Jumat, 22 Mei 2009

Sasak Sisi Lain

(Sasak.org) Rabu, 05 November 2008 01:00
Saya lahir di sebuah negeri kecil yang terselip ditengah kepulauan Nusantara. Negeriku adalah salah satu pulau terindah di dunia, saya tak mau mengatakan yang terindah satu satunya karena aku orang yang bertakwa pada Allah, mana ada ciptaan Dia yang tidak indah?. Mata kita yang rabun sehinga sering kita anggap ada sesuatu yang lebi jelek dari yang lain. Hati kita yang gelap sehingga kita anggap yang lain kurang terang. Pikiran kita yang picik sehinga kita remehkan yang kita tak kenal.

Pulau Lombok kata orang banyak menyebut negeriku itu, kami penghuninya menyebutnya dengan perasaan memeliki dan cinta yang dalam sebagai Gumi Sasak atau Gumi Selaparang. Kami disebut Sasak karena nenek moyang kami hidupnya sax sax artinya satu satu. Satu keluarga atau klan tinggal di dasan mereka sendiri sendiri. Mereka hidup terpisah dengan jarak yang cukup jauh, sehingga dalam waktu panjang banyak yang terisolir.

Ada tembang kuno kanak kanak yang sering dinyanyikan anak waktu bermain. Yang mencerminkan gambaran peri kehidupan yang satu satu itu.

Tem tem bokox
Kerakap bau lima
Metunggal aji sopox
Bedesa lima lima
Tarex embe embe betex
Ai aem….

Kata bedesa lima lima artinya berkelompok lima orang tiap tempat hunian, mereka menerapkan nilai metunggal aji sopox, yaitu manunggal atau menyatu dalam kemuliaan bersama. Semua yang diperoleh dinikmati bersama, ai aem…. air dan makanan yaitu kesejahteraan.

Setelah berabad lewat waktu, anak bangsa Sasak mulai berdesak desak, dan makin sesak kehidupannya, lalu orang menganggap mereka Sasak karena sesak sekali. Tidak terlalu salah anggapan demikian. Sejak mereka meninggalkan tradisi nenek moyang yang digambarkan dalam nyanyian tembokox dan angina alus itu, mereka seperti anak hilang. Sebagian masih berpegang teguh dalam adat yang tinggi sebagian besar lagi bahkan tak mengenal bahasa dan tata kerama yang baku.

Ada dua perkara yang membuat beken anak bangsa Sasak baik sebelum negerinya menjadi tujuan wisata utama atau sesudahnya. Yang pertama adalah maling atau pencurian. Kejadian pencurian dimulai sejak hilangnya pegangan metunggal aji sopox diantara penghuni Gumi Sasak. Hilangnya harmoni disebabkan perkembangan satu dasan dengan dasan yang lain terlalu mencolok mata. Sikap individualis yang hanya
mementingkan kelompok sendiri, memarginalkan tetangga dasan dan membuat rasa iri pada kelompok tertentu. Ketika manusia merusak keharmonisan maka alam akan mengajar mereka bagaimana melakukan keseimbangan. Peringatan alam dengan bencana besar seperti letusan Rinjani dan gempa dahsyat hanya membuat mereka metunggal aji sopox dalam membagi bantuan konsumsi, selepas itu tak ada lagi harmoni. Maling bersi mahalela di seantero Gumi Sasak.

Yang kedua Tau Selax, kelompok ini adalah sama dengan maling karena mereka adalah orang yang mengedepankan hawa napsu sehingga mengganggu orang laian. Tau Selax artinya orang rakus. Mereka adalah kelompok orang yang menggunakan ilmu bathin yang sangat tinggi untuk tujuan tujuan mencari keuntungan jangka pendek, seputar memperkaya diri atau membalas dendam.

Tau selax adalah kelompok yang sesungguhnya tidak berhak menguasai ilmu bathin itu, tapi mereka memperolehnya dengan cara membeli kepada oarng yang punya ilmu tetapi akhlaknya rendah. Ilmu yang sangat tinggi hanya ditukar untuk urusan perut dan harta benda yang sesungguhnya bertentengan dengan prinsip ilmu itu.

Prosedur berguru ilmu kebathinan Sasak itu sangat rumit dan menciutkan hati orang yang lemah mentalnya. Dengan perhitungan rumit seorang guru membuat prosesi sperti memandikan dan menggojlok keberanian calon murid di kuburan pada malam jumat tertentu ditengah malam yang sunyi. Kalau calon murid berhasil melewati ujian fisik dan mental itu barulah diangkat sumpah, diatas makam yang tersimbit (angker)

Ada lima sumpah ketika dibaiatkan:
Menghormati dan tunduk pada ajaran guru
Selalu melakukan zikir dan mengutamakan hidup dalam kebijaksanaan
Tidak boleh ada sifat pamer, selalu menjalankan ibadah termasuk berpuasa.
Tidak boleh makan daging kaki empat, tidak boleh bersetubuh apalagi berzina
Tidak boleh menyakiti orang dengan ilmu yang kita pelajari atau menyalah gunakannya untuk kejahatan.

Waktu di Lombok saya suka mengajak kawan saya Rihip, dan Tayo menyusuru Rasbani yang terletak diantara Kelayu dan SMA I Selong, konon disitulah Tau Selax sangkep. Saya pilih malam jumat dan rasanya sangat mengerikan tapi saking inginnya bertemu dengan Tau Selax, dibela belainlah, maklum umur 17an suka nekad. Tapi sampai jalan tergelap di Bumbasari, jalan ke selatan kearah Katangga dan Gunung Siup juga sepi dari Tau Selax.

Suatu hari waktu kecil tahun 1960 an kata Inax saya, ada Tau Selax yang mau menculik saya tapi dilawan Inax. Kemudian di kesempatan lain kira kiar 1969 Amax berbuat kekeliruan dengan mengambil bobok (daun kelapa) kering yang jatuh ditepi jalan lalu dibawa pulang. Inax bersikeras menyuruh Amax membuang bobok itu, karena menurut Inax tempat jatuhnya bobok itu milik tau selax. Ayah tidak percaya, malam harinya gempar rumah kami yang kecil seperti gempa dengan skala 8 pada skala richter. Inax bangun dan teriak: ” Side mete bobok de keh?. Bait wah, jaux ulex ito!”.(”Anda mencari daun kelapa keringkah? Ambillah dan bawa pulang!”). Serta merta gempa itu hilang.

Ketika saya sangat tekun belajar di tahun 1977, saya sanggup membaca buku 2 x 24 jam, suatu malam saya begadang dengan tiduran diatas meja panjang diantara buku buku yang berserakan. Tepat jam 2 dini hari saya mendengar bunyi kayu atau bambu yang di tekuk tekuk, seperti suara orang mengangkut beban dengan bilah bambu yang berayun ayun, kwek kwek kwek. Saya mencoba mengintip tapi tak ada yang terlihat, suaranya keras sekali, aneh tak ada yang terbangun. Saya geli sekali, inilah yang namanya Tau Selax kata saya dalam hati tapi sialan tak dapat saya lihat, mungkin tau selax mosot, sehingga malu ketahuan identitasnya.

Pagi pagi tetangga saya gempar, rupanya mereka di sembur energi tau selax itu sehingga mereka tak dapat bergerak, hanya bengong dalam waktu lama dan setelah sadar sudah azan subuh.

Di tahun 1979 saya bertualang ke wilayah keruak dari bukit bukit di Pijot sampai gili Meringkik. Di Masjid kecil dan sunyi tapi jamaahnya penuh saya shalat jumat, suara amiin yang menggema belum pernah saya dengar dan tak pernah saya dengar di mesjid lain hinga saat ini. Suara amiin itu sama dengan amiin yang digemakan oleh pastur yang memimpin misa di Katedral Kota Baru yang pernah saya ikuti. Syahdu sekali, entah bagaimana gema amiin mereka bisa begitu senada.

Dalam petualangan saya itu orang banyak bercerita tentang seorang TG di daerah Jero Waru ( Tuan yang tinggal di tempat yang ada pohon warunya). Kata mereka TG itu jumatan di berbagai tempat pada hari yang sama. Si fulan bilang tadi TG sholat dengan saya. Si fulan lain mengklaim yang sama di tempat lain dst.

Ada dua macam penganut kebathinan itu :

1. Kelompok Bunge, mereka tetap disebut tau selex bunge meskipun tidak tepat. Mereka ini mendalami ilmu kebathinan sampai derajat tinggi sehingga dapat meninggalkan badannya. Orang yang memiliki ilmu itu bisa terbang dengan nyiru dan bertempur dilangit kalau ada bentrokan atau sekedar mengadu kesaktian. Sepupu saya si Ismail adalah penganut Bunge, sayang dia keburu mati sebelum saya tanya silsilah ilmunya itu. Penganut bunge ini adalah kelompok yang dapat disamakan dengan sufisme dengan kultur yang berbeda. Orang ini dapat menjadi dukun yang membantu menyembuhkan penderita akibat sihir atau gangguan jin jahat. TG yang dibicarakan orang ada dimana mana itu masuk kelompok ini.

2. Tau selax, mereka itu seperti diuraikan diatas adalah sekelompok orang yang membeli atau menguasai ilmu itu dengan cara tidak syah. Diperoleh dari orang yang punya ilmu tapi korup dan rakus. Kelompok yang memanfaatkan ilmu itu pada umumnya maling, atau orang dendam dan praktisi ilmu hitam yang bertujuan jahat. Mereka menggunakan ilmunya untuk mengganggu orang, mencuri dan menyakiti orang dengan pengaruh sihirnya. Kalau mereka lewat maka aura negatif mantranya akan terasa, bisa berbau busuk atau membuat tuli karena frekuensi suara yang tinggi.

Apabila ada orang yang mentalnya lemah, maka mantra itu akan mengena dan langsung mengubah visinya sehingga dia seolah melihat apa saja yang ada dibenaknya. Kadang yang tampak raksasa padahal belum pernah ada raksasa hidup, tapi dia bisa mewujudkan bentuk raksasa dengan detil. Atau hewan yang lidahnya panjang sekali dengan mata menyala dsb.

Pesangkep malam

Para penganut ilmu kebathinan ini baik yang kelompok bunga ataupun tau selax mempunya acara rutin yang lebih tertib daripada anggota KS. Ada absennya tepat waktu dan ditempat yang sama. Tapi jaraknya tidak boleh jauh melewati laut, dalam hal ini KS’er masih diatas mereka sebab belum pernah ada Tau Selax Diaspora dan tidak ada juga sesangkok maya untuk mereka semacam www.tauselax.org.

Isi sangkep mereka kira kira seperti Majelis para rahib atau TG kumpul, mereka melakukan ritual. Kelompok bunge tak mungkin bertemu dengan tau selax sebab mereka seperti siang dan malam. Kelompok tau selax memakai sesaji dan pemujaan syetan karena mereka memperalat makhluk halus untuk tujuan bisnis mereka.Mereka melakukan wara laba, hasilnya sebagian disetor pada guru ilmu hitam mereka. Kelompok ini banyak bikin orang sakit dan sekaligus menjadi dukunnya. Mereka sperti polisi jahat yang membuat kasus lalu mereka tangani sendiri daripada bengong saja. Kalau ada dukun terkenal dan bisa mengobati apa saja silahkan selidiki, mungkin sekali mereka memperaktikkan ilmu hitam meskipun jubahnya putih.

Ngeres

Ada kesalah fahaman orang awam bahwa tau selax itu kerjanya ngeres. Sebenarnya mereka itu meperaktikkan ilmu keluar dari badan dan kadang menyambangi tetangga. Maksudnya baik baik saja yaitu untuk silaturrahmi. Tapi bagi yang terkena hembusan energinya muncullah penampakan karena ada jin yang ditunggangi. Atau mereka sekedar lewat saja untuk menuju sawah atau kali atau kuburan yang ada jauh di luar batas desa.

Kebanyakan Tau Sealax itu berambut panjang karena memang perempuan yang terbanyak memperaktikkan ilmu yang keliru itu. Kalau melihat dari syarat mendapat ilmu itu, yang salah satunya adalah berpantang sex, maka jelas laki laki jarang yang sanggup mosot terus menerus. Wanita apalagi bebalu paling tahan godaan kalau sudah mendalami ilmunya. Bebalu banyak yang terlibat karean dendam, seharusnya tak perlu dendam karena dengan menyandang nama Bebalu yang artinya bau te alu alu, bisa ditunggu, di nanti, dijemput, berarti banyak lelaki ynag telah memasukkannya dalam daftar. Tinggal kasih lampu hijau berdatanganlah cowok cowok seperti laron melihat dilah jamplung…sayang bebalu tidak tahu mengapa namanya bebalu.

Sesampai di kata bebalu saya tiba tiba mau berhenti membahas tema ini, mungkin ada anggota KS yang menganut ilmu itu dan mengirim sihirnya lewat email, nah saya cabut dulu jangan sampai ada yang terbang kekeber kesiangan. Marilah kita buka mata lebar lebar, cerahkan hati dan luaskan cakrawala pikiran agar kita dapat mencari ilmu dengan niat yang benar, jalan yang benar dan memperoleh kebenaran, amiiin.

Wallohualam bissawab

Demikian dan maaf
Yang ikhlas


Hazairin R. JUNEP

Tidak ada komentar: