(Sasak.org) Selasa, 17 Februari 2009 07:07
Malam sudah larut saat saya mulai tidur di bangku panjang stasiun Tugu Jogjakarta, saya menaruh buku dan sikat gigi, di pangkal sandaran samping kiri, dua benda yang selalu menjadi teman kemanapun pergi. Sepanjang malam itu saya mengenang teman teman saya di UNRAM yang berasal dari seantero tanah Sasak. Mereka sungguh banyak memberi inspirasi meskipun pergaulan kami sangat singkat.
Tiba tiba dua pencoleng datang dan berkeluh kesah persis didepan saya. Seorang berkata ketus bahwa dia baru saja ditipu oleh si gendut salah satu kawan mereka. Dia berkata: " sialan si gendut itu! aku ditipunya mentah mentah, hasil operasi cuman dikasi cepek! Bajingan nggak, bajingan enggak!". " Ya, bajingan banget!" jawab yang satunya. Demikianlah orang sering lupa bahwa dia adalah bagian tak terpisahkan dari orang lain yang bahkan dikutuknya itu.
Anak muda Sasak kerap sekali mengeluarkan istilah istilah yang sebenarnya lebih sering mengenai dirinya sendiri tetapi tidak begitu mengetahui asal usul dan makna istilah yang digunakan. Kalau kita memanggil teman, kita sering menggunakan kelekan atau nama
panggilan. Kelekan cenderung merupakan bentuk singkat dari nama seseorang misalnya Jaelani menjadi Jen. Bisa juga merupakan bentuk diminutif dari nama itu misalnya Hassan menjadi Acang dan sejenisnya.
Kalau seseorang sedang jengkel kepada temannya maka tak segan segan dipanggilnya temannya itu dengan parapan atau paraban. Paraban dari verba aba, mengandung arti merendahkan seseorang dengan menyebut kekurangannya. Misalnya kakak saya dipanggil Dagul karena bentuk kepalanya. Ada juga yang dipanggil Bonyong untuk yang berkepala dengan tonjolan berbeda.
Dalam pergaulan sehari hari sungguh banyak kita dengar istilah yang mengacu pada identifiaksi karakter bangsa Sasak. Mulai dari titel yang mengandung rasa hormat sampai paraban yang sangat memalukan.
Titel, sebutan dan paraban bangsa Sasak yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sasak Lokax
Sasak lokax yang berasal dari Sasak dan loka. Loka dalam bahasa Sanskerta berarti tempat. Di berbagai candi dan keraton kuno ada tempat yang disebut loka pala. Loka pala adalah tempat utama atau balairung. Sasak Loka Pala berarti Sasak tempat utama.
Orang yang dapat diberi titel Sasak Lokax adalah orang yang berilmu tinggi, bijaksana dan berakhlak mulia. Mereka itu adalah para ulama dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Para budayawan, filusuf, ahli sains dan teknology, termasuk salah satunya adalah TG yang berilmu pengetauan luas. Orang ini memiliki sifat ilmiah dan taat azas.
2. Sasak Kelet
Sasak kelet adalah Sasak yang sangat kuat berpegang teguh pada ajaran kesasakannya. Kelet berasal dari kata kolot. Mereka adalah Sasak beraliran ortodoks. Bergaya tradisonal dan memiliki karakter kuat dan militan. Sifatnya adalah REGEN yaitu antusias dalam melaksanakan tugas. GIRANG yaitu selalu gembira dan TUHU yaitu bekerja keras dan sangat tulus.
3. Sasak Lebung
Sasak Lebung adalah paraban atau sebutan yang mencerminkan karakter rapuh dan fanatik. Orang pagah itu masuk di kelompok ini. Mereka sering ikut arus kemana saja. Mereka banyak dimanfaatkan karena kefanatikannya. Inilah potensi terbesar di Gumi Sasak. Mereka harus diarahkan agar menjadi kekuatan dahsyat dalam membangun masa depan bangsa.
4. Sasak Lebon
Sasak Lebon diambil dari kata Lebon yang berarti empuk, mudah ditekan dan langsung penyok seperti ubi rebus atau balon. Orang ini punya ciri ciri bodoh, gampangan tidak taat azas dan kajuman.
5. Sasak Embus
Sasak Embus diambil dari kata embus atau busuk sering disingkat SABUS orang ini berhati busuk, hianat, munafik dan licik. Mereka suka mencuri, menipu, korupsi, tukang kawin cerai* dan melakukan kejahatan kecil dan besar.
Selain itu ada sebutan yang lebih netral yaitu SASAK BELEG dan SASAK TULEN. Sebutan ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang pantas disebut SASAK. BELEG artinya persis sesuai dengan karakter yang menjadi ciri SASAK. Pada umumnya orang menyebut SASAK BELEG atau TULEN karena seseorang dianggap mumpuni. Mereka yang berprestasi di bidang pendidkan dan usaha sering mendapat julukan itu untuk memuji. Tapi masih ada saja yang menggunakannya untuk maksud negatif, misalnya; Pagah! Sasak Beleg kamu!.
Dengan mengenal jati diri kita semoga anak bangsa Sasak segera bangun dan mulai merajut bagian bagian yang kurang rapi dan bergegas menjemput masa depan yang gemilang. Maju dan Jayalah bangsa Sasak!.
Wallahualam bissawab
Demikian dan maaf
Yang ikhlas
Hazairin R. JUNEP
* istilah tukang kawin cerai yaitu mengenai orang yang tidak berniat membangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. mereka menyepelekan kesakralan pernikahan
Rabu, 20 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar