[Sasak.Org] Bajang Sulye Jati dan semua anggota KS yang ku cintai, Seandainya kita duduk di brugax dan bicara seperti ini alangkah dahsyatnya atmosfer kesasakan yang melingkupi perasaan kita. Lewat sesangkok maya ini saja saya merasa begitu menyatu denganmu dan semua semeton KS ini.
Bajang jangan lupa, kita memang selalu welcome dengan semua orang Sesama Bangsa Indonesia. Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang sesungguhnya tidak punya budaya melainkan terdiri dari budaya berbagai bangsa seperti halnya budaya bangsa Sasak, bangsa Jawa, bangsa Bali dll.
Pada suatu periode selama 32 tahun kekuasaan ada pada satu orang yang kuat. Saya tetap setuju dengan Pak Harto dengan caranya mengendalikan negara dengan sedikitnya 750 bahasa ini. Bahwa kita punya pemimpin import di Lombok, itu karena ada yang memaksakan. Bajang Sulye tentu tidak mengalami saat generasi saya dan sebelum saya, protes dan ditangkap. Setelah itu semua lebih terkendali mungkin sejak Dewan Mahasiswa dihapus. Kita selalu menginginkan pemimpin dari kalangan Sendiri bukan karena rasis tapi seharusnya memang demikian. Kalau ada pemimpin yang hebat dari orang luar kita dapat menerima asal sesuai dengan aspirasi kita semua. Zaman Orba tidak ada aspirasi aspirasian toh?.
Ciri khas Sasak adalah memiliki kebudayaan yang berkepribadian yang dipengaruhi budaya Melayu (Islam), Jawa dan Bali dan sedikit Bugis dan Banjar. Kita Punya Gamelan, Wayang dan Sastera lisan yang berciri kearifan lokal (genius lokal). Ciri utamanya adalah berwarna keislaman. Budipekerti yang kita terima turun temurun adalah dari tiga budaya itu.
Degradasi nilai budaya Sasak itu mulai merosot ketika ada oknum yang bertopeng budayawan membenturkan satu nilai dengan nilai lain yang sebenarnya sudah jadi dan mengkristal di gumi paer. Misalnya segala hiburan adalah bagian dari budaya umum. Budaya terdiri dari dua suku kata, budi – pengetahuan dan daya- upaya, usaha artinya Mengupayakan, menumbuhkembangkan, pengetahuan adalah alat untuk mentransfer nilai Budipekerti, Budi - pengetahuan dan pekerti - kejujuran. Pengetahuan dan kejujuran itu adalah alat pembentukan karakter utama menuju integritas seorang manusia. Manusia sejati mempunyai integritas kuat. Integritas kuat berisi ilmu pengetahuan dan kejujuran. Inti dari pada akhlak itu adalah pengetahuan dan kejujuran. Oleh karena itu orang berilmu dan jujur dapat melaksanakan agamanya dengan sangat baik. Manusia religius inilah ciri utama bangsa Sasak.
Ciri khas kita yang paling menonjol yang masih bisa kompak kita sebut dan setujui adalah PAGAH. Pagah berasal dari bahasa Kawi PAGEH mengandung makna Keteguhan, Ketabahan, Kekokohan, Kesetiaan, Keseimbangan, Ketepatan, Kemantapan. Adakah kita sadar apa yang kita ucapkan? Ketika kita mengatakan Aku si Pagah atau Kamu si pagah, apakah yang dimaksudkan adalah bahwa kita mempunyai kualitas PAGEH itu?. Kalau kita memang tahu apa itu PAGAH maka kita sesungguhnya punya jati diri khas, yang Bajang inginkan. Manusia Pagah adalah manusia yang tahu siapa dirinya, apa yang diinginkannya dan kemana tujuannya melangkah.
Mengapa ciri khas kita menghilang, karena dunia materialisme memang memerlukan masyarakat yang tak kuat akar budayanya. Maka kitapun mengalami apa yang dialami oleh sebagian besar bangsa di dunia yang menukar identitas diri dengan materi. Budayawan bertopeng itu menjual barang murah seperti musik dan lagu yang menonjolkan seks, tarian erotis dan segala kegiatan yang bersifat hedonis semata yang membunuh kreatifitas dan nilai peradaban kita demi mengeruk keuntungan duniawi.
Bajang, panjang sekali bicara kita tapi mungkin ini sekedar menggugah hati dan fikiran kita untuk dapat mengembangkan pembicaraan kearah yang lebih dahsyat lagi.
Wallahualambissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
Comments (2)
M. Roil Bilad: ...
Tulisan diatas merupakan jawaban HRJ atas pertanyaan dan diskusi di milis KS tentang makna sasak yang pagah. Rasanya diskusi ini juga baik diikuti oleh pembaca lainnya di luar milis.
Oleh karena itu saya berinisiatif mengupload.
Artikel bisa diturunkan atas permintaan penulis.
1
Pemban KS juga mengundang segenap pembaca untuk turut meramaikan.1
July 07, 2009
M. Roil Bilad: ...
Tiang orang praye--- gak tahu diri apakah pagah apa tidak. Tapi yang tiang rasakan, adalah pagah mempertahankan pemikiran yang dianggap benar. Dalam hal ini, tiang mengakui kalau tiang pagah.
Tapi konon papuk balok tiang juga bukan orang praye, mereka dari merang-lebak, persis ditengah-tengah bendungan batujai yang tergusur akibat dibangunnya bendungan batujai tersebut.
Jadi siapa orang praye yang sebenarnya??? Mungkin LWR lebih tahu-----
2
Salam,2
July 07, 2009
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
mantap pembahasan tentang Pagah Praye pak Junep,semoga bermamfaat buat generasi penerus orang prye niki dibahas lagi sama tuan guru hasanain :D
Salamku dan rinduku untuk Kakakku yang pagah
Posting Komentar