Senin, 02 November 2009

Sasak Katakan satu Ayat

[Sasak.Org] Tadi malam saya berbuka puasa jam 18.00 karena kulihat sudah gelap semua. Puasa tanpa sahur sama sekali tidak berat tapi karena dingin mungkin tidak sadar badan kehilangan cairan juga. Seorang teman ikut puasa tapi disiang hari dia lupa dan sempat merokok dikantor lalu lapor ke saya, tak apa kalau kau mau minum silahkan. Dia berkeras meneruskan puasanya yang terputus itu. Saya memasak daging dengan bumbu pala. Kalau di Jogja itu adalah hidangan pesta besar yang ada setahun sekali. Daging sapi terbaik harganya 80.000 perkilo. Telur dadar dengan daun bawang dan seledri. Yogurt dengan madu. Itulah hidangan berbuka saya dan teman tadi.

Sekitar jam 21.30 datanglah seorang kawan yang baru saya kenal malam itu, dia fasih menyebut nama saya. Orang Rusia seperti kita juga susah mengucapkan nama orang asing. Di Dasan, saya suka memerintah orang untuk mengeja ulang nama saya dengan ucapan sempurna karena mereka kebanyakan mengucapkan j dan bukan z yang terdapat dalam deret huruf nama saya. Ada yang beberapa kali salah dan berusaha untuk mengucap dengan benar. Di Rusia mereka menyebut nama saya dengan tepat dan mereka menuliskannya dengan 2 huruf I yang berbeda. Saya berusaha bicara dengan sebaik baikya dalam mengucapkan kata demi kata. Bahasa Rusia saya pelajari sendiri dalam jangka panjang sekali. Saya menelan setiap kata tanpa memikirkan bunyi yang tepat, boleh dikata bahwa saya berbicara bahasa Rusia model tersendiri. Kalau bahasa Inggris punya banyak gaya maka saya bikin juga bahasa Rusia dengan gaya Sasak dengan berusaha melafalkan tiap huruf dengan cara standar. Bahasa Rusia ada pada level 750 jam bersama sama dengan bahasa sulit lainnya. Tapi saya merasa sejauh ini dialah yang paling sulit. Selama ini saya melafalkan L hantam saja seperti L Sasak ternyata saya perlu ditraining 2 hari berturut turut untuk menemukan posisi lidah yang sebenarnya. Berkali kali saya bilang, aku capek!. Kawan kawan tertawa dan kamipun tertawa bersama. Memang sangat terasa bahwa orang yang terus belajar itu sangat hidup jiwanya. Alangkah Agungnya ciptaan Allah yang bernama manusia. Mereka mencari dan menemukan bentuk bentuk komunuikasi paling tepat sesuai dengan kondis dan kebutuhan masing masing. Rumitnya bahasa mereka ternyata tidak membuat mereka jadi manusia rumit. Hati mereka sama dengan hati kita. Ramahnya sama dengan ramah kita. Tentu sambil menghembuskan uap karena udara yang membeku namun hal itu tak sanggup membekukan hati mereka.

Di Dasan kalau saya lewat di pengorong maka banyak orang tua baik laki maupun perempuan akan mengajak mampir dan berkata mari makan dulu, meskipun bukan jam makan dan tidak ada makanan. Di tempat saya ini tak ada yang berbasa basi begitu. Mereka langsung mengundang untuk makan siang atau malam dan semua hidangan dikeluarkan sampai saya tak bisa menolak. Mereka ramai ramai ingin membuat saya gemuk padahal saya sangat menjaga jangan sampai kelebihan berat. Mereka takut sekali kalau saya sampai sakit dan dapat masalah. Saya tidak boleh keluar sendiri agar tak diganggu. Saya bukan penghisap rokok, semua rekan yang madat rokok berkali kali minta iizin keluar untuk menghisap batang jahannam yang membunuh warga dasan bukan hanya karena bikin penyakit tapi juga menyebabkan balita busung lapar, sebab uang untuk makan mereka dibakar bapaknya. Tadi malam setelah berbuka saya nekad keluar dengan anak lelaki yang saya kenal dan pernah bertemu di Jogja dan main bersama di Bali. Dia murid kelas 9 berumur 14 tahun sudah keliling dunia dan bisa bahasa Inggris sedikit. Saya harus pakai bahasa Inggris dengannya agar dia lancar. Disepanjang jalan dia mengajak saya menelusuri lorong lorong diantara gedung gedung apartemen. Sampai rumahnya berjarak satu blok atau 1 kilometer. Dia berusaha menghindari polisi dan keramaian. Di jalan dia bertemu dengan anak anak satu sekolah dan dia populer sekali semua anak anak itu sudah mengetahui saya dan banyak bertanya. Tak ada yang bisa bahasa Inggris. Mereka bicara sangat aneh, tidak saya kenal bunyi bahasa mereka. Ketika saya tanya bahasa apa itu dia bilang Posadka. Ternyata mereka bahasa prokem! Persis dengan cara kita di Indonesia. Dengan menyisipkan K diantara suku kata. Prokem adalah dari kata prem untuk preman dan disisipkan OK sebelum huruf hidup pertma. Teknik itu berlaku juga di Siberia. Saya terpingkal pingkal menemukan bahasa rahasia mereka.

Saya menghidangkan nasi dan daging berbumbu pala pada tamu kami dan bercerita bahwa saya dan rekan yang satu itu puasa dan tidak makan ataupun minum. Dia bilang itu namanya puasa kering. Sebab dalam agama Kristen ada juga puasa tapi boleh minum. Tamu itu bercerita bahwa dia pernah puasa selama 24 jam dalam 10 hari berturut turut kecuali dia minum. Katanya setelah itu dia memandang makanan lebih sayang dan tidak bernafsu. Dia melihat buah buahan biasa biasa saja, makan sekedar sesuai kebutuhan. Makanya saya lihat dia awet muda padahal dia lebih tua 6 tahun dari saya. Kami adalah orang orang yang percaya pada Tuhan dan saling mendukung. Saya pernah mensyahadatkan salah satu orang Rusia tapi hati orang siapa yang tahu. Apakah dia terus percaya atau sekedar menikmati pengalaman budaya yang merupakan dagangan industri pariwisata , hanya Allah yang tahu.

Ummat Islam di Rusia mencapai sekitar 15% dari 140 juta rakyanya. Mereka ada dimana mana. Ada juga provinsi atau republik dizaman Uni Sovet yang penduduknya mayoritas muslim seperti Tatarstan dan sekitarnya serta wilayah selatan Rusia yang lebih hangat. Rusia telah menjadi abggota OKI sejak Presiden Putin berkuasa. Perkembangan Islam tidak ada hambatan, karena siapa saja boleh berdakwah tapi orang Islam sendirilah yang kurang kuat berdakwah. Di aparteman saya ada perpustakaan dengan buku 70% berbau hindu budha dan ajaran lain. Litertur Islam hanya saya lihat dua yaitu karya Ummar Khayyam. Kemana para penulis muslim kita, selama ini?. Selain itu ummat Islam di Rusia banyak yang minum alkohol dan makan daging babi, alasannya dibuat buatlah, karena dingin, karena tak ada pilhan dan sebagainya. Shalat yang mereka sebut Namaz, jarang yang melakukannya. Di setiap kota besar ada masjid dengan mufti masing masing. Kalau idul Adha mereka menyembelih kambing dan makan makan di masjid. Di rumah, saya punya tafsir Al Qur'an dalam beberapa bahasa dan termasuk Rusia sejak puluhan tahun tapi tak ada satupun aktifis yang ramai datang berkeinginan untuk mempelajarinya. Kita punya da'i hebat dari Makassar di Amerika tapi tak ada di Rusia. Padahal Rusia jauh lebih toleran pada kita daripada Amerika. Orang Rusia mayoritas beragama Kristen Ortodoks tapi kebanyakan tidak begitu aktif karena selama Uni Sovyet mereka tak bebas. Begitupun dengan muslimnya. Jadi sekarang ini adalah kesempatan dakwah bagi semua agama untuk menyebarkan ajarannya. Nampaknya yang paling berhasil adalah misionaris dari Amerika. Mereka berasal dari semua aliran agama kristen . Mereka agresif dengan membangun pusat besar dengan fasilitas prima. Seolah seperti membuka industri, ada bidang usaha untuk menghidupi jamaahnya.

Seandainya ada alumni ma'had Pancor mau berjuang ke Rusia, saya sanggup memberinya training 100 jam untuk dapat bicara Rusia dengan gaya Sasak agar bisa berdakwah dengan mengajarkan berhijib atau yang dari NU dan Muhammadyah serta yang lainnya. Jangan hanya ramai ramai nongkrong di dasan dan begejuh soal ibadah atau budaya, bid'ah atau sunnah dan sebagainya yang ujung ujungnya hanya memuliakan kelompok sendiri dengan menginjak kelompk lainnnya. Padahal semua kelompok sama mulianya. Ayo pepadu Sasak siapkan badan dengan berlatih berenang, berkuda dan memanah lalu tungganglah kudamu, seberangi samudra dan siapkan senjata diplomasimu yang berlandaskan Rahmatan lilalamin itu.Insayaalah, amiiinya Ya Rabbal Alamin.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP

Tidak ada komentar: