Oleh : Liou Chen Sheng alias Lalu Muhamad Jaelani
8 Februari 2008. 2:05 pm. Karena cinta, sebuah pertemuan itu terjadi. Hazairin R. Junep (HRJ), Sosok manusia tangguh itu mengawalinya dari sebuah pesan pendek. Keinginannya untuk bergabung dalam komunitas Sasak (KS) yang kala itu masih kecil dan anggotanya tidak lebih dari seratus orang.
Awal yang memikat ketika ia sebagai anggota baru di mailing list KS. Ia menghentak dan langsung tampil memprotes semua yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Lebih dari enam bulan diawal bergabungnya, tulisan-tulisan tajam dan menyengat mengalir di milis itu. Banyak yang terperangah dan menganggapnya hanya sebagai ledakan emosi pemuda tanggung. Namun lambat laun, sang petutur ini membuktikan diri sebagai orang yang konsisten dengan sepak terjangnya, konsisten untuk mencambuk setiap pemuda Sasak.
Saya mengenal HRJ sebagai seorang pribadi yang tidak kenal lelah dan pantang menyerah. Dia memiliki cinta yang menggelora untuk mengabdikan dirinya pada bangsa Sasak. Kata-katanya yang terkadang tajam dan memporak-porandakan jantung pembacanya teramat sering disalahartikan, terutama bagi mereka yang belum mengenalnya dengan dekat. Dalam Cintanya, HRJ memiliki perhatian. Perhatian yang sangat dalam terhadap kehidupan dan masa depan bangse Sasak. Dalam cintanya, HRJ memiliki tanggung jawab, cinta yang ia hadirkan sebagai wujud tanggung jawab yang kuat. Meskipun berada di tanah rantau, hatinya tergugah untuk turut mendorong percepatan bangkitnya peradaban Sasak.
Dalam cintanya, HRJ memiliki perasaan hormat. Wujud hormat itu dia tuangkan dengan cara yang berbeda. Dia memberikan kritik tajam pada simbol-simbol ketokohan bangse Sasak, karena ia tidak ingin ketokohan mereka memudar akibat disalah gunakan. Dalam Cintanya, HRJ juga memiliki pengetahuan. Pengalamannya berkelana ke berbagai negara sebagai budayawan dan sastrawan kelas dunia menjadikannya sosok yang kaya pengetahuan. Pengetahuan itu tidak pernah lelah ia sebarkan dan tularkan kepada para pemuda yang haus akan ilmu, goyah panduan hidupnya dan butuh penuntun hidup.
Anda dapat menemukan perhatian, tanggung jawab, perasaan hormat dan pengetahuan HRJ dalam rangkaian dawai cintanya di buku ini.
Jangan ada lagi pepadu yang momot meco, bangse Sasak sudah sekian lama dalam keterpurukan, kini saatnya mengobarkan semangat revolusi peradaban untuk kemajuan bangsa Sasak.
Taiwan, 27 mei 2009
Center for Space and Remote Sensing Research
National Central University
Republic of China, TAIWAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Rasanya gak sabar menunggu terbitnya DDK, walaupun sudah membaca berulang-ulang tulisan miq junep memang tetap up to date.
Ada satu saran tiang, sebagian besar tulisan miq junep mengandung tamparan cinta yang akan menggugah kebekuan hasrat kebangkitan dari sebuah kebingungan yang teramat dalam. Memang itulah kenyataan masyarakat sasak. Dan sangat mubazzir rasanya kalau tulisan2 itu kita nikmati sebatas tataran kesadaran tanpa tindak. Dari setiap tulisan miq junep telah tersirat sebuah grand strategi untuk kejayaan bangsa sasak. Namun tiang agak ragu seberapa banyak manusia sasak yang mampu menangkap pesan2 itu, kalaupun mereka pintar tetapi kecongkakakn dan kekolotan akan mengubur itu semua.
Tiang berharap di akhir buku itu Miq Junep menambah sebuah tulisan berjudul "SASAK:QUO VADIS" yang secara lebih gamblang mengarahkan (langkah2 nyata) para pemban selaparang untuk membawa sasak menjadi Rahayu.
Posting Komentar