersama seorang pengawal menuju kamp dan beranjak ke menara pengintai. Disana ada penjaga dengan senjata dan alarem yang siap dibunyikan. Dia menemukan penjaga menara pengintai dalam keadaan tertidur pulas. Perbuatan prajurit itu termasuk kejahatan yang dapat dikenai hukuman mati. Dia menyadari bahwa pasukannya sedang istirahat. Hatinya luluh dan kasihan. Diapun mengganti prajurit itu dengan memasang senjata yang tadinya tergeletak, berjaga sampai pagi tiba. Ketika prajurit itu terbangun dia sangat terkejut melihat kaisarnya ada disitu. Dia gemetar, tapi tidak ada gunanya. Tugasnya telah dilaksanakan oleh orang lain. Bukankah peraturan telah dipenuhi. Dan diapun jadi bebas.

Ketika para prajurit yang bernama TNI, Polri, Pol PP, Kejaksaan, KPK dan lain lain kurang baik menjalankan fungsinya seharusnya sang penguasa baik presiden, gubernur, bupati dan lurah harus turun ke lapangan melihat dan mengawasi dengan akal dan hati nurani. Menganalisa keadaan dan menegakkan peraturan dimana perlu. Spirit kepemimpinan yang berdasarkan moral untuk menjaga keselamatan rakyat jelata harus diejawantahkan dalam kehidupan sekarang ini. Kafé didirikan bukanlah untuk rakyat kebanyakan. Mengapa rakyat yang tidak pernah tahu apa itu kafe tiba tiba mengamuk dan merusak dengan tuduhan sebagai tempat prostitusi. Siapakah prostitusi itu, sesungguhnya?. Mereka adalah perempuan kita yang kita sia siakan dan buahnya adalah malapetaka bagi semua. Maka kitapun marah atas akibat perbuatan kita. Kita membabi buta menyerang orang lain dan usaha orang lain kita hancurkan. Para perusak kerap dipimpin oleh TG saat mengamuk. Mereka teriak Allahuakbar, seolah palu hukum yang mereka timpakan dikening para pelacur diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala!.

KPK itu dirintis bukan untuk menangkap semua orang yang lewat dilahan berlumpur itu tapi menyelidiki siapa yang mengotori diri dan membuat semakin banyak lumpur. Jangan kita berlari dan tidak mengakui bahwa kita terciprat lumpur padahal kita sendiri yang sengaja lewat disitu. Jangan orang yang menyelidiki dan berjuang membersihkan lumpur agar kita semua dapat lewat dan hidup tanpa kotoran yang diberantas. Ketika prajurit terlena, kita dapat menghukum mati dia, tapi kita sebagi pemimpin harusnya menembak mati diri sendiri karena melihat prajurit tidur pulas justru kita tidak segera menggantikan posisinya demi menjaga keselamatan negara, bangsa dan tanah air kita. Berapa prajurit sudah dihukum mati untuk menyembunyikan kelemahan kita sebagai pemimpin. Bahkan kita akhirnya kong kalikong dengan musuh sesungguhnya dan berpesta pora sambil menunjuk nunjuk kesalahan orang lain.

Anak anak dasan yang beringas selalu menyakiti hati masyarakat. Maling berkeliaran selalu merugikan kita semua. Pelacur merajalela meresahkan ibu ibu kita. Koruptor mencatut dana BLT diman mana. Apakah kita dan para pemimpin kita baik politik maupun spiritual tidak kunjung sadar bahwa kita selalu meremuk cermin yang terus memantulkan bayangan siburuk rupa?. Padahal kita tak pernah mandi, mencuci pakaian dan berolah raga. Kita mengaji tanpa mengerti. Kita belajar untuk menjadi robot. Tetapi terus bermimpi menjadi manusia tampan yang igin dipuji. Silahkan terus bicara dan berkelahi dan jangan tuduh bencana bila negeri ini ditenggelamkan gempa bumi.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP

Sasak Sang Restaurator

[Sasak.Org] Petang ini kami makan malam dengan hidangan Rusia Siberia, ikan asin yang hanya dibersihkan dan direndam garam dalam jangka lama sekali sehingga seolah ikan itu matang.Kalau didasan kita punya ikan peja. Saya tidak bisa memakan ikan itu baik di dasan atau di Siberia. Sayuran campuran kol, wortel dan bawang besar dengan bumbu ala kadarnya berupa bawang putih garam dan penyedap. Karena ada daun salam dan daun jeruk purut yang saya bawa sekalian di masukkan juga. Roti dan teh panas. Teh disana kental dan berupa campuran daun daun yang kaya vitamin c. Teh berasal dari Sri Lanka dan rerumputan dari Siberia sendiri. Rasanya pekat dengan aroma kuat, cocok dengan cuaca yang membeku. Di Jogja kalau sampai saya minum teh pada sore hari bakalan saya tak bisa tidur. Di Siberia saya minum teh kental sekali, saya bisa tidur juga. Mungkin di Jogja saya banyak melihat orang momot meco sehingga susah tidur.

Tadi sore kami jalan jalan ke perusahaan transport milik kawan saya dan saya menunggu di luar gedung. Saya mencoba jogging agak 15 menit dalam suhu minus 10 hidung dan tengorokan saya seperti diirisi. Saya segera kembali ke mobil dan sopir menyuruh saya masuk. Di dalam heater (pemanas) menyala. Sopir itu disiapkan untuk mengurus keperluan saya melihat kemanapun saya mau. Dia bernama Evgeny. Saya berkata: " Kaput!". Maksudnya saya remuk, atau saya pelot! Karena kedinginan. Sopir ini bisa sedikit bahasa Jerman karena dia Insyinyur penerbangan dan sedikit bahasa Perancis untuk lucu lucuan. Kami banyak berbincang dengan bahasa Jerman yang patah patah sebab saya sudah 20 tahun tidak memakainya dan sejak Sovyet runtuh dia tak pernah praktik. Hal itu penting untuk menambah hangatnya persahabatan. Diantara perbedaan yang tajam dalam berbagai hal setidaknya hati kami sama sama tulus dan ada kesamaan pengalaman hidup yaitu belajar bahasa Jerman. Bedanya saya otodidak dia belajar di Fak. Teknik . Selain itu kami juga sama sama orang ORBA. Dia warga Sovyet dan saya warga Orde Baru. Kami sama sama mentertawakan nasib manusia yang tiba tiba berubah dari sosialis ke kapitalis. Saya terharu namun saya bahagia sebab bagi saya apapun yang terjadi saya tak pernah putus asa. Mau berganti seribu kali atau setiap hari rejim yang berkuasa, saya dan keluarga saya meyakini bahwa penguasa atas hidup kami adalah Sang Maha Diktator yang kepadaNya kami berserah diri. Dimasa Orde Baru saya mendapat kebaikan dan sekarangpun saya mendapat kebaikan karena tunduk pada PENGUASA hidup kami. Kasihan kawan saya Evgeny ini, dia lebih muda dari saya setahun tapi rupanya setua ayah saya. Mungkin karena dia tak mengenal Sang Penguasa Tunggal kehidupan sehingga dia berputus asa dan mabukan.

Sesudah makan malam, ibu yang diseberang meja bercerita bahwa saya telah memberi tahu dia akan bahaya sesuatu. Saat kami masuk gerbang aprtemen, seorang lelaki keluar berpapsan dan saya kontak mata dengannya. Naluri saya mengatakan orang itu sangat jahat dan berbahaya. Saya langsung bilang pada ibu itu bahwa orang lelaki tadi bahaya. Dia bilang itu ayah si fulan, saya bilang saya tahu. Dia terkejut mendengar bahwa saya tahu siapa orang itu. Gampamg saja saya telah mengenal si fulan sejak beberpa hari dan rupanya sama dengan lelaki itu. Ib itu bilang memang dia berbahaya dan mengancam hidupnya, katanya. Rupanya lelaki itu adalah salah satu tokoh mafia Rusia lokalan. Tapi saya tidak takutlah. Mendengar cerita ibu itu yang agak berlebihan, salah seorang minta dibaca dirinya tentang seberapa baikkah dia. Saya bilang dengan tertawa bahwa dia sangat baik. Dia senang sekali. Bagaimana kita dapat katakan pada seorang wanita muda cantik dan banyak mengurus keperluan saya selama ini tentang hal tidak baik. Saya tidak mengupahnya sepserpun tapi dia selalu gembira menolong saya. Ibu itu dan yang lainnya serentak bertanya tentang bagaimana menghadapi penjahat itu. Saya ingta pernah bertemu kobra dan saya hantamkan batex (parang) ke depannya dia serta merta menyerang dan saya melompat. Saya mengerti bahwa kobra itu bereaksi atas bahaya yang saya buat. Saya berdiam diri, lalu dia pergi. Saya katakan bahwa kalau kalian bertemu ucapkan salam. Mereka mengatakan : " Puih" bersama sama, tidak mau!. Kalau begitu tanamkan dalam hati kalian sesuatu fikiran baik. Jangan ada rasa benci. Dengan perasaan tenang, akan keluar ekpresi tenang juga dari wajah kalian. Hal itu akan mempengaruhinya dan dia akan segera berlalu. Akan tetapi sebaik baiknya setelah kalian berfikir tenang dan jernih, hindarkan bertemu dengannya sedapat mungkin. Mereka serempak menyetujui.

Akibat saya jogging di udara dingin itu saya tidur dengan mimpi buruk. Mimpi saya selalu sama dan datang pada saat kondisi fisik dan mental yang sama. Mimpi bagi saya bukan kembang tidur seperti anggapan umum. Mimpi saya adalah petunjuk nyata atas keadaan fisik dan rohani saya. Sehingga setelah mimpi saya secepatnya berdoa dan berserah diri karena sudah tahu apa yang akan terjadi. Alhamdulillah selalu terjawab semua doa saya dan halangan sering teratasi bersama datangnya pertolongan Allah. Sore ini saya bermimpi mandi di sungai, artinya saya akan sakit, itu sudah hafal, pokoknya kalau saya mandi sampai tersiram atau tenggelam, maka itu peringatan dini, macam akan ada tsunami. Cepat cepat bertobat dan berzikir terus, kalau perlu perintah orang rumah agar segera bersedekah lebih banyak lagi. Itu sesungguhnya adalah reaksi badan terhadap virus atau kelelahan fisik belaka. Waktu inax dan amax masih hidup kami suka bertelepati. Komunikasi lewat saluran satelit PT. Telekomunikasi yang dikuasai Pemilik Perusahaan Dunia Akhirat, yaitu Yang Maha Konglomerat. Dahulu telpon genggam belum ada, kalaupun ada cari nomer saja dibikin susah dan mahal. Inax dapat menghubungi saya lewat jalur Jalan Lurus dan bukan jalur orang yang dimurkai Allah. Kami berkomunikasi lancar dan saling memahami. Sekarang saya suka mencoba menghidupkan jalur itu dengan berlindung dari godaan was iwsaufi sudurinnas minaljinnatiwannas. Hati yang lapang bersama Yang Ahad, membuat saya dapat menyentuh hati kawan saya di manapun dibelahan bumi ini dan mereka mengirim surat, sms atau email balasan bahkan ada yang 5 tahun telah putus hubungan, maklum mereka tidak mengenal jalur siratalmustakim itu. Bukankah ada seribu jalan menuju Segara Anak?.

Saat menulis ini saya dilapori bahwa si mafia menunggu di gerbang dan sempat cekcok dengan salah seorang kawan saya makan malam tadi. Saya merasakan sesuatu yang kurang baik, tapi di apartemen ada anjing besar jenis Labrador yang sangat sayang padaku. Dalam Islam anjing boleh dipelihara oleh petani, dan peternak untuk menjaga harta mereka. Landasan itu saya pakai menerima kawalan anjing ini demi keselamatan saya. Saya harus cuci tangan kalau sampai menyetuhnya dalam keadaan basah, dengan sertu' sabun pencuci piring, sebab tanah tidak ada di apartemen. Anjing Labrador ini beratnya 45 kg lebih dan punya naluri kuat sebagai penyelamat manusia baik di darat maupun di air. Tiap hari dia mengajak saya bermain petak umpet. Saya sembunyikan mainannya dan saya perintah dia mencari, saat dia mencari saya bersembunyi di balik lemari dan dia bolak balik mencari saya ke semua ruangan dengan mainan yang berhasil diterkamnya , sampai saya keluar terbahak bahak karena dia mengendus endus didepan pintu.

Selama tinggal di dasan maupun di Jogja saya dan keluarga sering bertindak sebagai penolong orang bermasalah untuk mental recovery. Menenangkan perasaan orang yang galau. Kami menerima lelaki dan perempuan dari masalah impotensi dan ekonomi juga masalah spiritual. Kekuatan baik sangka dari komunitas membuat kami berhasil meyakinkan orang bahwa segalanya akan membaik kalau sudah sampai di rumah. Sesampai di rumahnya ada yang langsung telpon bahwa semua beres. Di Siberia ini entah bebodo mana yang memberitahu, tiba tiba orang orang jadi berkonsultasi pada saya mengenai benyak hal, terutama kesehatan dan masalah keluarga. Manusia selalu tidak beruntung bila tidak bersabar dan bersyukur. Pangkal masalahnya hanya itu. Orang orang yang saya temui ini adalah orang kaya dan hidup makmur dengan segala fasilitas yang hanya dinikmati kaum elit namun mereka masih mengeluhkan hal kecil yang merereka bikin sendiri. Berat badan, madat rokok, anak malas belajar dan anak yang melawan orangtua. Yang paling gawat adalah anak yang memaki maki ibunya. Ini sudah tak dapat ditolong lagi sebab dia tidak ada rasa hormat pada ibunya sendiri. Kemakmuran dan fasilitas sama berbahayanya dengan kemiskinan tanpa tuntunan agama. Di tempat ini anak dimanja saking sayangnya sehingga mereka tak berkembang sebagai anak yang mandiri. Masih kecil sudah penuh fasilitas. Sehingga malas sekolah apalagi belajar. Di dasan banyak orang tak sempat menyayangi anaknya karena ditinggal terbang dengan sapu untuk membabukan diri dan yang laki minggat dengan tombak untuk meruntuhkan tandan sawit yang berguguran bersama harkat dan martabatnya. Anak anak tumbuh tanpa tuntunan yang cukup dan kini mereka berfoya dengan uang kiriman, tidak mau mengaji atau sekolah.

Saya melihat dunia ini penuh dengan lukisan yang mulai buram, memudar dan retak retak. Masih ada disana sini lukisan alam yang tentram. Lukisan wanita dengan senyuman yang berkilau dan gambar keceriaan anak anak berlarian dan kuda kuda yang trengginas. Tapi dipojok pojok dasan lukisan yang retak mulai miring dan segera runtuh. Saya menunggu seorang pepadu dan dedare yang mau menolong saya untuk merestaurasi lukisan tentang dasan yang wajah gadisnya retak dibibir, dikening dan dada penuh goresan luka. Lukisan kakek yang merenungkan keindahan alam Gumi Sasak terbelah dan gambar anak berlari hilang bagian kaki. Masihkan kita memikirkan seni merestaurasi diri ketika semua tidak lagi berfikir tentang nilai sebuah lukisan yang bernama manusia?


Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Komentar dari yahoogrou:

1
2009/10/31

Luar biasa produktifitas miq Junep mangkin niki---
Laju menulis pelungguh lebih cepat dari laju membaca saya, ketinggalan terus.
Belum ada waktu yang enak buat mencerna nasihat pelungguh. sementara saya upload-upload dulu. Anyway istri saya salah satu pembaca setia Kolom H. R. Junep di sasak.org.
Selamat kedinginan di Rusia, di Belgie juga sudah mulai dingin:(Salam hangat dari leuven yang mendingin,

Roil dan Atun

Sasak Sang Peziarah

[Sasak.Org] Papux saya telah menabung cukup lama untuk mendapatkan uang carter mobil dari Selong ke Lombok Barat. Dimasa itu dia adalah salah satu busniswomen terpenting di dasan. Dia membuat revolusi kuliner dengan mengenalkan pecel pada masyarakat yang setiap hari makan beberox urap urap. Dia memperkenalkan resep
H. R. Junep
berbeda meskipun pelecingnya tetap merebakkan aroma disepanjang jalan
H. R. Juneppahlawan.
Orang antre untuk menunggunya meracik bumbu yang sudah dipersiapkan dari rumah, tinggal digilas dicobek besar dan diberi air matang. Saya sering membantu menumbuk bumbu dan mengangkutkan dagangan. Hadiahnya adalah dua kaki ayam pelecing yang dahsyat. Sampai saat ini saya sangat doyan kaki ayam dan selalu jadi jatah saya tiap kami makan sop atau gulai ayam. Selain enak, kaki ayam juga bermanfaat besar untuk kesehatan, menurut kepercayaan kami.

Kami berangkat pagi dengan seluruh sesepuh keluarga. Saya beruntung terpilih ikut mendampingi amax bersama kakak saya yang tertua. Rombongan kami merayap dijalan berkelok kelok dan sempit. Sampai makam Saleh Sungkar kami diajak ziarah. Saya hanya menonton dari luar, mengamati apa yang diperbuat orang dewasa. Makam itu berkelambu, saya bertanya dalam hati bagaimana orang sudah mati masih takut pada nyamuk. Sesudah itu kami meneruskan ke Batu Bolong yang angker. Dahulu wilayah itu benar benar tempat jin buang anak, maksudnya kalau ada orang jahat maka anaknya dia buang sejauh mungkin sampai di tempat itu. Kemudian jinlah yang difitnah membuang anak. Rupanya ziarah itu memberi manfaat besar bagi saya untuk menemukan bahwa betapa manusia suka menipu dan memfitnah makhluk lain. Acara berikutnya adalah mengambil air suci di sumur yang penuh dengan uang logam dan orag tua belanger dengan kelapa parut, beras kuning dan bunga setaman menurut ingatan saya. Ketika orang mulai minum air dan beraup muka dan dikucur kepalanya dengan air saya menolak dan lari menjauh. Papux saya ngomel peteng dedet. Saya tidak mau kotor dan lengket, hanya itu alasan saya. Kok diomeli sampai dedes begitu.

Hari inii saya dan rekan saya tiga orang pergi berkunjung ke Gereja Ortodoks Rusia, Monaster, Masjid dan Sinagog. Saya seorang mukmin dan meyakini kebenaran ajaran para Nabi dan Rasul Allah. Adapun masalah penganut agama lain itu sudah menghianati atau mengganti ajaran sesungguhnya saya kesampingkan karena betapapun lihainya manusia menyembunyikan, menipu dan memfitnah masih tetap akan terbit kebenaran dicelah celahnya. Yang salah tetap salah yang benar tetap benar. HAKIM TUNGGAL akan mengadili kelak dihari pembalasan. Saya tidak berani jadi hakim untuk orang lain apalagi agama lain. Hakim adalah penghuni neraka mayoritas, tetapi sesuai perkembangan taktik memfitnah dan menipu manusia, profesi lain akan sama banyaknya termasuk guru apalagi TG yang bergelimpangan, polisi, tentara dan rakyat yang diam seribu bahasa melihat kebatilan. Saya juga termasuk dalam daftar ke neraka karena diam saja tidak berjihad melawan kejahilan anak bangsa Sasak. Sehingga mayoritas saudaraku bodoh, miskin, penyakitan dan momot meco nunggu bareng masuk neraka.

Pertama perjalan kami arahkan ke gereja ortodoks kecil di rayon Leninsky. Kecil tapi rapi, bersih dan teduh. Kami masuk dan rekanku membuat gerakan salib dengan menyatukan jempol, telunjuk dan jari tengah, seperti kita mengambil kangkung untuk dicolekkan ke sambal. Lalu jemari ditempelkan di jidat lalu ke perut, bidang dada kanan dan bidang dada kiri. Itu sebabnya disebut pravaslavna yang artinya kanan, merujuk ke tangan yang dimulai ke kanan baru ke kiri. Bandingkan dengan Katholik yang melakukan sebaliknya. Di dalam gereja itu kami membuka topi dan kaus tangan, yang wanita harus pakai rok dan kerudung. Kami membeli lilin untuk berdoa dan kedua rekan saya memilih gambar berupa ikon ikon orang suci lalu menyalakan lilin dan berdoa sementara saya berputar melihat gambar gambar orang suci yang tak satupu saya kenal. Di Dasan orang mulai berbuat meniru niru cara Kristen itu dengan memasang gambar TG dan ajimat ajimat. Bagaimana mungkin TG yang ulama sebagai penjaga akidah ummat tidak melarang hal demikian. Semua orang Kristen juga memulainya seperti itu, mengkultusakn tokoh lalu mengangkatnya menjadi orang suci. Saya berdiri didepan gambar Yesus. Saya pernah mendebatkan gambar itu pada pemimpin agama Kristen yang berkedudukan di London. Bahwa itu bukan Yesus atau Isa AS. Dia bialng tidak penting gambar itu yang penting percaya. Saya mempelajari dari Orang Spanyol Katholik bahwa gambar itu adalah Gambar Raja Charles Yang Agung dan Gambar Bunda Maria adalah gambar Ibu dari Raja itu. Orang Kristen umumnya tidak tahu tapi para ulama mereka tentu tahu sebagaimana meraka tahu bahwa Yesus tidak lahir di bulan Desember atau Januari. Natal dimana mana jatuh pada tanggal 25 desember sedangkan di Rusia dan Negara ortodok jatuh pada 6 janusari. Sekali lagi saya tidak menghakimi tetapi saya sedang merenungkan perjalan manusia.

Kunjungan berikutnyaadalaj Masjid, saya melihat ramai sekali lelaki yang akan siap shalat jum'at, saya tak dapat ikut karena halangan. Saya membuka pintu dan sajadah tergelar diseluruh ruangan. Masjid itu punya tempat khusus untuk pendengar non muslim yang boleh masuk saat azan akan dikumandangkan. Saya tidak mengizinkan dua rekan saya itu masuk karena tak ada kerudung untuk yang perempuan. Saya ajak mereka pergi. Saat berjalan saya merasakan begitu eratnya silaturahmi antara sesama muslim. Saya ingat waktu SD kami makan tebu yang sama bergantian menggigit dan juga jajanan lain kami saling berbagi. Saya mmelihat orang orang itu seperti kami saling berbagi roti dan lainnya. Alangkah dekatnya persaudaraan mereka. Di luar masjid ada yang berjualan roti, pakaian, parfum dan pernik pernik ibadah lain. Wajah mereka sebagian besar Asia atau Turki dan ada beberapa yang bule.

