[Sasak.Org] Diantara sela sela pohon perdu yang lebat seorang perempuan berjalan perlahan mencari sesuatu didalam kegelapan lembah kokox Tojang persis dibelakang rumah dinas bupati Lombok Timur. Segera ia bergegas pulang dengan sesuatu dalam genggaman. Pagi pagi saat surya bersinar ia mengoleskan minyak ke pasiennya yang sakit bengkak bengkak diwajah. Penyakait itu banyak menyiksa anak anak balita dan remaja. Mereka bengkak sampai wajah miring. Orang yang mengerti pastilah dapat melihat bahwa penyakit itu adalah disebabkan karena kekurang gizi, vitamin dan mineral lainnnya. Keadaannya sudah sangat buruk sehingga syaraf wajah terganggu. Mulainya disebut gondongan dan banyak orang percaya sebabnya adalah sihir. Maka ramai ramailah orang beduyun ke dukun yang paling dipercaya. Pasienpun sembuh setelah diberi jampi jampi dan diberi makan jagung dan ubi rebus beberapa hari. Obatnya sebenarnya adalah makanan itu. Secara naluriah manusia dapat menemukan makanan dialam terbuka berdasarkan coba coba yang lama, akhirnya diperoleh makanan yang sesuai. Ketika terjadi ketidak sesuaian muncullah peyakit dan mereka berusaha mencari kekurangan itu, lalu saat menemukannya disebut obat.
Siang kemarin saya kedatangan seorang yang berwajah asia, dia keturunan orang asli Siberia. Mereka adalah penduduk pertama wilayah itu sejak 6000 tahun silam dan bertalian darah dengan orang orang Mongolia dan sekitarnya. Dia memmberi saya buket yang besar. Dalam hidup ini baru sekali saya dapat buket. Dia bertanya kepada saya soal shamanisme, perdukunan. Orang tradisioanal memang masih memperaktikkan perdukunan karena kebiasaan beribu tahun. Dia percaya penuh pada Tuhan tapi percaya juga pada shamanisme yang mistik. Sejauh ini saya telah bertemu dengan tukang jamu Rusia yang mengumpulkan bahan jamunya dari hutan liar Siberia. Tukang jamu ini sangat intelek. Perpustakaannya penuh dengan buku besar dan tebal. Saya mengira pastilah buku obat obatan. Saya kagum sekali bahwa bukunya terdiri dari buku sastera, filsafat, goegrafi dan seni internasioanal. Saya dikirimi oleh tukang jamu itu puluhan buku yang merupakan serial sejarah Rusia dan Jengis Khan. Buku buku lukisan pelukis klasik dunia lengkap di dalam rak yang berderet diatas tumpukan rerumputan, buah kering , jamur, asinan dan lain lain. Selain rajin membaca, pandai memasak dia juga rutin pergi berdansa ala timur tengah. Dia memadukan makanan, jamu dan dansa.
Pernah suatu siang saya lewat di dasan dan ada yang sakit. Seorang inax mengeluh bahwa dia ketemux oleh bakex yang ada di Batu Bolong. Dia bilang bahwa dia sudah diganggu cukup lama. Sayapun mendatanginya. Melihat keadaannya hati saya pilu. Dia tak punya apapun bahkan saya tak melihat makanan diruangnya yang hanya satu bilik itu. Saya suruh dia banyak makan sayuran ini dan itu sebab dihalaman banyak tumbuh bahan pangan berupa sayur mayur. Dan kalau mau menggali ada umbi umbian ditepi memontong. Dia percaya bahwa saya dapat mengusir bakex. Maka saya bersedia memopotnya agar dia tenang. Saya berniat karena Allah dan memijit kepalanya sambil meniup keningnya. Saya ingat tangan inax dan amax saya yang sejuk membelai saat saya demam, sampai saya tertidur. Panas kepala saya diserap oleh tangan mereka berdua sampai demam mereda. Inax yang saya popot ini tidak deman tapi pusing. Maka saya katakan padanya, bakex itu kita yang kuasai, sekarang dia sudah pergi melarikan diri kembali ke Batu Bolong dan tidak akan datang lagi. Dia tiba tiba jadi sehat. Mudah sekali membuat orang sehat di dasan kami. Mereka hanya perlu menyadari bahwa mereka sesungguhnya hidup di surga.
Seorang pemuda tiba tiba mati meninggalkan anak dan istri. Dia telah praktik menjadi dukun hanya beberapa tahun. Sebelum itu pamannya juga mati muda dan juga meninggalkan anak dan istri. Kasak kusuk beredar bahwa mereka mati dengan cara yang sama akibat disihir dukun lain yang iri hati. Saya banyak bertanya mengenai apa yang dilakukan saat mengobati. Katanya lewat pijit dan jampi jampi. Mereka suka minum arak. Dan mengunyah sirih serta bahan rempah lain seperti merica atau jahe, kencur. Banyak pasien gawat ditangani dan jarang yang berhasil disembuhkan. Saya mengira mereka tentu tertular penyakit berbahaya karena kuman dan virus. Penyakit biasa yang umum adalah flu dan pada keadaan tertentu orang bisa mati. Sebab flu tidak ada obatnya hanya diperlukan kekuatan fisik lewat makanan bergiji yang harus diatur. Flu banyak sekali membunuh manusia tapi karena semua orang flu dan banyak yang sehat kembali tanpa berobat akhirnya kita meremehkannya. Nah mungkin saja dukun yang mati itu tertular virus atau kuman pasiennya saat kontak fisik dan sebagai dukun mereka tak dapat ditolong oleh orag lain. Dukun lain tentu segan membantu karena takut ketahuan bohongnya. Akhirnya dukun itu mati dan dianggaplah mati karena sihir dukun lain.
Seorang gadis bertanya kepadaku, apakah aku dapat membaca fikiran orang lain. Saya sangat terkejut atas pertanyaan itu. Secara alamiah kita sebenarnya dapat merasakan orang yang akan berbuat jahat atau baik. Tapi itu perlu ketelatenan luar biasa dan mempelajari karakter manusia secara mendalam. Lama lama bisa jadi biasa dan mengerti kemana arah perbuatan orang disekitar kita. Kalau membaca fikiran tentu saya tak bisa. Saya katakan bahwa saya tidak dapat membaca fikiran seseorang tapi saya dapat mengetahui si fulan akan jadi apa dalam satu dua tahun ke depan setelah meneliti gaya hidup dan perilakunya dalam satu tahun. Itu masalah kebiasaan. Setelah berbincang rupanya gadis itu ingin tahu tentang nasibnya. Saya bukan tukang ramal atau shaman tapi saya ajak dia berbicara lebih jauh tentang aktifitas dan cita citanya. Dia tidak suka gemuk dan ingin seperti model model di tv. Sama saja gadis di dasan atau di Paris maupun di Rusia. Mereka ingin langsing dan mempesona. Terus terang gadis ini jauh lebih cantik dari kebanyakan pemain sinetron Indon yang kebanyakan setengah bule itu. Aneh orang Indon suka sekali pada manusia setengah setengah seperti kebanyak artis itu. Mereka setengah karena kulturnya tidak kuat baik keindonannya maupun keasingannya. Jadi mana bisa dibuat panutan. Lama lama anak indon jadi mengkal semua. Kalau didasan disebut ugal. Asam yang belum matang. Asam yang ugal itu kecut tapi agak manis dan tak ada yang tahan memakannya banyak banyak. Saya memberitahu gadis itu bahwa yang terpenting adalah kecantikan dari dalam. Seorang yang akhlaknya baik akan bercahaya. Dan gadis itu adalah anak yang rajin dan baik hati. Saya harus meyakinkannya tentang menjadi wanita cantik dari dalam. Dia terpesona dan bahagia. Kita tak perlu jadi dukun untuk menyembuhkan anak yang sedang pusing bukan?.
Di Lantai bawah apartemen ada salon kecantikan yang tempatnya strategis tapi sepi pengunjung. Pemiliknya sangat pelit beriklan. Pendapatannya sangat rendah tapi dia tak mau disarankan agar beriklan. Meskipun strategis lokasinya tanpa iklan tidak akan maju pesat. Dia tidak mau, kemarin seharian dia hanya dapat duit 15 dolar, celaka duabelas. Pemilik saloln itu datang saat saya bekerja di komputer jadi saya tak sempat bertemu. Rupanya dia mebawakan sebotol air yang didapat dari batang birch (áåð¸çà) pohon putih yang umum tumbuh di daerah dingin. Air didapat dengan melobangi pohon dimusim semi. Rasanya segar dan agak sepat kecut tipis. Kalau didasan kami suka memotong akar besar dan meminum airnya. Atau buah nao dipotong untuk tuak manis dan rotan dihutanpun meberi air minum yang lebih sehat dari air kemasan. Katanya air dari pohon itu bermanfaat untuk kesehatan. Saya percaya tentu saja karena airnya bersih dan bermineral. Apakah di dasan masih ada anak muda yang mau mengambil tuak untuk gula merah?. Potensi gula nao sangat besar apabila dikelola dengan profesional. Banyak memontong dan tepian sungai yang dibiarkan kosong adalah lahan terbaik untuk nao. Sebelum cabut ke Rusia saya membeli gula nao dengan harga 15 ribu per kilogram. Alangkah kayanya orang dasan kalau ramai ramai bikin gula sendiri dan tidak akan mengeluhkan harga gula yang naik terus. Daripada pergi menombak sawit di negeri jiran, mengapa tidak menombak buah nao untuk jadi gula super?. Betapa banyaknya anak dasan yang menderita rabun dekat. Semua harta yang melimpah didepan mata dianggap bayangan dan semua bayangan dibalik halimun dianggap nyata dan menggiurkannya. Dasar kebanyakan meco matanya jadi rabun dekat semua.
Wallahualambissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar