(Sasak.org) Rabu, 05 November 2008 01:00
Saya sangat bersyukur kepada Allah bahwa saya sempat belajar pada bangsa Sasak selama lebih 20 tahun. Amax selalu membawa saya dari satu tokoh ke tokoh lain. Kami kerap menyusuri lorong gelap dasan kami yang asri . Amax telah menuntunku tidak hanya mengambil pelajaran dari orang terkemuka di dasan, pun juga dari gesekan pohon bambu dan lambaian daun pisang yang sesekali mencipratkan embun ke wajah kami.
Dari merebot masjid dan guru ngaji saya belajar bahwa kita bukan penghuni bumi tapi dilempar oleh Allah sebagai rahmahNYA untuk mengalami apa yang kita namakan dunia. Berarti semua yang saya alami haruslah saya pandang sebagai suatu pembelajaran dan nilai ukur saya haruslah berdasar nilai nilai bawaan. Saya baru menyadari bahwa bersama dengan rahamahNYA yang melempar kita ke bumi didalam relung hati kita ada kitab petunjuk survival yang komplit.
Setelah survival kit alias peti keselamatan saya buka isinya adalah jantung merah berkedip kedip. Orang banyak menyebutnya Cinta. Saya berpikir bahwa barang antik ini, dia lebih antik dari pada kemanusiaan kita, tak dapat dikendalikan oleh manusia. Dia ada dan dapat digunakan tapi tak dapat dikendalikan. Dia kendaraan yang tak dapat disetir tapi siapa yang menumpang akan aman sampai ada keputusan berhenti beroperasi.
Saya sungguh tak mengerti barang antik satu ini, dia selalu ada dan berubah bentuknya berubah nilainya menurut keadaan kejiwaan dan pandangan seseorang. Inax dan Amax mencintai saya tanpa batas bagaikan sinar matahari yang terus berbinar dan hangat. Tapi saya mencintai mereka seperti bumi yang tak bercahaya mencoba menyinari langit…
Setelah saya akil balik tiba tiba alam makin berseri dan lebih indah dari biasanya, aduhai makhluk Allah yang berambut panjang itu biasanya tidak mengesankan tiba tiba jadi lain. Untung saya telah diajar tentang rahmah Allah yang melempar kita ke bumi, kalau tidak niscaya saya mengira cinta hanyalah rasa tertarik pada lawan jenis. Dan hukum alam biasa seperti pelajaran biologi untuk regenerasi semata.
Inax dan Amax serta guru ngaji saya sering membahas bahwa tiap insan telah ditetapkan jodoh dan yang lainnya secara detail. Kita manusia terlalu singkat hidupnya sehingga kita tak dapat melihat garis sejarah alam yang panjang. Sejarah manusia hanya sekitar 6 ribu tahun sejak nabi Adam, itupun tak banyak kita ketahui. Kita menganggap banyak hal sebagai kebetulan atau sudah nasib, padahal akal kita dan kemapuan nalar kita yang tak sanggup melihat agak lebih jauh.
Ketika ada dua anak manusia saling jatuh cinta, mereka merasa bahwa tidak ada yang lebih indah dan lebih penting dari pada diri mereka sendiri. Seolah kejadian itu hanya terjadi pada mereka dan pada saat itu saja. Seorang cowok dapat berbuat apa saja kalau sampai cinta tak terbalas begitupun cewek setali tiga uang.
Waktu SMA saya pernah bilang sama teman sekelas untuk iseng, sebab saya sampai detik ini tidak faham apa itu cinta sejatinya, saya bilang: “Kamu jadi pacarku saja ya?”. Saya kaget bagai melihat syetan, di jawab ya!…tuselax ngeres… saya hanya mau ngetes… saya malu sekali untung cewek itu cepat dapat pacar. Kalau tidak bagaimana saya mau bersandiwara tiap hari sampai dia bosan?. Saya jenis orang yang gak suka bikin perkara.
Di asrama ada senior kami yang kurang dari seminggu lagi akan DO, itung sendirilah berapa tahun angkatan lama boleh kuliah, kok sampai mau DO itu sungguh ruar biasa panjangnya waktu yang dimolorkan. Dia sahabat saya sekamar dari Loteng, namanya Adi Tursa. Dia perokok berat dan kerjanya menghabiskan wesel bulanan dari Amaxnya. Salah satu hobinya adalah merapal jampi jampi untuk ngerjain cewek yang dia taksir.
Suatu hari sekembali dari pulang lebaran di Lombok, dia membawakan oleh oleh yang banyak sekali, kayaknya dia paling kasian kepadaku, maklum saya perantau yang tak mau pulang sebelum selesai kuliah, ada makanan seperti umbi rumput teki yang digodog, ada jajan sasak yang tegelnya minta ampun, ada juga ikan kering termasuk gurita sebesar jendela dengan kaki panjang panjang dan matanya sedih, meskipun sudah kering masih kelihatan dukanya, mungkin waktu ditangkap sedang pacaran juga.
Malam malam dia suka membakar obat nyamuk dua buah sehingga kamarnya jadi penuh asap sampai saya keracunan dan pindah tidur, anehnya dia biasa biasa saja, mungkin sudah kebal karena perokok berat. Suatu malam kami sangkep berempat , melibatkan 2 pepadu mosot lain yang tidak punya pacar. Tiba tiba Adi Tursa, berbisik dan mengeluarkan botol kecil namanya inax intun! Dia bilang untuk membawanya menyeberang dua lautan dia menyembunyikan botol kecil itu dalam buah papaya hijau dan ditutup rapat seperti penyelundup narkoba dari Nigeria yang suka main mata di Bea Cukai itu.
Sumprit saya tidak pernah percaya pada hal hal kelenik seperti minyak sencolet segala, meskipun ada oknum anak asrama yang bikin banggruk dan yang lainnya jadi tukang mengobati, biar gratis makan mungkin…. Satu satunya keterlibatan saya menyangkut perkara perkelenikan di asrama, adalah saat oknum lain memanggil jaelangkung dan tidak tersedia orang yang akan jadi pengusirnya kalau terjadi sesuatu diluar kapasitas mereka. Saya dikerjain untuk mengusir roh jahat kalau macam macam. Sebenarnya saya tak tahu harus bagaimana tapi sebagai kepala suku saya sanggupi saja karena saya tidak percaya begituan. Mereka memanggil jaelangkung sampai tengah malam tidak datang juga, mereka kasak kusuk ada yang tertawa ada yang tegang dan merapal mantra dalam bahasa Kawi, saya mengerti berkat suka nonton wayang Kembang Kuning dan Lenek waktu kecil. Serta merta saya membaca surat surat pendek dan ayat kursi, bagaimanapun tidak percaya di Al Qur’an ada disebutkan praktik sejenis itu. Tak disadari saya yang sedang menghapal ayat pendek itu mempengaruhi prosesi pemanggilan jaelangkung. Setelah lewat tengah malam saya baru menyadari dan pergi menjauh, dan boom mereka didatangi dan jaelangkung kerasukan dan mereka tak dapat kendalikan, untung cepat dibuang ke sumur.
Mengenai inax intun itu, saya penasaran, hal bodoh ini tak mungkin terjadi, tapi sohib saya yang sudah kadaluwarsa itu menantang saya untuk mencobanya. Saya jengkel dan mencoba, masyaallah aromanya sepeti wangi wangian oleh oleh jemaah haji itu. Saya diajar rapal dan menyebut nama gadis yang saya ingin ketemui besok. Saya lakukan juga dan saya sebut satu nama gadis yang ingin saya jumpai. Ketika masuk kampus saya memutar lewat jalan yang tak pernah saya lewati entah karena sengaja atu tidak, pada jam tertentu sesudah kuliah ditempat yang tak pernah saya lewati itu saya sungguh bertemu dengan gadis itu dan saya tak dapat berkata kata hanya; hai….kata saya dan dia tersenyum ramah menatap saya lama… untung saya gak jatuh cinta. Ceritanya makin panjang karena semua teman cewek di kampus menatap saya keheranan selama kuliah berlangsung, saya takut sekali kalau sampai semua jatuh cinta, alhamdullillah sesudah bubar kuliah sebagian mendatangi saya menanyakan mengapa parfum saya sangat tajam dan tumben pakai…aduuh malunya, intun… intun nasib mu di Jogja!
Cinta yang disalah fahami menjadi bencana diman mana, Romeo dan Yuliet mati, Rama dan Sinta pisahan dan banyak lagi kisah yang menyeramkan yang terjadi di Lombok sana. Cinta sesungguhnya adalah karunia yang harus dibagi kepada semua makhluk di semesta alam ini. Kalau kita jatuh cinta betapapun besarnya, jangan sampai kita memaksa orang untuk mencintai kita juga. Cinta haruslah seperti hujan yang menumbuhkan isi bumi tempat berteduhnya semua makhluk. Cinta adalah percaya kepada kehendak Allah. Cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai melakukan apa yang harus dilakukan untuk kemaslahatan dia. Cinta dalam survival kit itu adalah gaib tak ada tangan manusia yang dapat mengaturnya, karena cinta adalah karunia terbesar yang kebesarannya tak dapat direngkuh oleg ego kemanusian kita.
Wallahulam bissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
Glosarium
Tegel – keras
Sencolet – minyak senyongnyong
Inax Intun – nama minyak sencolet Sasak
Sumprit – sumpah
Banggruk - kesurupan
Jumat, 22 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar