" Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang orang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al Qur'an 60:5)
Hazairin R. Junep
[Sasak.Org] Hari hari dimusim panas ini debu berterbangan menerpa dusun yang makin tampak suram dan kumuh. Daun daun bambu luruh dan menerpa pengorong. Ada sebatang pohon yang menjorok menerobos ke sisi pengorong lainnya dan mengotori rumah tetangga sebelah. Suatu siang yang panas Amax Cenun didatangi Mamix Gunase. Mereka adalah tetangga terdekat dan sudah hidup berpuluh tahun. Mamix Gunase datang dengan wajah sekeras karang dan semerah api unggun di malam dingin kemarau ini. Kata katanya meluncur seperti bicaranya jendral Van Ham yang mati dibunuh di Cakra Negara.
Perkaranya sangat spele, daun daun bambu kering menutupi sedikit pekarangan Mamix Gunase. Amax Cenun tahu hal itu tapi dia orang yang sangat segan pada tentangganya sehingga meskipun dia sangat ingin membersihkan halaman tetangganya, dia tak berani. Bahkan kalau lewatpun dia selalu menunduk nunduk mekok telor sepanjang pengorong sampai rumahnya. Mamix Gunase berasal dari dasan di sebuah wilayah di Tanah Selaparang. Orang mengenalnya sebagi datu pagah. Pagah dalam arti yang sebenarnya. Dia orang yang punya pendirian kuat dan tidak mau mengalah. Sebaliknya Amax Cenun yang asli kampung itu dikenal perot dan blok. Dia sangat menjaga kehormatan orang lain. Saking hati hatinya dia tampak blok dan perot tapi dibalik sikapnya itu ia setingkat dengan ulama dalam ilmu agama. Hanya saja dia tidak mampu berhaji dan tak terpandang karena bukan orang berpunya.
Di antara penghuni dasan itu ada seorang terpelajar yang tinggal di tepi kali berbatas sawah. Dia pernah datang ke tempat Amax Cenun untuk menawar pekarangannya yang strategis. Orang terpelajar itu gagal mebeli pekarangan karena pemiliknya orang yang sederhana dan tidak ingin anaknya jadi gelandangan tapi bermobil. Ia tak ingin mewariskan barang rongsokan atau nekad naik haji tapi punya anak cucu kere dikemudian hari. Oknum terpelajar ini main mata dengan Mamix Gunase dengan mengarang cerita bahwa Amax Cenun adalah dukun santet, suka menenung orang.
Kepada Amax Cenun si oknum punya versi yang lain tentang Mamix Gunase itu. Katanya mamix itu akan merebut pekarangan Amax Cenun dengan segala cara. Sehingga kedua tetangga itu saling tidak suka dan bahkan seperti musuh.
Dasan ini punya kebanggaan luar biasa, mana ada negeri yang dijajah hanya 50 tahunan, hampir semua wilayah Nusantara dijajah Belanda dan asing lain antara 350 sampai 400 tahun. Tanah Selaparang officially terjajah 50 tahun atau kurang. Memang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Bali tapi selalu ada perlawanan sampai jendral Belanda mati dan kerajaan Bali mundur. Kasus dua tetangga itu sangat sering terjadi pada saat adanya konflik politik. Perbedaan kepentingan membuat fihak tertentu menghalalkan segala cara. Memasuki ranah agama, adat dan budaya, merusak anak dasan dari dalam.
Diamanapun dan dalam tiap kesepatan musuh musuh yang tidak senang pada kekuatan ikatan anak Bangsa Sasak yang erat seperti cekelan padi atau rekatnya ketan bersiram gula merah. Beratus tahun mereka ditarik tarik agar terburai dan dapat dikuasai, berabad pula mereka berhasil lepas dan merekat lagi. Tak ada penjajah apapun yang dapat merusak kekuatan ikatan semeton dasan besar ini. Cerita yang mengatakan bahwa ada warga dasan sebelah yang bersembunyi saat perang dan dasan satu lagi kocar kacir lari adalah isapan jempol yang dibuat agar anak dasan besar ini pecah dan terburai. Kita telah lolos dari jeratan dan politik devide et impera. Sekarang kita sudah kuat tapi masih ada tugas besar pepadu untuk menjaga anak bangsa ini agar tak dijajah oleh penjajah baru yang canggih. Daya tarik hidup bebas, hedonis dan instant. Inilah musuh yang terus mengerogoti setelah musnahnya fitnah adu domba yang membelenggu kita dimasa lalu.
Anak anak Mamix Gunase dan Amax Cenun beruntung memahami persoalan sesungguhnya, sebab mereka mengaji bersama dan sekolah bersama selama 12 tahun. Hari hari hujan dan panas mereka lalui selama itu. Belajar dan bermain bersama. Meskipun anak Mamix sudah Doktor, masa 12 tahun sekolah jauh lebih berperan penting dalam hidup kedua orang itu. Tak akan ada oknum yang dapat memecah belah mereka. Inilah wajah anak dasan baru, yang kuat, pintar, cerdas dan pandai sekaligus. Mereka adalah Sasak pemberani dan pagah dalam arti yang sebenarnya. Pepadu harapan masa depan dasan. Maju dan Jayalah Bangsa Sasak!
Wallahualam bissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar