Kamis, 28 Mei 2009

Cerita Inspiratif ala Penulis Sasak

Oleh : Aswian Editri S

Sangat memberikan inspirasi! Itulah yang saya dapat katakan secara sederhana dan singkat mengenai apa yang saya rasakan setelah membaca tulisan Tuaq Junep. Terkadang cerita-cerita Beliau mampu membuat Saya tersenyum pada paragraf awal, kemudian termenung dan bersedih pada paragraf berikutnya. Terkadang pula yang muncul adalah rasa malu dan marah pada diri sendiri yang dibarengi semangat yang menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu demi sebuah perubahan.

Pada cerita-cerita tertentu beliau menceritakan dengan sangat baik bagaimana orang-orang penghuni pulau Lombok itu hidup. Sisi baik dari Sasak dan Lombok yang terpelihara membuat Saya tersenyum, seolah ingin kembali terlibat di sana dan melakoni hal-hal baik dan sederhana itu kembali. Simaklah narasi pada cerita Sasak Jabakan Tua, seakan membawa kita ke alam keceriaan kanak-kanak Sasak yang masih dalam usia belajar mengaji. Begitu juga dengan cerita Sasak Doyan Nada yang melukiskan “keunikan” selera makan orang Sasak. Seolah-olah Penulis ingin menyampaikan betapa nikmatnya menjadi orang Sasak, “Maka nikmat Tuhan-mu yang mana yang kamu dustakan?”

Pada beberapa cerita tertentu beliau menceritakan betapa stagnannya kehidupan orang Sasak. Bagaimana kebanyakan orang Sasak terkungkung pada tempurungnya secara kolektif, kemudian kondisi tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang Sasak yang lain, disampaikan secara sangat apik melalui satir Sasak Tegodek dan Sasak Tetuntel. Pada jenis cerita seperti ini kesedihan dapat menyeruak tiba-tiba, dibarengi dengan introspeksi terhadap diri sendiri. Mungkinkah Saya termasuk orang yang seharusnya merasa tersindir oleh cerita tersebut?

Tidak lengkap tentunya bila cerita indah maupun satir-satir pengiris hati itu kemudian tidak dibarengi dengan mimpi dan penyemangat yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang bisa kita perbuat untuk melestarikan apa yang memang telah baik, dan merubah apa yang memang seharusnya kita ubah bersama-sama ke arah yang lebih baik. Dan itu juga yang secara konsisten dihadirkan pada rangkaian-rangkaian cerita Penulis. Banyak hal yang bisa kita perbuat bersama, jika kita memang ingin menuju perbaikan.

Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi siapa saja yang merasa memiliki ikatan batin dengan Sasak maupun Lombok. Setelah membaca buku ini, tergantung dari sisi mana pembaca melihat, pembaca dapat bernostalgia, dapat juga lebih memahami kehidupan keseharian di Lombok, atau bahkan mungkin yang paling diharapkan penulis, tergugah untuk berbuat demi perubahan ke arah yang lebih baik, demi bangsa Sasak.

Tidak ada komentar: