(Sasak.org) Selasa, 30 Desember 2008 09:56
Orang Sasak banyak sekali belajar dari beribu revolusi di dunia. Belajar dari revolusi Prancis dan diganyanglah datu datunya. Belajar dari revolusi Bolshevik diganyangnya para bangsawan dan orang kayanya. Belajar dari revolusi Iran dibakarnya tetangganya. Semua dilakuakan begitu saja tanpa kajian mendalam soal revolusi itu.
Meskipun beragama Islam dan tereknal taat beribadah orang Sasak adalah manusia yang sangat bersahaja. Saking bersahajanya sangat mudah dikelabui oleh orang yang senang mengambil keuntungan. Kelompok Orang Sasak banyak dipengaruhi oleh tokoh tertentu dan kalau sudah ikut tokoh idolanya akidahpun jadi suram, tidak jelas pegangannya. Islam sebagai agama dan landasan moral berprilaku atau titah sang tokoh yang lebih kuat.
Anak Sasak modern bisa jadi ultra modern, masih suka menyebut kwalitas anak bangsanya sebagai orang taat, bersahaja dan kukuh pendirian. Tapi kalau sudah menyangkut diri generasi muda, kita sangat susah menampilkan wajah Sasak yang sebenarnya dari seorang pemuda generasi penerus andalan.
Keadaan bangsa Sasak sekarang semakin menjauh dari akar kesasakan mereka. Kebiasaan yang mulai lepas dari akar budaya asli itu dapat dilihat dari perilaku sehari hari sebagai berikut:
1. Cara berpakaian, sudah hampir punah pakaian yang ditahun 1970 an dipakai oleh gadis gadis dengan gelang dikaki. Pepadu bersarung jarang pula nampak. Keindahan pakaian asli yang ditenun sendiri telah diganti dengan celana jeans mahal dan baju bermerk luar negeri.
2. Silaturrahmi antar keluarga, sudahpun mengalami kemerosotan. Sejak materi jadi tujuan hidup, tali kekerabatan menjadi terkikis dan sedikit lagi waktu akan putus oleh kapitalisme dengan kekuatan neoliberlisme. Bukankah kita orang bebas?
3. Orientasi pendidikan, makin sedikitnya generasi terdidik yang berilmu tinggi karena tujuan belajar adalah untuk mendukung karir dan gaya hidup hedonis sesuai dengan cita cita kaum neoliberalis.
4. Menghilangnya bahasa Sasak, semua anak kecil di dasan telah mulai berbahasa Indonesia. Kata kata: saya tak bisa berbahasa alus (formal form) adalah alasan untuk tidak berbahasa Sasak bisasa. Generasi Sasak sekarang menggunakan bahasa Sasak yang sangat kacau gramitika dan strukturnya.
5. Santai meton! Adalah sebuah ungkapan yang diucapkan sangat sering, baik saat baru bangun tidur apalagi setelah sedikit bekerja. Mana ada pemuda Sasak mau bekerja keras, kalaupun ada masih terlalu minoritas untuk dapat menyokong ekonomi mereka. Pengaruh dunia luar terutama gaya hidup Barat ditelan mentah mentah. Relax di Barat adalah untuk orang yang telah bekerja sepanjang hari dan tidurnya hanya 5 -6 jam. Mereka menghasilakn uang yang lebih dari cukup untuk mendukung gaya hidup yang sesuai disana. Lihat sekarang, ummat Islam yang taat itu, ikut berlibur dihari Natal dan hari minggu sepanjang tahun! Kalau mau istikomah, tidak ada Natal dan misa hari Minggu mengapa anak Sasak ikut menikmati liburan padahal mereka kebanyakan libur daripada beraktifitas produktif. Peringatan bahwa kelak ummat Islam akan dikelabui musuh bahkan diajak masuk lubang biawakpun mau, sudah terbukti dialami anak Bangsa Sasak. Libur Natal dan Tahun baru ditunggu tunggu. Hari Valentine membuat mereka heboh. Cara bergaul yang bebas antara pria dan wanita merajalela. Apalagi yang kurang, tidak ada, bukankah Anak sasak adalah muslim yang taat.
Generasi instan Sasak ini benar benar menghawatirkan, lebih lebih dengan semakin terbukanya akses lewat pariwisata, semuanya serba memudahkan karena para pejabat hanya mencari keuntungan cepat. Semua ditawarkan kepada investor, tanah dan hidup anak bangsanya. Para birokrat hanya berpikir mencari keuntungan sesaat mumpung sedang berkuasa. Kalau perlu semua dimekarkan agar ada kursi jabatan baru untuk anak cucu. Sehingga Lombok penuh dengan kepala desa/lurah, camat, bupati dan wali kota serta kelak mungkin gubernur baik yang aktif maupun yang pensiun Pendek kata harus dicari startegi mengeruk keuntungan diri selagi bisa.
Mentalitas para birokrat dan pemimpin anak bangsa Sasak ini sangat menyerupai komunis atau sosialis ala Kuba, semua mau diangkat jadi pejabat Negara dan mungkin kelak semua dapat pensiun juga. Rupanya neoliberlis dapat juga diterapkan dengan sedikit bergaya eklektik, ambil ini ambil itu tanpa ketahuan. Termasuk mengganyang sisa pembangunan dari pejabat birokrat terdahulu. Mereka sebenarnya belum siap berdemokrasi ria, belum sanggup membedakan mana kepentingan bangsa dan pribadi, perasaan dibawa bawa dalam memanage Negara. Ini semua berakar dari pemahaman seolah jadi pejabat adalah sama dengan penguasa. Dasar pemabuk disiang bolong. Generasi muda Sasakpun ikut dibuai sehingga semua ingin jadi PNS. Kalau tidak PNS tidak mau, malah ada yang mesobe dan berempak sambil nangis kalau tak dapat jadi PNS akan menyantet kakanwil!
Sasak sekarang adalah bangsa ultra modern sama dengan bangsa besar seperti Amerika, Jepang dan Eropah. Mereka minum coca cola meskipun tidak tahu apa itu coca cola. Coca cola adalah bahasa Spanyol coca berarti Koka/-ine dan cola berarti ekor! Apakah umat islam yang mengharamkan Babi boleh menikmati produk turunan yang berasal dari babi? Nah kokaine itu haram maka produk turunan alias ekornyapun haram toh? Kaffah bagaimana side ine?
Mereka bangga membeli levis sebuah merk jeans yan dibuat Yahudi Amerika, tiap , membeli kita langsung menyetor barang 10% atau lebih kepada pemilik merek dagang dan uang itu go to Israil berupa senjata pemusnah orang Palestina. Dan lihatlah sekarang kemurahan hati atau ketololan kita telah ikut membunuh 300 anak Palestina hanya dalam beberapa hari ini!
Sebentar lagi akan ada pizza dan Mc Donald atau KFC dan sejenisnya yang menyajikan ayam impor pelecing dan beberok kangkung dan ekstra kelor dengan rajangan terong, perpaket 5000 rupiah saja. Dan berbondong bondonglah pemuda Sasak menyerbu tempat ber AC dan bersih itu makan dengan lahapnya dan ketika anak anak telah mengalami obesitas, maka sempurnalah bangsa ini. Warung warung inax Mae, le Ipah, dan amax Abung akan tutup bersama 350 warung lain tiap dibukanya satu pasar swalayan seperti Carrefour itu.
Wahai Bangsa Sasak, lawanlah penjajahan model baru ini, tapi terutama lawanlah nafsumu dan kebodohanmu sendiri. Maju Jaya Bangsa sasak!
Wallahualambissawab,
Demikian dan maaf,
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNE
Kamis, 21 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar