(Sasak.org) Kamis, 24 April 2008 01:00
Sudah berpuluh tahun bangsa Sasak bersepakat menggunakan simbul lumbung padi sebagai mascotnya. Mascot diambil dari semangat hidup bangsa Sasak yang lekat dengan alam pertanian. Kepribadian bangsa Sasak tergambar dari Lumbung yang menyimbulkan sifat sifat yang hati hati, menjaga keamakmuran dan kesejahteraan material dan ruhaniah.
Lumbung adalah tempat menyimpan makanan dan terdapat berugax dimana keluarga besar sangkep atau sebagai tempat menerima tamu. Makna Lumbung tidak hanya sekedar menyimbulkan tempat menyimpan padi tetapi juga pusat aktifitas sosial keseharian Bangsa sasak.
Akhir akhir ini ada usulan mengenai perubahan simbul untuk mascot itu menjadi Skardiu. Mari ikita lihat apa dan siapa Skardiu itu. Nama Skardiu berasal dari dua kata Sasanskerta Skar yang berarti kembang dan Diu berarti dewa atau langit. Sesungguhnya Skardiu adalah kuda tunggangan biasa, tentu yang kualitasnya bagus. Karena yang menunggang adalah seorang pemimpin seperti Amir Hamzah atau orang Sasak menyebutnya Amir Amsyiah.
Penggambaran kuda yang dapat terbang adalah untuk memberi kekutan luwih atau supernatural kepada pemiliknya yaitu Amir Hamzah itu. Skardiu digambarkan sebagai campuran kuda semberani atau kuda troya dalam mitologi Yunani dan Liong atau naga China. Dicampur adukkan pula dengan kisah tentang Buraq.
Dalam kisah wayang Sasak, sosok Wong Menak alias Amir Amsyiah disebut sebagai amiril mukminin yang memimpin pertempuran melawan para penentang Islam. Sebenarnya penggambaran itu sangat keliru karena Islam tidak memerangi (bukan inisiator) tetapi membela diri karena diserang terus oleh musuhnya yang anti Islam itu.
Campuran mitos mitos multinasional itu membuat sosok Skardiu menjadi misterius. Memang itu yang dikehendaki oleh para penyusun cerita dalam wayang menak itu. Ada banyak ironi dalam presentasi sastera lewat wayang itu, disatu sisi ingin menyebarkan Islam yang berlandaskan ketauhidan dan rahmatan lilalamin, disatu sisi menyebarkan ajaran yang penuh takhyul sebagai tercermin pada sosok Amir Hamzah yang terus menggempur musuh dan menunggang kendaraan misterius bernama Skardiu.
Tiap bangsa di dunia selalu berusaha menggambarkan dirinya dengan membuat mascot yang sekiranya mewakili karakter tanah air dan bangsanya. Bangsa China menggunakan Panda, Bangsa Thailand menggunakan Gajah, bangsa Jepang dengan Bunga Sakura dan bangsa Indonesia dengan burung Elang besar yang disebut garuda meniru mitologi Hindu.
Sekarang ini bangsa Sasak entah semua tahu atau tidak bahwa mereka digambarkan sebagai masyarakat makmur sejhtera (rahayu) melalui gambaran berupa Lumbung padi yang sekali lagi tidak hanya merupakan tempat penyimpanan padi tetapi sebagai pusat aktifitas sosial keluarga dan masyarakat.
Apakah mascot lumbung yang sangat realistis itu dapat digantikan dengan mudah oleh sosok khayalan bernama Skardiu alias Kembang Dewa. Sebuah tantangan yang sangat berat ke masa depan. Karena pada saat kita herus membangun masyarakat kita secara lebih realistis justeru kita dihadapakan pada cara berfikir ala dewa dewi.
Wallahualam bissawab,
Demikian dan maaf,
Yang ikhlas,
Hazairin R. JUNEP
Sabtu, 23 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar