Kamis, 12 November 2009

Sasak Yang Cabul

(Sasak.Org) Waktu saya kelas satu SMP, ada seorang teman saya yang melakukan pelanggaran moral yang sangat keterlaluan. Senakal nakalnya kami paling banter berkelahi atau saling ejek. Tapi teman yang satu ini mungkin terlalu banyak gizi dan hiperaktif. Seorang kawan kami yang cantik jelita, pendiam dan lembut diremasnya dan membuat dinding sekolah bergetar, genteng hampir merosot dan pecahan tembok bekas gempa membuka dan menutup. Proses persidangan langsung digelar dan si cewek cantik itu diselamatkan oleh ibu guru kami yang baik hati, penyayang dan penuh empati. Si arjuna playboy cap kapak itu digiring ke ruang BP. Guru BP yang bijak bersama kepala sekolah mengintrogasi pangerannya yang tampak kusut masai dengan wajah menunduk. Entah apa yang mereka katakan tapi kami tak lagi melihat kawan kami itu bersekolah. Rupanya dia dipulangkan dan diserahkan ke ayahnya untuk dibina 2 minggu. Setelah itu dia masuk sekolah seperti biasa. Dia tidak bodoh dan dia tidak pintar. Waktu berjalan terus dan kami lulus dari SMP. Si gadis menikah pada usia 16 atau 17 tahun. Si playboy jadi anak yang baik sewaktu kami SMA.

Ketika saya mengajar di SMA, seorang palyboy dasan telah berbuat hal yang sama. Siswa SMA jauh lebih matang daripada SMA, sehingga perbuatan itu sudah tergolong tindakan orang dewasa meskipun secara hukum masih anak anak juga. Kepala sekolah kami marah sekali. Beliau orang yang pendiam dan berpretasi internasional tapi dalam kasus ini keluarlah kemarahan cara dasannya. Si playboy cap pacul pecah itu digiring masuk ke ruang guru dan setelah di omeli dengan berbagai kata seru, dia harus berjalan melewati tiap guru untuk menerima ketupat bengkulu atau tempelengan yang diayun keras oleh ibu guru. Tidak ada yang dipecat dari sekolahan sebab, manusia pada usia itu sedang mengalami badai dan petir dalam tubuhnya. Saya yakin sekali si anak telah menerima pelajaran yang terbaik selama masa hidupnya tentang moralitas kemanusiaan. Karena kami serempak mununjukkan dan memperaktikkan sebuah nilai moral yang dijunjung tinggi.

Duapuluh tahun terakhir ini kasus siswi hamil luar biasa banyaknya, semua orang tua dan guru sangat kebingungan menghadapi kejadian itu. Generasi muda selalu lebih cepat bergeraknya sebab mereka bertumbuh sedangkan yang tua mengalami degradasi. Generasi tua yang lalai menelurkan generasi muda yang kurang bermutu. Semua bermula dari penanaman moral sejak dini. Di sekolah anak saya ada banyak siswa yang dibuang dari berbagai daerah. Ada yang sudah melahirkan dan banyak yang dicoret dari sekolahnya yang lama. Mana lebih baik kita perbuat, memberi kesempatan untuk menjadi lebih baik atau membiarkan anak yang sudah jatuh itu makin terpuruk?. Bagi kita yang percaya bahwa Allah dapat mengangkat manusia dari kenistaan kepada kedudukan paling mulia, haruslah mebuka kesempatan bagi mereka yang datang untuk memperbaiki diri. Niat kita adalah membangun karakter manusia, sesuai dengan tujuan Agama Islam. Kalau kita menghakimi semua murid yang terjerumus dengan prasangka, maka untuk apakah kita mengirim da'i ke tempat pelacuran dan markas para cecunguk di penjara?.

Dulu kenakalan anak sekolah paling banter merokok atau mencuri mangga di kebun tetangga sepanjang jalan antara sekolah dan rumahnya. Mengapa demikian, sebab mereka hanya meniru orang dewasa. Bukankah orang dewasa sangat doyan menghembus hembus asap seolah hidupnya begitu nikmat? Padahal dibalik para penghisap rokok itu bercokol jiwa yang resah, tidak puas, gugupan dan kurang PD. Dengan memutar mutar rokok itu jemarinya aktif dan ketika menghisapnya asap bernikotin itu menyakiti dadanya sehingga konsentrasi teralihkan. Anak anak menyangka alangkah enaknya orang dewasa merokok, kita ikut saja ramai ramai. Yang mencuri mangga mungkin lapar atau ingin mengadu keberanian menentang aturan. Inipun adalah akibat anak anak tidak mendapat apresiasi di rumah. Orangtua sering mengatakan, diam kamu anak kecil! Padahal anak anak tumbuh jauh lebih cepat dari kesadaran kita sebagai orang tua. Yang kita ingat adalah selalu ketika anak itu masih balita dan menyenangkan sepanjang hari. Dia lucu dan manis, maka kita tak ingin anak itu berubah!.

Sekarang kelakuan manusia masih sama. Siapa bilang dahulu tidak ada pornografi? Selalu ada disepanjang zaman. Mungkin majalah porno tidak ada tapi namanya stensilan beredar diam diam diseantero dasan. Teman saya yang kuliah di Akademi Agraria sangat berbakat melukis, dia sangat banyak merokok. Sebagai mahasiswa dinas dia dapat gaji tapi uang dia habiskan untuk merokok dan mabuk. Dia melukis tiap hari dengan bolpoin di kertas buram. Lukisannya hidup dan sangat detail. Sayang dia cabul karena bakat langkanya dibuat melukis komik cabul yang dia lihat sendiri, dibicarakan sendiri, ditertawakan sendiri. Hanya kalau sempat berkumpul dengan rekan kos sedaerah dia baru bisa mempertontonkan karyanya. Terus terang tidak ada yang menanggapinya lebih daripada mentertawakannya.Teman bergaul sangat berperan dalam mengembangkan atau membunuh kebiasan cabul seseorang. Bagi anak manusia yang sedang remaja, seks adalah suatu hal yang paling membuat penasaran. Oleh karena itu jangan sampai ada orang dewasa disekitarnya yang memamerkan hal hal yang berbau pornografi. Kalau ada orang dewasa yang membeli bahan bacaan atau film porno sebaiknya disimpan dengan rapi ditempat pribadi. Dimasa kini internet menyajikan materi seronok sampai yang menjijikkan dapat diunduh dengan bebas di Indonesia. Saat menulis ini saya menggunakan internet dengan komputer canggih dan koneksi internet sesuka hati. Tapi yang namanya pornografi tidak bisa diakses. Saya tak tahu bagaimana kebijakan pemerintah disana sehingga youtube porno apalagi film porno ditutup sama sekali. Di kios yan berderet dibawah apartemen, mereka menjual majalah playboy dan sejenisnya tapi tempatnya tersembunyi seperti yang saya lihat di Uni Eropah juga. Kalau di jalan Kaliurang Jogja kios dengan bebas menggantung tabloid dengan wanita sronok sementara anak sekolah berseliweran melihat lihat penasaran.Anak anak itu adalah korban dari ketololan orang dewasa dan terutama para mahasiswa yang telah menuntut kebebasan berekspresi yang sesungguhnya .

Kasus siswi berhandphone gambar porno merebak dimana mana, sebab segala dokumen dapat dibagi dengan mudah dan cepat. Mengapa anak anak yang menjadi korban ditindas bukan diarahkan dan dibina. Kalau semua anak yang berHP di satu sekolahan diperiksa terus menerus selama satu minggu dan diulang lagi pada minggu berikutnya niscaya mereka akan mengerti bahwa perbuatan itu tercela. Pendidikan adalah proses panjang yang melelahkan sebab dibutuhkan waktu seumur hidup untuk menanamkan, memelihara dan menumbuh kembangkannya. Sekolah bukanlah tempat orang suci untuk belajar. Bahkan masjidpun bukan hanya untuk orang yang sudah hassan akhlaknya. Kalau kita keluar dijalanan, disana banyak orang berbuat tak senonoh, ada maling, pemabuk, aparat menerima suap, pemeras dan pencabul. Bukankah banyak orang gila yang telanjang bulat mondar mandir didepan sekolahan dan taka ada guru atau kepala sekolah yang menghukum muridnya menonton bareng mereka bahkan dengan hati yang tak terpengaruh sama sekali?. Semua yang disebutkan tadi adalah porno dan cabul. Semua yang bertentangan dengan akhlak yang baik adalah cabul! Tapi kita tebang pilih terus sehingga anak jadi bingung menetapkan nilai kebenaran. Para guru hendaknya tidak berhenti belajar agar jiwanya terus hidup dan mengerti bahwa dalam belajar manusia harus jatuh dan bangun. Bahwa kita jatuh seribu kali sehari tidak perlu dirisaukan, sebab yang penting adalah bahwa kita selalu berjuang untuk bangun kembali.

Wallahualambissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Tidak ada komentar: