Jumat, 22 Mei 2009

Sasak Dayang Dayang

(Sasak.org) Selasa, 08 April 2008 01:00
Emban adalah sebuah kata dasar golongan verba atau kata kerja yang berarti melaksanakan, mengawasi, menjaga, memelihara. Misalanya pada kalimat; Guru mengemban tugas berat untuk mencerdaskan generasi muda. Dalam bahasa Jawa kata kerja dan kata bendanya berbentuk sama. Selain arti diatas emban juga berarti inang pengasuh atau dayang dayang. Dayang sendiri berasal dari kata dyang, dieng, diu, dewi yang berarti bidadari atau dewi. Dengan berubahnya keadaan dari zaman kerajaan ke zaman kemerdekaan, tradisi dayang dayang makin menghilang. Maka kata emban serta merta jatuh kepada penggunaan di rumah tangga yang dimulai dari orang kaya yang dapat mengupah pembantu untuk membereskan pekerjaan rumah.

Dengan maksud memperhalus bahasa, para tuan rumah tidak menyebut mereka sebagai babu. Babu adalah bahasa pasar kemungkinan besar berasal dari bayar bau/bahu. Babu adalah wanita upahan yang bekerja lepas misalnya mengangkat barang. Kalau laki laki disebut kuli dari kata pikul. Jadi kuli dahulu pekerjaannya mengangkut barang dengan memikul. Kata kuli sudah masuk bahasa Inggris dan bahasa asing lain, tetapi babu tidak, karena sifatnya yang domestik.

Setiap kata dapat mengalami degradasi makna dari normal ke makna lebih rendah seperti emban itu. Tetapi banyak juga kata yang dulunya kasar atau kurang sopan menjadi kata normal dan sering diucapkan. Kata “sialan” adalah kata kutukan yang keji tetapi banyak orang menggerutu dengan mengatakan “sialan” tanpa membuat yang mendengar panik atau tersinggung.

Dahulu di Jawa orang memanggil ibunya dengan sebutan; “embok” atau “biyung” . Kedua kata itu sungguh indah diucapkan dan mendekatkan kedua orang anak dan ibu itu. Sekarang kata itu telah terperosok jatuh dan orang mulai memakai kata ibu atau mama dan lain lain. Emban berkaitan dengan kata empu, keduanya dapat berarti yang punya, yang melaksanakan. Kata emban kemudian menurunkan banyak kata baru dengan
tamabahan arti yang lebih luas. Siapakah yang melaksanakan tugas sebagai kepala kerajaan? Mereka dahulu disebut Panembahan, Pangeran dan Ratu.

Panembahan berarti orang yang disembah/hormati untuk melaksanakan tugas yaitu mengusahakan jalannya pemerintahan kerajaan. Pangeran adalah Orang yang mempunyai (empu) haran atau nama karena dari keturunan orang terhormat. Yaitu orang yang memanggul sebuah tanggung jawab yang diberikan oleh pengikutnya. Pemegang nama artinya pemegang jabatan. Ratu artinya yang punya tanah atau kerajaan. Rat artinya tanah, jadi ratu adalah orang yang dititipi oleh khalayak untuk mengusahakan pengaturan pengelolaan tanah kerajaan. Dahulu ada raja bernama Hamangkurat artinya Yang memangku (punya) Rat. Apa yang terjadi kemudian para pemangku jabatan itu berkomplot dengan sekelompok orang sedemikian rupa sehingga jadilah dia penguasa seolah khalayak telah memberinya kuasa penuh. Lihat Tuan (Raden) Wijaya yang diberikan tanah garapan, selanjutnya dia jadi raja berkuasa.

Orang Sasak mengambil kata Pemban secara tidak langsung tetapi melalui kata bentukan Panembahan. Sedangkan kata Inang yang juga artinya emban disambar begitu saja oleh orang Sasak untuk dipakai memanggil ibunya. Demikian juga orang Batak dan banyak bangsa di Nusantara.

Pemban adalah kata yang dibentuk dengan menyingkat kata panembahan yang berarti pengemban. Seorang yang dihormati oleh kelompoknya dan diberi tanggung jawab. Di zaman kerajaan mengemban tugas sebagai pemimpin. Rahayu Pemban Selaparang berarti Selamat Sejahtera Pengemban Amanat Rakyat. Selamat sejahtera bagi Pemimpin. Doa itu sangat indah karena Orang Sasak telah memilih seseorang untuk mengemban amanat sebagai pemimpin mereka. Hubungan Rakyat dengan rajanya dikala itu sangat dekat dan mereka saling mendoakan. Sang ratu atau datu juga berdoa ” Rahayu ing kaulade” Selamat sejahtera pada para pengikut. Ingat pemban punya kawula atau pengikut seperti jamaah. Dengan demikian hubungan antara pemban dan kawula sengat dekat tidak seperti pemimpin saat ini yang susah ditemui rakyat.

Pemban Selaparang adalah orang yang dipilih untuk menuntun dan mengusahakan kesejahteraan bersama. Dengan amanat itu mau tidak mau Pemban Selaparang haruslah orang yang lurus akidahnya, tinggi ilmunya dan zuhud dunia. Bersama rakyat ia berdoa dan memanifestasikan doanya dalam ibadah muamalah dalam peri kehidupan. Tanpa persyaratan itu mustahil tercapai Selaparang yang Rahayu.

Wallahualambissawab,

Demikian dan maaf,
Yang ikhlas,
Hazairin R. JUNEP

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mantap.. matur nuwun.. :)