Selanjutnya ke Sinagog yang dibangun abad ke 19 dengan arsitektur khas. Saya langsung masuk dan mengucapkan Shalom. Sang penjaga bengong tak menjawab. Lalu kami minta izin melihat lihat. Dia mempersilahkan dan menunjukkan arah. Saya langsung menuju mimbar dan mebuka Kitab Taurat bertuliskan huruf Ibrani. Dan saya melihat segala pernik untuk ibadah. Di dalam sinagog ini ada tempat makan, main sodok dan sebagainya. Rupanya sinagog juga adalah pusat kebudayaan mereka. Di dasan masjid dipakai hanya untuk senam 5 kali sehari, tidak ada perpustakaan apalagi sarana lainnya padahal masjid adalah pusat kehidupan ummat Islam. Saya bercerita pada penjaga bahwa kami mengunjungi rumah ibadah. Dia bilang di blok berikutnya ada Masjid. Dia bilang sebentar lagi ada shalat disana kalau mau lihat. Kalau disini sudah tadi malam acaranya. Dia bertanya saya darimana dan saya jawab Indonesia. Dia bilang: "Muslim ya?". Saya menjawab ya. "Saya seorang muslim dan bekerja disini. Saya tak dapat shalat jumat karena tugas. Rabi sangat hormat pada saya dan agama islam. Rabi melindungi saya" katanya. Saya pamit dengan menucapkan Assalmualaikum dan dijawab dengan fasih dengan beberepa kali mengucap Slava Allah, Slava Allah: Alahamdulillah! Maksudnya. Sinagog dan Masjid berada dipusat kota di deretan gedung gedung berusia 200 tahun.

Kami meneruskan perjalanan ke sebuah monaster yang cukup besar. Saya langsung masuk ke gereja yang cukup luas dan penuh dengan ikon ikon. Beberapa pasang orang menyalakan lilin di depan gambar orang suci. Saya berdoa dalam hati semoga selalu diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan. Di depan gereja dan monsater ada pengemis yang saya kasi logam 10 rubel an atau 3000 rupiah. Saya membeli delima besar dengan harga 55 rubel. Setelah mobil jalan kedua rekan saya bertanya mengapa orang menyerang dengan teriak Allahu Akabar?. Sopir menjawab, itu artinya dia bersama Tuhan. Saya tidak dapat menjawab dengan jelas. Sebab selama ini stigma teroris itu dipertontonkan ke seluruh dunia secara langsung dengan gambar orang mengamuk, mengebom, menyerang dengan teriakan Allahu Akbar itu. Saya bilang bahwa Muslim menyebut Tuhannya Allah. Allahu Akbar artinya Tuhan Maha Besar. Saya menerangkan bahwa Muslim tidak menggunakan juru selamat atau perantara dengan Tuhannya. Mereka merdeka untuk bicara langsung pada Allah. Yesus bagi mereka hanyalah seorang manusia dan diyakini sebagai salah satu Nabi mereka. Melihat reaksi rata rata orang saat menyebut islam, sungguh luar biasa sekali liciknya musuh muslim itu dalam merusak citra kita. Semua perbendaharaan penting yang membangun dan menegakkan harkat dan martabat Islam dikambing hitamkan dan dicaci maki. Al Qaidah artinya hukum atau kaidah Islam, rusak sudah. Lalu Jamaah Isalmiyah, dipelintir dan jadi busuk. Mujahidin dikotori. Jihad dina'jiskan dan akan terus adalagi cara dan strategi baru untuk semakin membuat kita jadi yang terjelek dari semua manusia jelek!

Gereja keil dan monaster itu penuh dengan buku dari yang kecil sampai ensiklopedia. Di pintu depan terpampang jadwal kegiatan yang banyak sekali. Mereka hidup dari menjual pernak pernik dan sumbangan jamaah. Mereka melayani perawatan korban narkoba gratis. Di sinagog ada gambar pohon yang berbentuk relief dengan daun maple emas. Cabangnya banyak dan daunnya bertuliskan nama orang yang meberi sumbangan untuk sinagog itu. Salah satu nama yang saya baca adalah Avramovich yang memiliki kesebelasan Chelsea di Inggris Raya itu. Penjaganya seorang muslim dan dia bisa shalat lima waktu tanpa dihambat. Itu sangat sulit terjadi di Gereja di Indonesia. Orang Muslim di Prambanan dan Borobudur adalah mayoritas pekerja disana. Mereka juga shalat lima waktu tanpa terganggu.

Perjalanan terakhir saya minta ke pasar untuk membeli sim card, ternyata saya tidak boleh membelinya karena tidak punya KTP Rusia. Apa boleh buat kawan saya juga gak ada yang bawa KTP. Kami lalu membeli buah anggur yang lezat diimpor dai Uzabekistan, buah buahan lain semuanya dari Asia Tengah atau China. Seandainya kita bisa mengirim pisang, mangga dan kangkung kita, betapa makmurnya gumi Selaparang. Sebab mereka mengkonsumsi buah dan sayur impor sangat besar jumlahnya. Sampai dirumah saya kedinginan dan diberi bubur yang dibuat dari biji sejenis sorgum, enak sekali tapi diberinya terlalu banyak mentega saya jadi nek setelah makan beberpa sendok. Seharusnya diberi susu saya bilang. Tapi orang rusia memakannya seperti itu. Ya sudah saya simpan di kulkas nanti kalau lapar saya makan lagi.

Ziarah sesungguhnya adalah jalan untuk memahami hidup yang sesuai dengan ajaran agama. Kita harus mengunjungi tempat ibadah dimana orang masih membaca kitab suci dan menghidupkan apa yang dibacanya dalam praktik nyata. Mudahan kita yang telah berziarah baik secara fisik maupun lewat iptek dapat memberi sumbangan cahaya dalam kehidupan anak bangsa Sasak. Agar kita yang termasuk calon penghuni neraka ini dapat berbuat meskipun sebesar zarrah pada saat akhir perjalanan kita keluar dari rentang sang waktu. Insyaallah.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP


Komentar dari yahoogroup:

1

2009/10/30
mamik junep,
side hebat sekali bisa ziarah sampe rusia,

2

2009/10/30
Rifki H

Bentuk toleransi ideal yg harus diteladani oleh umat di
indonesia, dan sasak dalam kehidupan bermasyarakat yang
belandaskan atas nilai-nilai persaudaraan. Awalnya saya
kira bentuk toleransi semacam itu sudah berakhir musnah
di spanyol klasik, ternyata di rusia masih ada juga.

Kapan-kapan ingin pergi ke sana kalo ada rezki. Selamat
berziarah Mamiq HRJ.


// Terima kasih atas perhatiannya

Salam Manis,
--
Rifki H
Teruna Sasak Si Mule Tulen Gagah
Pubs : http:[[www.maleficarum.net/
Contact : bajang[@]maleficarum.net

3
2009/10/31

Nazar

di Lombok yang terkenal adalah siarah..
Secara tidak langsung Siarahnya Miq Junep sampai Rusia.. terbayang dalam benak. Walaupun saya merasa masih siarah ditempat saja dan belum memperoleh hikmah seperti yang Miq Junep sampaikan,
Seharusnya setiap perjalanan mendatangkan hikmah yang luar biasa untuk orang2 yang melakukan perjalanan dalam rangka siarah,
Siarah dengan hikmah untuk menjadi bijaksana untuk melihat segala sesuatu itu yang saya tangkap.

Senin, 02 November 2009

Sasak Sang Dukun

[Sasak.Org] Diantara sela sela pohon perdu yang lebat seorang perempuan berjalan perlahan mencari sesuatu didalam kegelapan lembah kokox Tojang persis dibelakang rumah dinas bupati Lombok Timur. Segera ia bergegas pulang dengan sesuatu dalam genggaman. Pagi pagi saat surya bersinar ia mengoleskan minyak ke pasiennya yang sakit bengkak bengkak diwajah. Penyakait itu banyak menyiksa anak anak balita dan remaja. Mereka bengkak sampai wajah miring. Orang yang mengerti pastilah dapat melihat bahwa penyakit itu adalah disebabkan karena kekurang gizi, vitamin dan mineral lainnnya. Keadaannya sudah sangat buruk sehingga syaraf wajah terganggu. Mulainya disebut gondongan dan banyak orang percaya sebabnya adalah sihir. Maka ramai ramailah orang beduyun ke dukun yang paling dipercaya. Pasienpun sembuh setelah diberi jampi jampi dan diberi makan jagung dan ubi rebus beberapa hari. Obatnya sebenarnya adalah makanan itu. Secara naluriah manusia dapat menemukan makanan dialam terbuka berdasarkan coba coba yang lama, akhirnya diperoleh makanan yang sesuai. Ketika terjadi ketidak sesuaian muncullah peyakit dan mereka berusaha mencari kekurangan itu, lalu saat menemukannya disebut obat.

Siang kemarin saya kedatangan seorang yang berwajah asia, dia keturunan orang asli Siberia. Mereka adalah penduduk pertama wilayah itu sejak 6000 tahun silam dan bertalian darah dengan orang orang Mongolia dan sekitarnya. Dia memmberi saya buket yang besar. Dalam hidup ini baru sekali saya dapat buket. Dia bertanya kepada saya soal shamanisme, perdukunan. Orang tradisioanal memang masih memperaktikkan perdukunan karena kebiasaan beribu tahun. Dia percaya penuh pada Tuhan tapi percaya juga pada shamanisme yang mistik. Sejauh ini saya telah bertemu dengan tukang jamu Rusia yang mengumpulkan bahan jamunya dari hutan liar Siberia. Tukang jamu ini sangat intelek. Perpustakaannya penuh dengan buku besar dan tebal. Saya mengira pastilah buku obat obatan. Saya kagum sekali bahwa bukunya terdiri dari buku sastera, filsafat, goegrafi dan seni internasioanal. Saya dikirimi oleh tukang jamu itu puluhan buku yang merupakan serial sejarah Rusia dan Jengis Khan. Buku buku lukisan pelukis klasik dunia lengkap di dalam rak yang berderet diatas tumpukan rerumputan, buah kering , jamur, asinan dan lain lain. Selain rajin membaca, pandai memasak dia juga rutin pergi berdansa ala timur tengah. Dia memadukan makanan, jamu dan dansa.

Pernah suatu siang saya lewat di dasan dan ada yang sakit. Seorang inax mengeluh bahwa dia ketemux oleh bakex yang ada di Batu Bolong. Dia bilang bahwa dia sudah diganggu cukup lama. Sayapun mendatanginya. Melihat keadaannya hati saya pilu. Dia tak punya apapun bahkan saya tak melihat makanan diruangnya yang hanya satu bilik itu. Saya suruh dia banyak makan sayuran ini dan itu sebab dihalaman banyak tumbuh bahan pangan berupa sayur mayur. Dan kalau mau menggali ada umbi umbian ditepi memontong. Dia percaya bahwa saya dapat mengusir bakex. Maka saya bersedia memopotnya agar dia tenang. Saya berniat karena Allah dan memijit kepalanya sambil meniup keningnya. Saya ingat tangan inax dan amax saya yang sejuk membelai saat saya demam, sampai saya tertidur. Panas kepala saya diserap oleh tangan mereka berdua sampai demam mereda. Inax yang saya popot ini tidak deman tapi pusing. Maka saya katakan padanya, bakex itu kita yang kuasai, sekarang dia sudah pergi melarikan diri kembali ke Batu Bolong dan tidak akan datang lagi. Dia tiba tiba jadi sehat. Mudah sekali membuat orang sehat di dasan kami. Mereka hanya perlu menyadari bahwa mereka sesungguhnya hidup di surga.

Seorang pemuda tiba tiba mati meninggalkan anak dan istri. Dia telah praktik menjadi dukun hanya beberapa tahun. Sebelum itu pamannya juga mati muda dan juga meninggalkan anak dan istri. Kasak kusuk beredar bahwa mereka mati dengan cara yang sama akibat disihir dukun lain yang iri hati. Saya banyak bertanya mengenai apa yang dilakukan saat mengobati. Katanya lewat pijit dan jampi jampi. Mereka suka minum arak. Dan mengunyah sirih serta bahan rempah lain seperti merica atau jahe, kencur. Banyak pasien gawat ditangani dan jarang yang berhasil disembuhkan. Saya mengira mereka tentu tertular penyakit berbahaya karena kuman dan virus. Penyakit biasa yang umum adalah flu dan pada keadaan tertentu orang bisa mati. Sebab flu tidak ada obatnya hanya diperlukan kekuatan fisik lewat makanan bergiji yang harus diatur. Flu banyak sekali membunuh manusia tapi karena semua orang flu dan banyak yang sehat kembali tanpa berobat akhirnya kita meremehkannya. Nah mungkin saja dukun yang mati itu tertular virus atau kuman pasiennya saat kontak fisik dan sebagai dukun mereka tak dapat ditolong oleh orag lain. Dukun lain tentu segan membantu karena takut ketahuan bohongnya. Akhirnya dukun itu mati dan dianggaplah mati karena sihir dukun lain.

Seorang gadis bertanya kepadaku, apakah aku dapat membaca fikiran orang lain. Saya sangat terkejut atas pertanyaan itu. Secara alamiah kita sebenarnya dapat merasakan orang yang akan berbuat jahat atau baik. Tapi itu perlu ketelatenan luar biasa dan mempelajari karakter manusia secara mendalam. Lama lama bisa jadi biasa dan mengerti kemana arah perbuatan orang disekitar kita. Kalau membaca fikiran tentu saya tak bisa. Saya katakan bahwa saya tidak dapat membaca fikiran seseorang tapi saya dapat mengetahui si fulan akan jadi apa dalam satu dua tahun ke depan setelah meneliti gaya hidup dan perilakunya dalam satu tahun. Itu masalah kebiasaan. Setelah berbincang rupanya gadis itu ingin tahu tentang nasibnya. Saya bukan tukang ramal atau shaman tapi saya ajak dia berbicara lebih jauh tentang aktifitas dan cita citanya. Dia tidak suka gemuk dan ingin seperti model model di tv. Sama saja gadis di dasan atau di Paris maupun di Rusia. Mereka ingin langsing dan mempesona. Terus terang gadis ini jauh lebih cantik dari kebanyakan pemain sinetron Indon yang kebanyakan setengah bule itu. Aneh orang Indon suka sekali pada manusia setengah setengah seperti kebanyak artis itu. Mereka setengah karena kulturnya tidak kuat baik keindonannya maupun keasingannya. Jadi mana bisa dibuat panutan. Lama lama anak indon jadi mengkal semua. Kalau didasan disebut ugal. Asam yang belum matang. Asam yang ugal itu kecut tapi agak manis dan tak ada yang tahan memakannya banyak banyak. Saya memberitahu gadis itu bahwa yang terpenting adalah kecantikan dari dalam. Seorang yang akhlaknya baik akan bercahaya. Dan gadis itu adalah anak yang rajin dan baik hati. Saya harus meyakinkannya tentang menjadi wanita cantik dari dalam. Dia terpesona dan bahagia. Kita tak perlu jadi dukun untuk menyembuhkan anak yang sedang pusing bukan?.

Di Lantai bawah apartemen ada salon kecantikan yang tempatnya strategis tapi sepi pengunjung. Pemiliknya sangat pelit beriklan. Pendapatannya sangat rendah tapi dia tak mau disarankan agar beriklan. Meskipun strategis lokasinya tanpa iklan tidak akan maju pesat. Dia tidak mau, kemarin seharian dia hanya dapat duit 15 dolar, celaka duabelas. Pemilik saloln itu datang saat saya bekerja di komputer jadi saya tak sempat bertemu. Rupanya dia mebawakan sebotol air yang didapat dari batang birch (áåð¸çà) pohon putih yang umum tumbuh di daerah dingin. Air didapat dengan melobangi pohon dimusim semi. Rasanya segar dan agak sepat kecut tipis. Kalau didasan kami suka memotong akar besar dan meminum airnya. Atau buah nao dipotong untuk tuak manis dan rotan dihutanpun meberi air minum yang lebih sehat dari air kemasan. Katanya air dari pohon itu bermanfaat untuk kesehatan. Saya percaya tentu saja karena airnya bersih dan bermineral. Apakah di dasan masih ada anak muda yang mau mengambil tuak untuk gula merah?. Potensi gula nao sangat besar apabila dikelola dengan profesional. Banyak memontong dan tepian sungai yang dibiarkan kosong adalah lahan terbaik untuk nao. Sebelum cabut ke Rusia saya membeli gula nao dengan harga 15 ribu per kilogram. Alangkah kayanya orang dasan kalau ramai ramai bikin gula sendiri dan tidak akan mengeluhkan harga gula yang naik terus. Daripada pergi menombak sawit di negeri jiran, mengapa tidak menombak buah nao untuk jadi gula super?. Betapa banyaknya anak dasan yang menderita rabun dekat. Semua harta yang melimpah didepan mata dianggap bayangan dan semua bayangan dibalik halimun dianggap nyata dan menggiurkannya. Dasar kebanyakan meco matanya jadi rabun dekat semua.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP

Sasak Yang Berpuasa

[Sasak.Org] Beberapa tahun yang lalu seorang ibu bule datang menemui saya di Jogjakarta. Setelah makan malam dia minta waktu untuk berbincang dengan saya. Kamipun bercerita dari soal sejarah saat penjajahan dan dukungan negaranya kepada RI. Setelah ngalor ngidul sampailah waktunya dia menyampaikan sesuatu yang tak ada dalam bayangan saya sama sekali. Dia memasukkan saya dalam daftar pewarisnya dengan memberikan tanahnya yang
H. R. Junep
luas di depan kampus universitas terkenal di negaranya. Saya langsung men
H. R. Junepolak karena saya
tak dapat menerima pemberian yang sangat besar apalagi di tempat yang jauh.

Ketika saya berada di Den Haag saya tinggal di lingkungan elit dekat dengan jalan yang memakai nama nama pulau Indonesia. Salah seorang keluarga mengatakan pada saya bahwa rumah ini bisa kau ambil kelak kalau ibu sudah tiada. Saya bereaksi dengan tersenyum biasa saja. Saya tidak terkejut karena sebelumnya telah ada peristiwa waris mewariskan itu. Hanya saja saya terpesona dengan pengalaman spiritual yang luar biasa indah itu.

Kini saya berada ditempat yang sedang membeku, dikenal sebagai Tanah Tengah alias Irkutsk di Siberia. Saat saya menulis ini udara dijalanan mencapai minus 8. Sesore ini saya diajak keliling oleh sahabat saya untuk mencari pakaian hangat yang bagus. Meskipun saya cukup dengan pakaian bekas yang saya beli dipojok perempatan Condong Catur Jogja, tapi dia berkeras mencari yang lebih tebal sejenis pakain pemain ski. Benar saja saya dapatkan di too dengan penjual dari China. Setelah berbincang dikit, chin chaila, kami dapat diskon 25% rupanya pedagang babah dimana mana sama. Saya bilang" xie xie", terimakasih, lalu dia jabat tangan saya dengan erat. Dingin ya disini katanya, saya mengangguk. Diseberang seorang lainnya bertanya darimana, yang saya jawab "woshe inni jen", saya orang Indon,. Dia tanya "muslim ya?", saya mengangguk dan tanya darimana kamu tau, dia jawab, saya tau negaramu negeri orang muslim.

Mobil setir kanan buatan Jepang yang kami tumpangi, berhenti diparkiran gedung baru di daerah elit bernama Akedemia, yaitu pusat kampus dan rumah para intelektual penting dalam segala bidang ilmu. Di luar kota ini ada fabrik pesawat terbang yang memproduksi pesawat tempur jenis Su yang kita beli untuk TNI AU kita beberapa tahun terakhir ini. Mobil disini ada yang setir kiri karena lalu lintas menggunakan jalur kanan tapi kebanyakan dari Jepang yang didesain untuk jalur kiri seperti Indonesia. Kami naik ke lantai delapan, saya pegel juga sebab lift belum berfungsi. Kami melihat pemandangan sungai Anggara, dari 600 sungai yang ada, sungai inilah satu satunya sungai yang keluar dari danau Baikal itu. Pemandangannya indah dengan jembatan yang sedang dibangun untuk memenuhi perkembangan kota yang pesat. Semua rekan saya dan terutama yang mengajak saya keliling ini sudah sering bicara mengenai bagaimana tentang pekerjaan disini dan apa yang akan ditawarkan sampai saya disiapkan untuk menjadi warga negara Federasi Rusai segala. Saya diberi bisnis yang sudah berjalan dan diminta menangani atau mau dijual. Saya telah menolaknya meskipun saat melihat bisnis itu saya sangat senang. Saya diajak memeriksa apartemen yang sudah diserahterimakan dan tinggal dipasangi pintu, mebel dan interior lainnya yang kata teman ini, bisa beres dalam dua minggu. Tiba tiba dia bertanya: " Kapan kamu mau, sekarang bisa, nanti bisa". "Kalau kau tidak suka apakah kita jual saja?". Saya bilang bahwa, kalau kau merasa lebih untung dengan menjualnya, mengapa tidak?. Dia menatap saya dalam dalam dan berkata: " Kau akan tinbggal disini". Saya terkejut sekali, kejadian itu berulang lagi.

Apartemen di daerah elit yang harga tempatnya saja satu setengah miliar rupiah, belum dibereskan dengan segala pernak pernik. Aduh… saya tak berhenti diuji oleh BOS saya yang kepadaNYA saya serahkan batang leherku ini. Semua yang saya kenal sepuluh tahun terakhir ini adalah miliarder dunia dan mereka baik hati. Tapi BOS saya yang sejati adalah SATU, Dia adalah Maha BOS dari semua jenis bangsa bos di alam semesta ini. Saya tak pernah susah, tinggal bilang saya mau apa diberikan saja. Subhanallah ampunilah hambaMU yang tak tahu diri.

Waktu saya kos, saya menolak bantuan saudara saya, agar saya tidak manja dan apalagi kehilangan martabat. Saya diajar puasa dan berzikir oleh Inax dan Amax. Waktu tetangga kami membeli barang mewah, mulai dari motor tril dan mobil. Kedua orang yang diberi tanggung jawab oleh BOS MAHA BESAR untuk mengurusku itu bilang, tahanlah keinginanmu dengan bersabar dan banyak puasa. Ketika kita berpuasa kita tak tertarik dengan pesona duniawi berupa makanan dan minuman. Tentu ada selera terbit tapi kita cepat berkata bahwa kita puasa. Maka semuanya biasa biasa saja. Sekarang setelah berpuluh puluh tahun dan kedua pembimibng saya mencapai pengetahuan hidup itu sudah dipanggil oleh BOS MAHA BESAR, saya mengerti bahwa mereka selama hidup berpuasa. Berpuasa dalam arti menahan diri untuk tidak melakukan hal yang kurang berguna. Mereka mengesampingkan apa yang disebut gengsi, martabat dan kehormatan berdasarkan materialisme. Mereka puasa dalam arti yang sesungguhnya.

Seorang saudara yang pulang berlebaran sangat heran mengapa saya repot repot menulis buku dan membuat perpustakaan. Sudah hidup enak kok mau repot katanya. Ketika dia tahu saya sering bepergian ke mancanegara dia bertanya apa yang telah saya lakukan sehingga punya sahabat dimanapun. Saya melihatnya selalu kekurangan meskipun dia seorang manager di Jakarta. Dia banyak mengeluhkan harga bahan suplemen yang dibutuhkan agar dia lebih sehat. Saya memeriksa dia dan isterinya dan menanyakan keluhan keluhan mereka soal kesehatan dan gaya hidup. Salah atu suplemen atau obatnya berharga cukup mahal untuk kantong seorang manager menengah. Saya periksa obat itu dan saya terangkan bahwa barang itu bisa didapat dengan barga 10% dari harga yang mereka bayarkan. Mereka penasaran sekali, bagaimana mungkin. Maka saya katakan bahwa obat itu adalah campuran dari bahan bahan dan vitamin yang dapat diracik sendiri dengan membeli yang eceran dan terpisah di apotik mana saja. Ada sepuluh bahan yang harus dibeli dan harganya super murah. Campur sendiri. Anda akan memperoleh tabungan uang sebesar 90% dari harga beli barang bermerek itu. Mereka saling tatap dan mengkalkuklasi betapa besar tabungan mereka dalam satu tahun kelak. Tetapi akan jauh lebih baik bila mereka mengkonsumsi makanan sehat , halal dan baik, tanpa berfikir soal suplemen segala. Saya katakan inilah yang saya lakukan pada sahabat sahabat saya yang saya jumpai hanya dalam waktu 10 jam saja. Dan kami menjadi sahabat yang bagai telah bertemu ratusan tahun. Mereka mengangguk angguk senang. Entah karena merasa akan dapat tabungan atau dapat ilmu untuk menyelamatkan orang lain, entahlah

Selama ini saya menjalankan puasa ala kedua orangtua saya sehingga saya tidak mudah tertarik atau ingin sesuatu. Di Jogjakarta hampir semua teman selalu bertanya dimana mobil saya parkir. Saya bilang tidak punya tak dipercaya. Mereka penasaran bagaimana saya bisa tiba ditempat kerja selalu lebih pagi dari kebanyakan orang padahal mereka naik mobil atau motor sendiri. Jangankan mobil sepeda saja saya tidak punya. Daripada terus repot tidak dipercaya saya bilang saja di cemara tujuh. Karena disana saya selalu menunggu kendaraan umum engkel isuzu yang sudah rapuh di siang atau sore hari sesudah jam 17.00 tidak beroperasi dan saya harus naik taksi pulang. Saya berpuasa dari keinginan yang besar besar agar tidak kelebihan beban sebagaimana saya menahan diri dari memakan segalanya agar beban badan juga tak kelebihan. Dua hari sebelum puasa yang lalu berakhir seorang semeton datang memberi saya zakat, saya berkata, bahwa saya sealalu memikrikan nasibnya. Dia memaksa saya menerima zakat itu yang kemudian saya sedekahkan lagi ke orang yang berhak. Tawaran dari sahabat sahabat saya itu adalah sebuah ujian dalam kehidupan saya. Dahulu kita ada disana bersenang senang bersama BOS kita. Sekarang dunia ini juga adalah tempat kita bersenang senang, masih bersama BOS kita. Kelak kita juga akan besenang senang bersama BOS kita. Ssesungguhnya hidup ini adalah sebuah permaianan. Marilah kita bermain sesuai dengan apa yang kita diperintahkan dan bukan bermain sekehendak hati kita. Saya hanya mengatakan kebenaran tentang hidup dan impian saya akan kedamaian dan kemuliaan manusia dan kemanusiaannya, ternyata diamanapun manusia mengimpikan hal yang sama sehingga sahabat sahabat saya itu dengan ringannya memberikan apa saja milik mereka untuk seorang sahabatnya. Puasa membuat kita tak tertarik pesona dunia dan ketika kita tidak tertarik, semua apa saja datang menari didepan kita, mau puasa atau mau berbuka?

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Komentar langsung lewat email sasak.org:

2009/10/29 11.17

Assalamualaikum,

Tiang membaca tulisan tuaq niki dengan keterpesonaan yang sama dengan saat membaca kisah-kisah Old Shatterhand karangan Karl May di masa kecil dulu, Mudah-mudahan tuaq selalu dalam lindungan Allah SWT di dalam setiap perjalanan tuaq, aminn..

Salam Hangat,
Hendra

Sasak Katakan satu Ayat

[Sasak.Org] Tadi malam saya berbuka puasa jam 18.00 karena kulihat sudah gelap semua. Puasa tanpa sahur sama sekali tidak berat tapi karena dingin mungkin tidak sadar badan kehilangan cairan juga. Seorang teman ikut puasa tapi disiang hari dia lupa dan sempat merokok dikantor lalu lapor ke saya, tak apa kalau kau mau minum silahkan. Dia berkeras meneruskan puasanya yang terputus itu. Saya memasak daging dengan bumbu pala. Kalau di Jogja itu adalah hidangan pesta besar yang ada setahun sekali. Daging sapi terbaik harganya 80.000 perkilo. Telur dadar dengan daun bawang dan seledri. Yogurt dengan madu. Itulah hidangan berbuka saya dan teman tadi.

Sekitar jam 21.30 datanglah seorang kawan yang baru saya kenal malam itu, dia fasih menyebut nama saya. Orang Rusia seperti kita juga susah mengucapkan nama orang asing. Di Dasan, saya suka memerintah orang untuk mengeja ulang nama saya dengan ucapan sempurna karena mereka kebanyakan mengucapkan j dan bukan z yang terdapat dalam deret huruf nama saya. Ada yang beberapa kali salah dan berusaha untuk mengucap dengan benar. Di Rusia mereka menyebut nama saya dengan tepat dan mereka menuliskannya dengan 2 huruf I yang berbeda. Saya berusaha bicara dengan sebaik baikya dalam mengucapkan kata demi kata. Bahasa Rusia saya pelajari sendiri dalam jangka panjang sekali. Saya menelan setiap kata tanpa memikirkan bunyi yang tepat, boleh dikata bahwa saya berbicara bahasa Rusia model tersendiri. Kalau bahasa Inggris punya banyak gaya maka saya bikin juga bahasa Rusia dengan gaya Sasak dengan berusaha melafalkan tiap huruf dengan cara standar. Bahasa Rusia ada pada level 750 jam bersama sama dengan bahasa sulit lainnya. Tapi saya merasa sejauh ini dialah yang paling sulit. Selama ini saya melafalkan L hantam saja seperti L Sasak ternyata saya perlu ditraining 2 hari berturut turut untuk menemukan posisi lidah yang sebenarnya. Berkali kali saya bilang, aku capek!. Kawan kawan tertawa dan kamipun tertawa bersama. Memang sangat terasa bahwa orang yang terus belajar itu sangat hidup jiwanya. Alangkah Agungnya ciptaan Allah yang bernama manusia. Mereka mencari dan menemukan bentuk bentuk komunuikasi paling tepat sesuai dengan kondis dan kebutuhan masing masing. Rumitnya bahasa mereka ternyata tidak membuat mereka jadi manusia rumit. Hati mereka sama dengan hati kita. Ramahnya sama dengan ramah kita. Tentu sambil menghembuskan uap karena udara yang membeku namun hal itu tak sanggup membekukan hati mereka.

Di Dasan kalau saya lewat di pengorong maka banyak orang tua baik laki maupun perempuan akan mengajak mampir dan berkata mari makan dulu, meskipun bukan jam makan dan tidak ada makanan. Di tempat saya ini tak ada yang berbasa basi begitu. Mereka langsung mengundang untuk makan siang atau malam dan semua hidangan dikeluarkan sampai saya tak bisa menolak. Mereka ramai ramai ingin membuat saya gemuk padahal saya sangat menjaga jangan sampai kelebihan berat. Mereka takut sekali kalau saya sampai sakit dan dapat masalah. Saya tidak boleh keluar sendiri agar tak diganggu. Saya bukan penghisap rokok, semua rekan yang madat rokok berkali kali minta iizin keluar untuk menghisap batang jahannam yang membunuh warga dasan bukan hanya karena bikin penyakit tapi juga menyebabkan balita busung lapar, sebab uang untuk makan mereka dibakar bapaknya. Tadi malam setelah berbuka saya nekad keluar dengan anak lelaki yang saya kenal dan pernah bertemu di Jogja dan main bersama di Bali. Dia murid kelas 9 berumur 14 tahun sudah keliling dunia dan bisa bahasa Inggris sedikit. Saya harus pakai bahasa Inggris dengannya agar dia lancar. Disepanjang jalan dia mengajak saya menelusuri lorong lorong diantara gedung gedung apartemen. Sampai rumahnya berjarak satu blok atau 1 kilometer. Dia berusaha menghindari polisi dan keramaian. Di jalan dia bertemu dengan anak anak satu sekolah dan dia populer sekali semua anak anak itu sudah mengetahui saya dan banyak bertanya. Tak ada yang bisa bahasa Inggris. Mereka bicara sangat aneh, tidak saya kenal bunyi bahasa mereka. Ketika saya tanya bahasa apa itu dia bilang Posadka. Ternyata mereka bahasa prokem! Persis dengan cara kita di Indonesia. Dengan menyisipkan K diantara suku kata. Prokem adalah dari kata prem untuk preman dan disisipkan OK sebelum huruf hidup pertma. Teknik itu berlaku juga di Siberia. Saya terpingkal pingkal menemukan bahasa rahasia mereka.

Saya menghidangkan nasi dan daging berbumbu pala pada tamu kami dan bercerita bahwa saya dan rekan yang satu itu puasa dan tidak makan ataupun minum. Dia bilang itu namanya puasa kering. Sebab dalam agama Kristen ada juga puasa tapi boleh minum. Tamu itu bercerita bahwa dia pernah puasa selama 24 jam dalam 10 hari berturut turut kecuali dia minum. Katanya setelah itu dia memandang makanan lebih sayang dan tidak bernafsu. Dia melihat buah buahan biasa biasa saja, makan sekedar sesuai kebutuhan. Makanya saya lihat dia awet muda padahal dia lebih tua 6 tahun dari saya. Kami adalah orang orang yang percaya pada Tuhan dan saling mendukung. Saya pernah mensyahadatkan salah satu orang Rusia tapi hati orang siapa yang tahu. Apakah dia terus percaya atau sekedar menikmati pengalaman budaya yang merupakan dagangan industri pariwisata , hanya Allah yang tahu.

Ummat Islam di Rusia mencapai sekitar 15% dari 140 juta rakyanya. Mereka ada dimana mana. Ada juga provinsi atau republik dizaman Uni Sovet yang penduduknya mayoritas muslim seperti Tatarstan dan sekitarnya serta wilayah selatan Rusia yang lebih hangat. Rusia telah menjadi abggota OKI sejak Presiden Putin berkuasa. Perkembangan Islam tidak ada hambatan, karena siapa saja boleh berdakwah tapi orang Islam sendirilah yang kurang kuat berdakwah. Di aparteman saya ada perpustakaan dengan buku 70% berbau hindu budha dan ajaran lain. Litertur Islam hanya saya lihat dua yaitu karya Ummar Khayyam. Kemana para penulis muslim kita, selama ini?. Selain itu ummat Islam di Rusia banyak yang minum alkohol dan makan daging babi, alasannya dibuat buatlah, karena dingin, karena tak ada pilhan dan sebagainya. Shalat yang mereka sebut Namaz, jarang yang melakukannya. Di setiap kota besar ada masjid dengan mufti masing masing. Kalau idul Adha mereka menyembelih kambing dan makan makan di masjid. Di rumah, saya punya tafsir Al Qur'an dalam beberapa bahasa dan termasuk Rusia sejak puluhan tahun tapi tak ada satupun aktifis yang ramai datang berkeinginan untuk mempelajarinya. Kita punya da'i hebat dari Makassar di Amerika tapi tak ada di Rusia. Padahal Rusia jauh lebih toleran pada kita daripada Amerika. Orang Rusia mayoritas beragama Kristen Ortodoks tapi kebanyakan tidak begitu aktif karena selama Uni Sovyet mereka tak bebas. Begitupun dengan muslimnya. Jadi sekarang ini adalah kesempatan dakwah bagi semua agama untuk menyebarkan ajarannya. Nampaknya yang paling berhasil adalah misionaris dari Amerika. Mereka berasal dari semua aliran agama kristen . Mereka agresif dengan membangun pusat besar dengan fasilitas prima. Seolah seperti membuka industri, ada bidang usaha untuk menghidupi jamaahnya.

Seandainya ada alumni ma'had Pancor mau berjuang ke Rusia, saya sanggup memberinya training 100 jam untuk dapat bicara Rusia dengan gaya Sasak agar bisa berdakwah dengan mengajarkan berhijib atau yang dari NU dan Muhammadyah serta yang lainnya. Jangan hanya ramai ramai nongkrong di dasan dan begejuh soal ibadah atau budaya, bid'ah atau sunnah dan sebagainya yang ujung ujungnya hanya memuliakan kelompok sendiri dengan menginjak kelompk lainnnya. Padahal semua kelompok sama mulianya. Ayo pepadu Sasak siapkan badan dengan berlatih berenang, berkuda dan memanah lalu tungganglah kudamu, seberangi samudra dan siapkan senjata diplomasimu yang berlandaskan Rahmatan lilalamin itu.Insayaalah, amiiinya Ya Rabbal Alamin.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP