Kamis, 28 Mei 2009

Sasak Berbahasa Sasak

(Sasak.org) Kamis, 09 Oktober 2008 01:00

Musim lebarn kali ini ada ratusan SMS masuk dan memenuhi inbox sampai macet sehingga pengiriman balasan ada banyak yang gagal. Satu SMS bisa berisi sampai 5 pesan SMS sekali . Isinya puisi dan pantun yang panjang sekali. Sampai lupa menulis nama sendiri. Tentu tidak ada yang salah mengenai pemanfaatan pelayanan singkat itu. Hanya saja pengguna kurang memahami dan gagal menggunakan alatnya secara tepat guna.

Ketrampilan berkomunikasi sangat jarang diperhatikan bahkan tidak termasuk hal yang ditekankan dalam proses pendidikan Bangsa Sasak. Dalam komunikasi formal atau nonformal dikalangan bajang Sasak bisa dipastikan mereka menggunakan Bahasa Indonesia. Atau dicampur antara Bahasa Sasak dan Indonesia. Saya jadi ingin tahu apakah pada pertemuan KS’ers di Tete Batu, tanggal 4 oktober itu menggunakan Bahasa Sasak atau Inggris atau Indonesia. Saya mengira tidak dalam Bahasa Sasak. Sudah sangat sering saya ikut acara kumpul selalu bahasanya non Sasak.

Bahasa menunjukkan Bangsa, apakah benar demikian. Sejak adanya kesadaran berbangsa satu, maka bangsa Nusantara meramu bahasa Lokal dicampur unsur asing untuk menjadi bahasa nasionalnya. Bahasa Indonesia adalah bahasa buatan, bangsa Nusantara oleh karenanya menjadi termasyhur atas kepiawaiannya menyusun Bahasa sendiri di luar yang jumlahnya ribuan itu. Setelah 80 tahun Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang maju dari segi jumlah penuturnya yang mencapai 250 juta. Ya memang bahasa Indonesia telah menjadi salah satu bahasa besar dunia setidaknya urutan ke enam. Tapi pengaruhnya sangat lemah, tidak banyak pusat studi yang memfokuskan pada studi Bahasa Indonesia di manca negara. Bukankah Bahasa Indonesia mencerminkan bangsa yang menggunakannya. Bangsa yang lemah tanpa pengaruh baik dari segi kebudayaan dan ekonomi apalagi secara politik.

Bahasa Besar dunia yang dipakai di PBB adalah Bahasa bangsa yang kuat atau pernah sangat kuat diberbagai bidang. Tetapi diluar PBB itu banyak bahasa kuat lainnya yang pengajarannya bahkan melebihi salah satu bahasa resmi PBB itu. Misalnya bahasa Jepang, Korea dan Jerman. Karena faktor ekonomi bahasa tersebut berkembang pesat di seantero dunia.

Bangsa Sasak baru saja muncul di milenium ke 3 ini, bahasanya belum kompak dan solid, pemakainya masih minder dan tidak yakin bahwa mereka adalah sebuah bangsa dengan jumlah 3 juta lebih. Bahasanya tidak memiliki gramatika yang cermat, kosa katanya tidak dikenal secara menyeluruh oleh para penutur. Mereka cukup dengan kosa kata dasar setingkat 1000 kata dan itulah yang membuat mereka tidak dapat
berkomunikasi dengan lancar dan memilih menggunakan bahasa asing.

Komunikasi yang tidak lancar berdampak sangat luas dan sering tragis, catatlah dengan baik kasus TKI ilegal, mereka pada umumnya hanya momot dan kemos kemos karena tidak dapat berekspresi dengan bahasa yang tepat, bahkan berbahasa Indonesiapun kaku. Sekali mengusir TKI 100 ribu morat marit dan separuhnya adalah Bangsa Sasak. Karena level kosakatanya sekitar 1000 maka harga TKI ya, tidak jauh dari angka itu. Apa benar ada hubungan jumlah kosa kata dengan upah, jelas ada. Coba cari pekerjaan di negera maju, salah satu sayarat adalah TOEFL minimal 550 artinya orang yang mencapai skor itu dapat berkomunikasi dengan baik dengan Bahasa Inggris. Setidaknya gaji 10 juta keatas yang diterima.

Bahasa yang besar tumbuh dari bangsa yang besar, kaya, kuat dan berkuasa. Bahasa Inggris itu, tiap 5 orang di dunia 4 orang memakainya atau mempelajarinya. Karena Bangsa Inggris sangat berpengaruh selama 500 tahun terakhir. Bangsa yang kuat meskipun kecil jumlahnya, bahasanya juga berkembang indah dan kuat. Contoh bahasa kecil adalah bahasa Islandia dengan penutur 250 ribu orang tapi tiap orang rata rata berlangganan 4 koran sehari. Sumber ekonominya adalah perikanan dan kekayaan alamnya adalah air panas. Bentuk bahasanya tidak berubah selama 1000 tahun dan sasteranya yang terkenal adalah SAGA.

Bangsa Sasak memiliki SDA yang melimpah, SDM yang bersesak sesak, tapi tidak memiliki bahasa yang solid sehingga komunikasinya lemah. Satu satunya kata yang paling sering keluar dari mulut bajang Sasak adalah: ” Ndex Tiang Semel ” . dan untuk melumpuhkan orang lain digunakan kata yang sama; ” sang semelan mex!”. Bahasa yang kuat dapat membangun karakter yang kuat. Kebanggaan sebuah bangsa tanpa bahasa yang kuat seperti gertakan tanpa aksi. Karena begitu disandingkan dengan bangsa lain mereka jadi rapuh seperti kerupuk.

Semoga Sasak diaspora dapat menarik, mendorong kalau perlu ngoros oros anak bangsanya agar lebih berambisi, lebih disiplin waktu dan tertib, lebih disiplin kerja, lebih terbuka dan beradaptasi dan tidak pilih pilih dalam bekerja.

Mari kita kembangkan Bahasa Sasak dari sekedar kosa kata seputar sambal dengan level 1000 kata menjadi bahasa yang solid dan bermartabat.

Martabat tinggi berarti setia menjaga harga diri dan punya rasa malu. Harga diri terletak pada karya dan merasa malulah jika tak dapat melakukan hal baik bagi anak bangsa.

Wallahualam bissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas


Hazairin R. JUNEP

Glossarium:
Ngoros-oros ; menarik, menyeret
Ndex tiang semel : saya malu
Sang semelan mex: kamu tidak tau malu

Tidak ada komentar: