Minggu, 01 November 2009

Babad Batu Besar V

[Sasak.Org] Rustambing ke Jakarta berbekal ijzah dari universitas swasta lokal di tanah Selaparang. Jurusannya pendidikan Agama Islam. Dia pandai mengaji dan pandai bergaul sebagai buah akidah yang berlandaskan Rahmatanlilalamain itu. Enam bulan yang lalu dia sempat tinggal di Jogjakarta menumpang di kos seorang kenalan dasan. Di Kota Gudeg itu ia menempa diri dengan ikut kursus kepribadian dan bahasa Asing. Meskipun nilai bahasa Inggrisnya A di transkrip nilainya, tapi begitu dia masuk gedung LIA dia mendengar anak anak setingkat SMP cas cis cus dalam bahasa Inggris yang bening. Sementara dia bicara dengan T tebal ala ABIST (Aceh, Bali, India, Sasak dan Tamil). Tak masalah yang penting usaha. Diapun lari pada periode jam belajar berikutnya ke Lembaga Indonesia Prancis dan Pada malam hari dia ikut Bahasa Arab tingkat lanjut di UIN Sunan Kali Jaga sebab dia sendiri meneyelesaikan S1 dalam studi Agama Islam yang sudah pasti harus lancar berbahasa Arab.

Suatu malam temannya yang baik hati, siapa lagi kalau bukan satu satunya anak bangsa Sasak yang menjadi penyelamat dan diberi judul wali kota malam Jogja itu, mengajaknya pergi ke Malioboro dan berhenti di lesehan. Rustambing tidak mau makan setelah melihat tulisan GUDEG yang dia baca Godeg! Pikirnya daging monyet yang dijual. Dia jijik sekali dan mengajak pulang. Setelah beberapa bulan Rustambing dibawakan oleh oleh kawan kursusnya, kotak makanan putih berisi nasi dan sayuran dengan telur rebus yang berwarna gelap. Ada sambal tomatnya pula. Ketika dia memakannya dia merasa heran rasa sayur itu manis tapi perutnya yang lapar membuatnya terus menelan dan lama lama enak juga campuran rasa manis dan pedas. Ketika teman sekamarnya pulang dia cerita dapat kotak makanan yang rasanya aneh tapi enak. Sayur nangka kering rasa kolak, katanya. Sang wali kota malam nyemprak ketus, itu daging monyet yang kamu benci itu blo'on!. Barulah dia tahu gudeg bukanlah godeg alias monyet!

Rustambing ikut nebeng di rumah seorang teman sedasan lain dari Loteng yang kos di Cempaka Putih, dekat RSI dan Asrama Haji. Dia bertekad mencari pekerjaan dan dari teman lain dia dapat info ada lowongan di sebuah perusahaan besar yang memerlukan orang yang dapat berbahasa Inggris dan dapat mengoperasikan program computer untuk kantor. Rustambing merasa syarat itu pastilah sesuai dengan dia. S1 dan bisa bahasa Asing jurusan apa saja dan kalau Cuma word, power point dan sejenisnya sudah lama dibereskan saat ikut di LIA maupun LIP yang memberi tambahan pelajaran itu. Rustambing mencari alamat perusahaan itu di daerah Pasar Senin. Setelah memasukkan lamaran dan meninggalkan nomor HP dia pulang dan menunggu di kos sambil latihan memasang gaya ala John Robert Power penuh percaya diri. Sambil mengucap kalimat kalimat joss dalam bahasa Inggris yang bening berkat latihan rutin 5 kali sehari setelah zikir sholat lima waktu. Dia dapat SMS untuk wawancara besok pagi jam 11.00 WIB.

Pagi itu hari Senin dan dia harus pergi ke daerah pasar Senin dan harus tiba jam 11.00 tepat. Supaya lebih cepat harus pinjam motor kawan pikirnya. Maka dia menunggu kawannnya pulang kuliah jam 10.30. setelah siap dengan segala keperluan dia keluar tepat 40 menit setelah jam 10.00. dengan doa yang sangat khusuk dia keluar. Penampilannya sangat berbeda dengan kebanyakan bajang momot meco, dia tampak seperti pemuda metropolis. Pakaian necis serasi. Langkahnya tegap karena dia hanya bergantung pada tali Allah. Selain Allah semuanya kecil. Kita semua kecil jadi tak ada rasa ragu sedikitpun.

Baru keluar dipertigaan dia melihat alangkah ramainya jalan itu. Rustambing agak kikuk maka dia hanya menjalankan motornya pelahan lahan saja. Sampai di dekat restoran minang dia melihat seorang wanita sedang berusaha mengganti ban mobilnya yang gembos. Rustambing menghentikan motornya dan lupa sama seklai bahwa dia sedang menuju tempat wawancara. Dia mendekati ibu itu sambil mengucap salam. Menawarkan diri untuk membantu. Ibu itu menolak tapi Rustambing mengatakan bahwa dia ikhlas melakukan kewajiban menolong sesama. Ibu itu terkesan dan membiarkan Rustambing membuka dan mengganti ban mobil. Stelah selesai, ibu itu berterima kasih dan berlalu.

Setelah asap mobil itu tak tersisa, Rustambing menaiki motornya dan baru sadar hendak kemana. Ditancapnya gas dan secepatnya sampai di kantor tujuan. Dia melihat jam, lacur, Rustambing terlambat 15 menit. Dia sudah tak punya harapan tapi sekedar memuasakn rasa penasaran dia melihat juga ke dalam. Sampai di dalam satpam menanyakan identitasnya. Satpam berkata Wawancara baru saja akan dimulai karena ada masalah teknis. Setelah menunggu beberapa saat rupanya Rustambing adalah calon terakhir yang dapat giliran. Dia masuk ke suatu ruang yang bersekat sekat dan harus mengikuti wawancara 2 kali. Setelah selesai dengan seorang bapak yang dingin sekali dia disuruh pindah ke ruang bersekat didepannya. Ruang itu lebih besar dan ada sofanya. Rustambing masuk dan seorang ibu menunuggu sambil berdiri menyebut namanya, Bapak Rustambing, silahkan. Kedua orang itu sama sama terkejut. Belum pernah ada wawancara sepanjang itu. Ibu itu sangat terkesan menemukan pemuda yang seperti Rustambing di kota Jakarta, maka dia diminta menguraikan tentang dirinya ditambah visi dan misinya panjang lebar bagaikan caleg saja. Saat ibu itu mengatakan selesai, Rustambing mengangkat dua tangan dengan menyusun jemari, mohon pamit. Tidak, kata ibu itu. Mari saya bawa ke bagian HRD, Bapak Rustambing langsung masuk besok pagi.

Ibu itu mengajak Rustambing makan siang, di restoran Sunda. Di Prasmanan dia melihat gurami goreng, dan ada lalapan serta karedok. Waduh liurnya jadi kecut mengingat karedok ini adalah lelasux yang suka dimakan di sawah saat matax (panen). Kacang panjang mentah dengan sambal tomat. Mereka makan, dengan tenang, Rustambing yang biasa ngamuk makannya kali ini jaga image di depan bos. Padahal ibu itu terus menerus mengatakan supaya Rustambing berbuat seperti di ruamh sendiri. Slamet inax, aduh …Trima kasih Ibu, katanya. Ibu itu bertanya, itu bahasa Sasak ya? Terimakasih apa tadi? Slamet! Oh "Slamet" ya, Pak Rustambing katanya menirukan. "Ngiring tiang", jawab Rustambing, yang artinya, sama dengan bahasa Prancis, S'il Vous Plait atau Bahasa Rusia, Pozhaluista. Rustambing pulang ke kos temannya dengan hati berbunga bunga, dia kenang nasihat inax amaxnya ketika menggali lahan tandus sawah tadah hujannnya. Bahwa janganlah salah niat dalam melakukan apa saja. Niat harus bersih semata kerana Allah. Jangan bekerja karena memburu uang, bekerjalah sebagai bagian dari ritual ibadah.

Rustambing menemukan jalannya seperti dia selalu membuka jalan bagi anak bangsanya. Jalan yang dilalui selalu terbuka lebar tanpa dia duga tanpa dia perhitungkan. Sekolah hanya mengajarkan hal hal yang logis tapi pengalaman hidup di tanah Sasak membuka dan memperkaya bagian lain dari sang diri. Kini pintu dunia terbuka lebar bagi sang anak dasan.

Wallahualambissawab
Demikian dan maaf

Yang ikhlas

Hazairin R. JUNEP

Comments (5)

lmjaelani: ...
1
Ternyata Godeg itu MANIS 1

July 21, 2009


mansur: ... http://www.pakmansur.co.cc
Tiang punya pengalaman manis bertemu godeg..eh..gudeg.
pertama kali menginjakkan kaki di terminal jogja th.'90 tengah malam, perut keroncongan... pas pesan makanan teringat gudeg... pasti enak nehh...
ternyata setelah dicicipi sesendok langsung kenyang karena kemanisan... dasar elat 2
lombok. jangankan manis.. kecap asin aja gak pernah makan.2

July 21, 2009


Jati: ...
Hahaha.. pa Guru Mansur, kaLo di Sumatera kayaknya terkejut sama Lapo.. Mirip sama berugak gubuk baLi dibelakang Pure Praya, tiang dulu sempat 'begajulan' disana.. hahaha... masa lalu hehe

3

July 23, 2009

4

Le Mujitahid Amien: ...
Salam, banyak orang indonesia ataupun orang sasak yang berhati lembut dan jujur apa adanya seperti semeton rustambing yang begitu IKHLAS melakoni " jalur " hidupnya bak air yang mengalir lekan atas gunung rinjani berputar putar di sekitar sembalun ,bayan turun malik aning tengak tengak kopang sampai di batujai dan menyusuri bayan turun tipaq seputaran tanjung gunungsari, juga lewat sembalun turun lek dasan lian aikmel sampai menyusuri wanasabe kekanan tipak anjani terus ke suralaga lewat di belakang pondok NW pancor ke belakang selong , klayu, bertemu disamping kokok jaoq dan kokok reban dekat kuburan di tanjung sampai di darmawangi labuhan haji,-
Memang si rustambing ini akal ne luek geti tapi dianya tak pernah menyerah dalam menantang hidupnya, dia lakoni terus sampai ke ujung dunia, jangan jangan setelah ne toaq mangkin keyekane mongkak minak pelecing bareng bebalung dit campurne bareng gudeg lek tanak ne sultan hamengku buwono X lek ngayogyokarto diseputaran pakem 4
kaliurang ? jangan jangan ndih meton ? he..he..he... 4

July 23, 2009
5
mansur: ... http://www.pakmansur.co.cc
Tiang sependapet kance Miq LMA
Tiang tambah sekedik, .. Timak ne uah toak laguk penampilan kance 5
semangetne ngalah2ang dengan bajang miq. 5

July 24, 2009

Tidak ada komentar: