(Sasak.org) Minggu, 05 Oktober 2008 01:00
Orang Sasak adalah bangsa yang tak pandai merangkum kata sehinga terdengar langsung dan apa adanya dalam bertutur. Kalau lebih lama bersama mereka dapat dipastikan bahwa mereka akan mengalir bersama waktu dengan momot dan ngingik (bengong dan teresnyum senyum).
Kata kata yang memuji orang langka diucap, tapi cemooh dipakai untuk mentertawakan diri sendiri. Mereka adalah orang yang gembira tampa tertawa ria. Mereka adalah orang yang tabah dalam diam, mereka adalah orang yang tulus tanpa pamrih.
Ciri ciri itu masih terus hidup dalam keseharian bangsa Sasak. Mereka lambat belajar dan susah menyerap sesuatu yang baru. Dalam hal ini sifat tertutup sangat menghambat pembelajaran. Anehnya kaum elite intelektual mengalami hal yang sama, pemalu dan juga tertutup sehingga tampaklah bahwa kelompok kecil yang menikmati keistimewaan hidup itu sangat ekslusif dan tertutup pula.
Kelompok elite zaman dahulu membuat kelompok tersendiri yang disebut pedaleman dan mereka hidup bagaikan di getto Yahudi yang terpisah dari masyarakat luas. Orang ramai jadi menjaga jarak karena tak ingin tampak lebih rendah dari kaum pedaleman itu. Meskipun zaman telah berubah tetapi perkembangan kejiwaan Orang Sasak tak banyak berubah.
Kehidupan perekonomian masyarakat Sasak, berkembang mengikuti alur perwatakan mereka. Masih sangat primitif. Bahkan keprimitifan itu masih terbawa juga sampai diperantauan.
Strategi ekonomi sasak dapat dibagi dalam setidaknya 7 langkah :
1. Betukeran, seorang melakukan pertukaran barang dengan barang lain, seumpama 1 ekor kambing jantan ditukar dengan 2 ekor anak kambing.
2. Besandax, seseorang yang memerlukan uang akan menggadai barangnya pada orang lain dengan harga murah dan kalau hutang sudah lunas barang baru kembali. Pemilik barang sering mederita kerugian besar bila hutang yang tak seberapa itu tak kunjung ditutupi.
3. Ngijon, menjual hasil pertanian yang masih belum pasti besarannya, sehingga harga dapat sangat mencekik. Si pemilik menderita kerugian apalagi kalau panennya melimpah sedang si pembeli akan untung besar kecuali terjadi gagal panen. Kedua belah pihak mempunyai resiko tetapi pemiliklah yang paling mederita.
4. Bedea, ini adalah strategi satu satunya di dunia yang hanya Bangsa Sasak yang memperaktikkannya. Seseorang mempunyai beberapa bahan pokok untuk ditawarkan kepada orang lain, agar ditukar dengan beras atau uang. Bedanya dengan barter adalah bahwa nilai barang yang dibawa sama sekali tidak sesuai. Misalnya seseorang membawa seikat sayuran dan oleh peminat atau tepatnya penolong dihargai setengah kilo beras. Atau ubi yang seharga 1000 dibayar beras satu kilogram. Aktifitas bedea ini sangat ramai dimusim paceklik. Kegiatan itu jauh lebih baik dari pada mengemis. Orang orang yang sanggup bedea adalah orang yang paling piawai dalam marketing seandainya dibekali pelatihan yang cukup. Karena dari segi tata kerama mereka jauh diatas para salesman/girl yang memuakkan.
5. Haul, sebuah kegiatan musiman yang dilakukan hanya pada bulan ramadan. Kegiatan ini melibatkan kelompok dengan organisator. Mereka yang terlibat adalah pengemis musiman yang bukan orang miskin sesungguhnya. Ini adalah buah dari tradisi yang membesar besarkan suatu perayaan dengan berlebihan sehingga semua orang ingin ikut merayakan bahkan dengan mencari derma. Sungguh masyarakat yang timpang, satu pihak merasa wajib berbagi dipihak lain merasa punya kesempatan meminta haknya pada saat tertentu itu.
6. Mekir, kegiatan ini dilakukan oleh orang yang miskin secara ekonomi atau memang lemah dalam memperjuangkan peri kehidupannya alias pemalas. Kalau ada yang saya harus garis bawahi pada orang mekir, adalah bahwa mereka pantang menyerah, tidak dapat mengemis di seratus rumah akan didatangi seribu rumah dan mekir terus.
7. Maling, inilah malapetaka ekonomi yang merusak harkat martabat bangsa Sasak secara keseluruhan, tetapi bagi pelakunya merupakan kebanggan yang paling tinggi karena dapat memperdaya sebagian besar warganya yang lalai.
Maling adalah sosok dengan karakter paling kuat diantara semua yang disebut diatas. Mereka adalah manusia sasak paling militant dan terhormat. Tak ada kelompok lain yang bersedia mati dalam mempertahankan kehormatannya. Pernah saya lihat anak muda yang tertangkap mencuri dia diikat dipohon dan tiap orang datang menghantamkan kayu, pelingkak sampai linggis, darah mengalir dari telinga dan kepalanya bocor, waktu saya tatap matanya dia tersenyum, seolah mengajarkan pada saya, lihatlah aku, tak ada yang dapat membuatku menangis, saya melihat pemandangan seperti itu sejak balita. Dari situlah saya tahu bahwa maling adalah manusia Sasak paling tangguh. Aduhai seandainya para TG dapat menyiram hatinya, pastilah mereka berbalik semulia wali songo di Jawa.
Aku percaya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan segenap kekuatanku, oleh karena itu aku mohon kepadaNYA kiranya aku dapat dibimbing dalam CahayaNYA, yaitu jalan lurus yang senantiasa kuinginkan.
Hati yang terindah adalah hati yang paling sering disobek, untuk dibagikan kepada sesiapa yang memerlukan kasih, yang penuh bintik karena banyak jahitan, yang makin memperindahannya. Tiap kali engkau merasa iba sobeklah sedikit hatimu, berikan kepada yang memerlukan dan tiada berhati.
Wallahualambissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
Jumat, 22 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar